Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (National Aeronautics and Space Administration/NASA) mengatakan, bahwa ada 300 juta planet di galaksi Bima Sakti yang berpotensi layak huni alias bisa dihuni oleh makhluk hidup, termasuk manusia. Hal itu didapat berdasarkan hasil penelitian Teleskop Luar Angkasa Kepler milik NASA yang berlangsung selama sembilan bulan.
ADVERTISEMENT
Ilmuwan di seluruh dunia meneliti data Kepler selama bertahun-tahun. Hasil studi yang dirilis The Astronomical Journal menjelaskan, setidaknya ada sekitar 300 juta planet berpotensi layak huni, yang berarti sebuah planet yang terdiri dari daratan dan batuan yang mendukung keberadaan air di permukaannya.
Angka itu adalah perkiraan kasar karena kemungkinan ada lebih banyak planet layak huni lain. Adapun planet layak huni yang terdekat berada pada jarak 20 tahun cahaya dari Bumi.
“Kepler telah memberitahu kami tentang miliar planet, tapi sekarang kami tahu sebagian besar planet itu mungkin berbatu dan dapat dihuni,” ujar Steve Bryson, penulis utama studi yang juga merupakan peneliti NASA .
Menurut perkiraan NASA, galaksi Bima Sakti punya sekitar 100 hingga 400 miliar bintang. Setiap bintang setidaknya memiliki satu planet. Artinya, kemungkinan besar ada triliunan planet di luar tata surya kita, kendati yang berhasil dikonfirmasi jumlahnya hanya ribuan.
ADVERTISEMENT
Banyak faktor yang memengaruhi sebuah planet bisa dihuni atau tidak, termasuk atmosfer dan komposisi kimianya. Namun dalam penelitian ini, para ilmuwan mempersempit kriteria planet bisa dikatakan layak huni. Pertama, para peneliti mencari planet dengan jarak ideal antara planet dan bintang sehingga suhu di planet tersebut tidak terlalu panas dan dingin.
Planet layak huni harus berada di zona aman atau yang disebut Zona Goldilocks untuk mendukung adanya air di permukaan. Dengan memanfaatkan data dari misi European Space Agency’s Gaia, kini NASA juga dapat menganalisis suhu di planet layak huni ke dalam analisis mereka.
"Kami selalu mendefinisikan kelayakhunian hanya dalam istilah jarak fisik planet dari bintang, sehingga tidak terlalu panas atau dingin, membuat kami banyak asumsi," kata ilmuwan NASA dan penulis studi, Ravi Kopparapu, dalam rilisnya sebagaimana dikutip CNN. “Data Gaia tentang bintang memungkinkan kami melihat planet ini dan bintangnya dengan cara yang sama sekali baru."
ADVERTISEMENT
Setelah menghitung faktor-faktor ini, para peneliti menggunakan perkiraan konservatif bahwa 7 persen bintang mirip Matahari memiliki planet layak huni. Kemungkinannya bahkan bisa mencapai 75 persen.
NASA mengatakan, pihaknya bersama badan antariksa lain akan terus menyempurnakan perkiraan dalam penelitian di masa depan, yang akan membantu membentuk rencana untuk tahap selanjutnya dari penemuan exoplanet atau planet layak huni. Saat ini, TESS NASA adalah misi baru pemburu exoplanet.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 20:55 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini