Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ngeri! Bangladesh Pernah Dilanda Hujan Batu Es Raksasa Seberat 1 Kilogram
11 Desember 2024 21:42 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Distrik Gopalganj di Bangladesh pernah dilanda hujan es mematikan pada 14 April 1986. Menurut World Meteorological Organization’s World Weather, bobot bongkahan es yang jatuh dari langit kala itu mencapai 1 kilogram.
ADVERTISEMENT
Peristiwa tersebut menyebabkan 92 orang meninggal. Ini sekaligus menjadi bola es raksasa terberat di dunia yang jatuh dari langit.
Beberapa negara di dunia masih dilanda hujan es sampai saat ini, dan masih akan terjadi di masa depan. Para peneliti memprediksi hujan es akan jauh lebih sering terjadi akibat perubahan iklim yang meningkatkan frekuensi kejadian cuaca ekstrem .
Guna membantu dunia bersiap menghadapi hujan es ekstrem di masa depan, sekelompok ilmuwan melakukan serangkaian penelitian dengan mengamati bola-bola es raksasa yang jatuh dari langit selama badai mematikan terjadi di Catalonia, Spanyol, pada 2022. Tujuannya untuk mengetahui bagaimana bola-bola es raksasa terbentuk.
Berdasarkan studinya di jurnal Frontiers in Environmental Science, peneliti melihat sampel batu es raksasa yang disimpan oleh penduduk lokal Catalonia di lemari es. Batu raksasa terbesar berdiameter mencapai 12 cm. Tim lantas mempelajari batu es dengan teknik baru yang sudah dikembangkan.
ADVERTISEMENT
“Kami ingin menggunakan teknik yang bisa memberikan informasi lebih banyak mengenai lapisan internal batu es, tapi tanpa merusak sampel,” papar Profesor Xavier Ubeda, penulis senior dan peneliti dari University of Barcelona. “Kami tidak berharap memperoleh citra sejelas yang kami dapatkan.”
Pendekatan baru ini dilakukan dengan cara mengamati bagian dalam batu es menggunakan pemindaian tomografi terkomputasi (computed tomography/CT) dan meninjau gambar yang dihasilkan. Batu es yang terbentuk bulat sempurna terungkap memiliki lapisan perkembangan tidak teratur di dalamnya, dengan inti yang dikenal sebagai embrio jarang berada di bagian tengah.
“CT scan memberikan informasi terkait kepadatan, yang memungkinkan kita mengidentifikasi lapisan-lapisan batu berbeda yang terkait dengan tahap-tahap pertumbuhan hujan es,” imbuh Profesor Javier Martin-Vide, rekan penulis dan peneliti di University of Barcelona. “Pemindaian ini juga membantu kita memahami proses-proses yang berkontribusi terhadap pembentukannya.”
ADVERTISEMENT
Pendekatan ini jadi yang pertama di dunia sains, dan dapat membantu kita memprediksi kapan badai mematikan, seperti yang mengguncang Semenanjung Iberia pada 2022, akan datang.
"Kami menunjukkan bahwa teknik pemindaian CT memungkinkan pengamatan struktur internal batu es tanpa merusak sampel," simpul penulis utama, Carme Farnell Barqué, yang merupakan seorang peneliti di Badan Meteorologi Catalonia. "Ini adalah pertama kalinya kami melakukan pengamatan langsung terhadap seluruh struktur internal batu es, yang dapat memberikan petunjuk untuk meningkatkan prakiraan pembentukan hujan es."