Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pasien Suspect Corona di RSUP Kariadi Meninggal karena Bronkopneumonia, Apa Itu?
27 Februari 2020 11:37 WIB
ADVERTISEMENT
Direktur Medik dan Keperawatan RSUP dr. Kariadi, Agoes Oerip Poerwoko, menegaskan bahwa pasien suspect virus corona yang meninggal di RS Kariadi dipastikan bukan karena COVID-19, melainkan Bronkopneumonia. Penyakit yang diidap pasien itu telah menyebabkan kerusakan paru-paru dan saluran pernapasan karena terjadi infeksi.
ADVERTISEMENT
"Yang jelas bukan virus corona. Penyebab infeksi di paru-paru banyak sekali, bisa virus, bakteri, jamur atau makhluk hidup yang lain. Kasus yang kemarin meninggal bisa terjadi dengan sebab apapun, termasuk bakteri. Ini bronkopneumonia, tingkat kematiannya memang tinggi," tutur Fathur Nur Kholis, Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) RSUP dr Kariadi, di Semarang, Rabu (26/2).
"Bapak yang kemarin meninggal tingkat bronkopneumonia itu sangat berat, tingkat kerusakan paru-parunya cukup berat, kemungkinan penyebabnya bakteri.”
Dalam jurnal medis yang diterbitkan tahun 2014 oleh Andy Samuel,dari Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dijelaskan, Bronkopneumonia merupakan salah satu bagian dari penyakit Pneumonia. Penyakit ini biasanya menyebabkan peradangan dari saluran pernapasan yang terjadi pada bronkus sampai dengan alveolus paru.
Lebih jelas, Bronkopneumonia (pneumonia lobaris) diartikan sebagai suatu infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah dari parenkim paru melibatkan bronkus/bronkiolus, berupa distribusi berbentuk bercak-bercak (patchy distribution) yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi, seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing.
ADVERTISEMENT
Bronkopneumonia biasanya dimulai di bronkiolus terminalis. Bronkiolus terminalis menjadi tersumbat dengan eksudat mukopurulen, membentuk bercak-bercak konsolidasi di lobulus yang bersebelahan.
Penyakit ini seringnya bersifat sekunder, mengikuti infeksi dari saluran napas atas, demam pada infeksi spesifik dan penyakit yang melemahkan sistem pertahanan tubuh. Pada bayi dan orang-orang yang lemah, pneumonia dapat muncul sebagai infeksi primer.
Bronkopneumonia memang lebih sering menyasar balita dan anak-anak, biasanya disebabkan oleh bakteri streptokokus pneumonia dan Hemofilus influenza yang sering ditemukan pada dua pertiga hasil isolasi.
Anak dengan daya tahan tubuh atau imunitas terganggu akan lebih mudah terserang Bronkopneumonia. Selain imunitas, faktor iatrogen juga memicu timbulnya penyakit ini, misalnya, trauma pada paru, anestesi, dan pengobatan dengan antibiotik yang tidak sempurna.
ADVERTISEMENT
Adapun gejala-gejala dari Bronkopneumonia di antaranya adalah sesak napas, demam, batuk berdahak dan pilek, muntah, BAB cair, kejang, sianosis, dan penurunan kesadaran selama demam berlangsung. Jika tidak segera diobati, Bronkopneumonia bisa menyebabkan kematian.
Oleh karena itu, penegakkan diagnosis berdasarkan gejala klinis dan penatalaksanaan awal pneumonia harus segera diberikan pada pasien Bronkopneumonia.