Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Peneliti BRIN Temukan Tumbuhan Paku Spesies Baru di Hutan Papua Nugini
8 Januari 2022 10:00 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Wita Wardani, Peneliti Bidang Botani Pusat Riset Biologi BRIN mengatakan, temuan ini menjadi sangat penting sebagai langkah dari menggali informasi variasi dan inventarisasi jenis tumbuhan paku, khususnya di wilayah fitogeografi Malesia.
Wita menerangkan, jika dilihat sepintas tutupan permukaan tangkai dan rakis daun jenis baru nampak berbeda. Dan berdasarkan pengamatan lebih lanjut menggunakan mikroskop di Herbarium Bogor (BO), tumbuhan yang kini diberi nama Deparia stellata memang dikonfirmasi sebagai jenis baru. Adapun penelitian Deparia Stellata telah terbit di jurnal Reinwardtia pada 6 Desember 2021.
ADVERTISEMENT
“Setelah pengamatan dengan mikroskop, ciri khas jenis baru ini teramati dengan lebih jelas, baik variasi bentuk, ukuran dan posisinya terhadap ciri yang lain. Mikroskop juga memudahkan ahli line drawing Wahyudi Santoso untuk menggambar detail spesimen secara akurat. Selanjutnya penyelesaian gambar dengan detail yang cukup banyak ini dilakukan melalui proses diskusi dan pengamatan bersama yang lumayan intensif,“ papar Wita.
Lebih lanjut Wita bilang, rambut-rambut bintang berwarna gelap kemerahan yang menyelimuti rakis dan kosta (tulang daun) tidak pernah ditemukan pada jenis Deparia. Begitu juga sisik dengan tepian berambut tak beraturan.
“Ciri ini tidak biasa bagi marga ini. Namun rambut-rambut bintang yang serupa teramati pula pada Diplazium stellatopilosum, jenis dari marga yang berbeda namun masih dari suku yang sama yang juga ditemukan di wilayah Papua Nugini,” katanya.
ADVERTISEMENT
Membedakan Deparia dengan Diplazium cukup mudah, kata Wita. Perbedaannya dapat dilihat dari parit pada kosta yang tidak menerus pada Deparia. Namun kebalikannya pada Diplazium. Karakter rambut bintang diperkirakan sebagai ciri khas jenis dari daratan Papua, khususnya di bagian timur, namun perlu dilakukan kajian yang lebih menyeluruh untuk memastikannya.