Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Apakah kamu merasa pada 21 Maret 2019 lalu suhu udara terasa lebih panas? Bisa jadi ini adalah pengaruh dari fenomena equinox . Sebuah fenomena astronomi di mana matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa dan secara periodik terjadi dua kali dalam setahun, yaitu 21 Maret dan 23 September 2019.
ADVERTISEMENT
Pada tanggal tersebut, matahari akan berada tepat di atas garis khatulistiwa sehingga pemanasan atau radiasi matahari akan lebih banyak diterima oleh permukaan Bumi, terutama daerah-daerah yang berada di sekitar khatulistiwa.
Adapun daerah-daerah di Indonesia yang secara langsung merasakan dampak equinox Ternate, Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Barat, dan berakhir di Pulau Telo Sumatera Utara.
Berdasarkan penjelasan Kepala Sub Bidang Prediksi Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Agie Wandala Putra, efek dari fenomena equinox dapat menimbulkan suhu udara terasa sedikit lebih panas. Tetapi tidak mencapai ekstrem, karena suhu udara maksimum di Indonesia normalnya berkisar antara 32 - 36 derajat Celcius.
Saat fenomena ini berlangsung, durasi siang dan malam dipastikan hampir sama di seluruh bagian bumi.
ADVERTISEMENT
“Perlu diingat bahwa equinox tidak sama seperti gelombang panas (heat wave) yang sering terjadi di negara-negara subtropis,” ungkap Agie saat dihubungi kumparanSains, Sabtu (23/3).
Selain itu, meningkatnya suhu udara juga menyebabkan tingkat penguapan. Hal ini dapat memicu pertumbuhan awan yang lebih cepat serta curah hujan yang lebih tinggi. Terjadinya gelombang tinggi juga bisa jadi dampak lain dari fenomena ini. Terutama di wilayah khatulistiwa.
Namun, menurut Agie, fenomena ini sebenarnya lazim dan masih aman bagi masyarakat untuk melakukan aktivitas di dalam maupun di luar rumah. “Kita hanya akan merasakan udara yang lebih panas dan terik, tapi tidak sampai membahayakan,” imbuh Agie.
Bisa ganggu siaran televisi berbasis satelit
Dampak lain dari equinox juga bisa mengganggu siaran televisi yang memanfaatkan satelit. Sering kali penyedia siaran televisi tersebut menyebut masalah ini dengan "sun outage"
ADVERTISEMENT
Saat equinox terjadi, posisi Bumi, satelit pemancar siaran televisi, dan Matahari, berada dalam posisi sejajar. Gelombang radio yang dihasilkan Matahari bakal mengganggu gelombang radio yang dipancarkan oleh satelit televisi.
Dalam kondisi ini, penerimaan sinyal dari satelit ke stasiun transmitter terganggu selama beberapa saat sehingga pelanggan di rumah tidak dapat menerima siaran televisi. Gangguan ini tidak terjadi dalam waktu lama, mungkin hanya hitungan menit atau jam.