Perubahan Iklim Bikin Gurun Sahara Banjir, Pertama dalam 50 Tahun Terakhir

13 Oktober 2024 10:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pohon palem terendam banjir akibat hujan lebat di gurun Merzouga, dekat Rachidia, tenggara Maroko, Rabu, 2 Oktober 2024. Foto: AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Pohon palem terendam banjir akibat hujan lebat di gurun Merzouga, dekat Rachidia, tenggara Maroko, Rabu, 2 Oktober 2024. Foto: AP Photo
ADVERTISEMENT
Fenomena langka terjadi di Gurun Sahara. Wilayah yang selalu kering dan gersang tiba-tiba diguyur hujan deras, membuat daratan di sana tergenang air, menciptakan oasis di tengah pohon palem.
ADVERTISEMENT
Gurun Sahara merupakan salah satu tempat terkering di dunia. Jarang sekali hujan turun di sana. Namun, di akhir musim panas 2024, hujan lebat tiba-tiba turun di Sahara. Daerah yang dilanda hujan masuk dalam pemerintahan Maroko.
Otoritas Maroko mengatakan, dalam dua hari terakhir di bulan September, di beberapa daerah curah hujan melebihi rata-rata tahunan, lebih dari 250 milimeter per tahun, termasuk Tata, sebuah daerah yang paling parah terdampak banjir.
Di Tagounite, sebuah desa di Sahara dengan luas sekitar 450 kilometer di selatan ibu kota Rabat, curah hujan tercatat lebih dari 100 milimeter dalam jangka waktu 24 jam.
Badai itu meninggalkan jejak yang memukau berupa air mengalir deras melalui pasir Sahara di tengah kastil dan tumbuhan gurun. Satelit NASA memperlihatkan air mengalir deras mengisi Danau Iriqui, dasar danau terkenal antara Zagora dan Tata yang telah kering selama 50 tahun.
ADVERTISEMENT
Pohon palem terendam banjir akibat hujan lebat di gurun Merzouga, dekat Rachidia, tenggara Maroko, Rabu, 2 Oktober 2024. Foto: AP Photo
Di daerah gurun yang sering dikunjungi wisatawan, mobil melaju melewati genangan air, sedangkan orang-orang mengamati pemandangan itu dengan terkagum-kagum.
Hujan yang terjadi di Sahara belakangan disebut ahli meteorologi sebagai badai ekstratropis, bisa mengubah arah cuaca di wilayah tersebut dalam beberapa bulan atau bahkan tahun mendatang karena udara menahan lebih banyak air, sehingga menyebabkan lebih banyak penguapan dan mengundang lebih banyak badai.
Kekeringan selama enam tahun berturut-turut telah memengaruhi kehidupan penduduk Maroko, memaksa para petani membiarkan ladangnya kosong, masyarakat di kota dan desa membatasi penggunaan air.
Curah hujan tinggi akhir-akhir ini kemungkinan akan membantu mengisi kembali akuifer air tanah di bawah gurun, dan bisa digunakan untuk pasokan air masyarakat di sana. Waduk yang dibendung di wilayah tersebut dilaporkan kembali terisi. Namun, belum diketahui seberapa besar hujan September bisa mengurangi kekeringan.
ADVERTISEMENT
Apa yang terjadi di Gurun Sahara adalah dampak nyata dari perubahan iklim yang membuat cuaca di Bumi semakin tak menentu.