Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pria Lumpuh dengan Implan Otak Berbicara untuk Pertama Kalinya: Minta Bir
27 Maret 2022 19:46 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Ini kisah seorang pria yang lumpuh total akibat ALS dan tidak dapat berkomunikasi berbulan-bulan. Dia kehilangan kemampuan menggerakkan anggota tubuh, bahkan tak bisa menggerakkan bola matanya. Setelah dipasangkan sebuah implan otak, pria tersebut dapat mengirim pesan teks melalui gelombang otak yang ditransfer ke komputer. Salah satu pesan pertama yang ia tulis adalah; minta bir.
ADVERTISEMENT
Pria berumur 36 tahun tesebut menderita amyotrophic lateral sclerosis (ALS), penyakit kelumpuhan yang membuat penderita tidak bisa menggerakkan otot.
ALS adalah penyakit yang diderita ilmuwan terkenal Stephen Hawking , yang memaksanya selalu berada di kursi roda. Hawking berbicara dengan menggerakkan otot pipinya sebagai input komputer. Kebetulan, otot pipi Hawking masih bisa menggerakkan otot pipinya. Kemudian, komputer itu menerjemahkannya menjadi huruf dan kata.
Kembali ke kasus pria di awal. Berbeda dengan Hawking, pria ini tidak memanfaatkan alat yang menggerakkan otot pipinya menjadi ucapan, tapi ia dipasangkan implan yang langsung mendeteksi aktivitas otak . Jika kita membayangkan satu huruf, akan ada bagian khusus di otak yang aktif. Begitu pula jika kita membayangkan huruf yang lain. Gelombang otak inilah yang dibaca dan diterjemahkan menjadi huruf pada kasus pria ini.
Implan ini belum dapat digunakan untuk berbicara verbal dengan kecepatan tinggi. Dibutuhkan waktu satu menit untuk mentransfer satu gelombang otak menjadi satu huruf dari otak si pria. Implan otak si pria sudah terpasang sejak 2019.
ADVERTISEMENT
Implan komunikasi bagi penderita ALS dirancang oleh peneliti di Wyss Center for Bio and Neuroengineering, Genewa, Swiss, dan sudah dijalankan sejak 2018.
“Penelitian kami adalah studi pertama yang mencapai komunikasi oleh seseorang yang tidak memiliki gerakan sadar yang tersisa dan karenanya BCI sekarang menjadi satu-satunya alat komunikasi,” kata Dr. Jonas Zimmermann, ahli saraf senior di Wyss Center, salah satu penulis penelitian.
"Studi ini menjawab pertanyaan lama tentang apakah orang dengan sindrom terkunci total--yang telah kehilangan semua kontrol otot sadar, termasuk gerakan mata atau mulut-juga kehilangan kemampuan otak mereka untuk menghasilkan perintah dalam berkomunikasi."
Alat penerjemah tidak bisa langsung menangkap sinyal otak sebagai A, atau B. Pasien dengan implan akan diperlihatkan beberapa huruf sekaligus, lalu pasien menjawab apakah huruf dari kata yang ingin ia katakan ada dari deretan huruf tersebut. Pasien menjawab “ya” atau “tidak” dengan gelombang otak tadi.
Pembacaan sinyal tidak langsung akurat di percobaan pertama. Peneliti menuturkan butuh waktu berbulan-bulan percobaan konfigurasi respons biner pada sinyal otak.
ADVERTISEMENT
Penelitian ini dipublikasikan di Nature Communications per 22 Maret 2022. Peneliti juga sedang menggalang dana untuk organisasi nirlaba "ALS Voice" yang bertujuan memberikan solusi komunikasi kepada pasien lumpuh mulai dari antarmuka komputer otak non-invasif hingga invasif.