Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Tim penelitian gabungan dari Universitas Indonesia (UI) bersama Universitas Jambi (Unja) dan Badan Perlindungan Cagar Budaya (BPCB) Jambi sedang melakukan ekskavasi terhadap sebuah perahu kuno yang ditemukan di Desa Lambur 1, Kecamatan Muara Sabak Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi. Proses ekskavasi ini telah dimulai sejak tanggal 7 Agustus 2019 dan diperkirakan akan berlangsung hingga November 2019 mendatang.
ADVERTISEMENT
Mulanya, tim arkeolog terlebih dahulu mencari tahu posisi perahu dan kemudian menghitung lebar dan panjang perahu. “Selanjutnya lebih rinci mencari tahu jenis kapal, bahan dan kapal ini dari peradaban apa,” kata Ketua tim peneliti arkeolog UI Ali Akbar di Jambi, Senin (2/9), seperti dilansir Antara.
Proses ekskavasi ini membutuhkan waktu yang lama karena situs perahu kuno tersebut berada dalam wilayah yang memiliki kontur basah yang menyebabkan kondisi situs sedikit lembut dan rentan hancur. Oleh karenanya, penelitian ini juga melibatkan tim konservasi BPCB Jambi. Tergabung dalam penelitian ini, BPCB Jambi akan berperan dalam melakukan pendampingan terutama terkait konservasi situs.
"Karena setelah diekskavasi, situs tersebut membutuhkan perhatian lebih untuk dapat mempertahankan bentuk utuh. Di situlah peran kita sebagai konservasi untuk menjaga degradasi atau penurunan kualitas si kayu tadi," kata Rhis Eka Wibawa, konservator dari BPCB Jambi.
ADVERTISEMENT
Ali Akbar mengatakan situs perahu kuno di Jambi itu sangat menarik. “Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan pada tahun 1997 pada situs perahu kuno tersebut, susunan papan perahu diikat dengan menggunakan teknik kuno yang diketahui teknik ikatan tersebut merupakan teknik khas Asia Tenggara,” kata Ali Akbar.
Penemuan situs seperti itu sebenarnya sudah pernah dijumpai di kawasan Sumatra. Yang terakhir adalah penemuan perahu Sriwijaya di daerah Sungai Lematang, Provinsi Sumatra Selatan. Namun ada perbedaan antara situs perahu kuno di Jambi dan Sumatra Selatan itu, yakni terutama dari segi kontur wilayahnya.
Situs perahu kuno di Jambi berada di bawah lapisan tanah yang basah sehingga mengakibatkan situs memiliki tekstur yang sedikit lembut dan rapuh. Meski secara bentuk masih terjaga, kondisi situs tersebut lebih riskan untuk hancur.
Sejauh ini, tim arkeolog baru bisa menduga perahu kuno di Jambi itu berusia sekitar 700 tahun. Berdasarkan hasil penelitian sementara, perahu itu memiliki lebar sekitar lima meter. Adapun panjangnya, jika diukur jarak ujung barat dan timur perahu, mencapai 24 meter.
ADVERTISEMENT
"Sejauh ini proses ekskavasi baru berjalan sekitar 60 persen, baru sebagian perahu yang dapat diketahui," kata Ali Akbar.