Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Rusia dan China Mau Bangun Reaktor Nuklir di Bulan, Buat Apa?
18 Maret 2024 11:33 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Pada 2021, Badan Antariksa China dan Rusia menandatangani perjanjian untuk membangun basis penelitian di Bulan. Kabar terbaru, mereka akan membangun reaktor nuklir otomatis di permukaan Bulan sebagai sumber tenaga Stasiun Penelitian Bulan Internasional yang akan dibangun pada 2035.
ADVERTISEMENT
Pasca-misi Apollo 17 saat manusia pertama kali menginjakkan kaki di Bulan pada Desember 1972, banyak misi tanpa awak telah dikirim ke sana dalam beberapa tahun terakhir, dengan tingkat keberhasilan yang berbeda. Namun, masih butuh waktu agar manusia bisa menginjakkan kaki lagi di Bulan.
Dalam misi terbaru, China berencana akan mengirim manusia ke Bulan pada 2030, sedangkan Rusia pada 2031. Kedua badan antariksa tersebut mempertimbangkan untuk membuat reaktor nuklir dengan pembangunan tanpa melibatkan manusia.
“Hari ini, kami serius mempertimbangkan proyek untuk mengirim manusia ke Bulan dan memasang reaktor listrik di sana bersama dengan mitra kami China antara tahun 2033 dan 2035,” ujar Yury Borisov, CEO Badan Antariksa Rusia Roscosmos sebagaimana dikutip IFLScience.
ADVERTISEMENT
“Ini adalah tantangan yang sangat serius… hal ini harus dilakukan dalam mode otomatis, tanpa kehadiran manusia.”
Lebih lanjut dia mengatakan, panel surya tak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan energi permukiman manusia di Bulan. Satu-satunya cara untuk menangani masalah sumber energi ini, adalah dengan mendirikan PLTN. Untuk menciptakan pangkalan di Bulan, saat ini Rusia sedang membuat pesawat ruang angkasa cargo bertenaga nuklir.
“Kami memang sedang mengerjakan kapal cargo luar angkasa,” kata Borisov. “Struktur siklop yang sangat besar ini, berkat reaktor nuklir dan turbin berkekuatan tinggi mampu mengangkat muatan besar dari satu orbit ke orbit lainnya, mengumpulkan puing-puing ruang angkasa, dan terlibat dalam banyak aplikasi lainnya.”
Borisov menambahkan bahwa badan antariksanya telah menyelesaikan semua masalah teknis pesawat ruang angkasa tersebut, namun belum menemukan cara untuk mendinginkan reaktor nuklir, sebuah tugas besar dan penting jika dunia ingin mendapatkan pangkalan di Bulan sesuai target ambisius pada 2035.
ADVERTISEMENT