Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Sebuah perahu kuno ditemukan di Desa Lambur 1, Kecamatan Muara Sabak Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi. Tim arkeolog yang terlibat dalam penemuan ini menduga perahu kuno itu berusia sekitar 700 tahun.
ADVERTISEMENT
"Masih dugaan awal. Untuk memastikannya saat ini sampel ijuk dan kayu masih dibawa ke Lab Nasional untuk diuji, kita masih menunggu hasil uji sampelnya," kata arkeolog dari Universitas Indonesia, Ali Akbar, di Jambi, Senin (2/9), seperti diberitakan Antara.
Berdasarkan hasil penelitian sementara, perahu itu memiliki lebar sekitar lima meter. Adapun panjangnya, jika diukur jarak ujung barat dan timur perahu, mencapai 24 meter.
"Sejauh ini proses ekskavasi baru berjalan sekitar 60 persen, baru sebagian perahu yang dapat diketahui," kata Ali Akbar.
"Fakta paling unik, di bagian bawah bilah papan kapal tidak ditemukan lunas dan rangka, hanya ditemukan kayu-kayu bulat melintang di bawah papan tadi. Dugaannya, kapal ini dalam keadaan parkir untuk perbaikan di sebuah dok," katanya.
ADVERTISEMENT
Perahu itu dibuat menggunakan bilah kayu yang disambung menggunakan pasak kayu. Teknik pembuatan perahu yang demikian, menurut Ali Akbar, merupakan teknik pembuatan kapal yang umum diterapkan di Asia Tenggara pada masa lalu.
Berdasarkan ukuran dan ketebalan papan pembangunnya, menurut Ali Akbar lagi, perahu tersebut dulunya kemungkinan digunakan untuk mengarungi samudra. Ia menduga perahu itu dibangun dalam masa antara tahun 1 hingga 13 Masehi. Kalau perahu itu usianya 700 tahun, Ali Akbar menjelaskan, besar kemungkinan keberadaannya berkaitan dengan Kerajaan Sriwijaya.
Sekitar dua kilometer dari tempat penemuan perahu kuno itu, ditemukan makam, sabuk, dan peninggalan yang lain. Berdasarkan temuan benda-benda peninggalan masa lalu tersebut, arkeolog menduga pada masa itu permukiman warga berkembang di sekitar muara sungai.
ADVERTISEMENT
Chiara Zazzara, profesor sekaligus arkeolog dari Italia yang sedang mengunjungi situs perahu kuno Lambur, menyebut bagian perahu tersebut ada yang hampir sama dengan perahu pinisi.
"Masih misteri, dilihat dari pasaknya memang mendekati jenis perahu pinisi, namun ada perbedaan sedikit pada pasak dan ijuk, karena kapal pinisi kebanyakan menggunakan pasak namun terkait penggunaan ijuk belum bisa dipastikan, dan ini sangat menarik bagi saya untuk diteliti lebih lanjut," katanya.