Selama Ratusan Tahun Vatikan Anggap Kapibara adalah Ikan, Kok Bisa?

4 Maret 2023 15:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi Vatikan Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi Vatikan Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
Selama ratusan tahun Vatikan menganggap kapibara adalah ikan. Terdengar aneh, tapi itulah faktanya.
ADVERTISEMENT
Kapibara adalah hewan pengerat terbesar di dunia dan merupakan satwa asli Amerika Selatan. Meski bentuknya mirip babi dengan bulu lebat berwarna coklat keemasan, kapibara adalah perenang yang andal. Ya, mereka memang hewan semi akuatik, sering menghabiskan waktu di air, termasuk tidur.
Mereka memiliki kaki berselaput. Bentuk tubuh yang ramping membantu kapibara berenang dengan cepat untuk menjauhi predator. Ia bisa tumbuh hingga panjang sekitar 1,3 meter, dengan berat rata-rata 79 kilogram.
Meski pandai berenang, bagaimanapun kapibara bukanlah ikan. Alih-alih ikan, mereka berkerabat dekat dengan babi guinea dan berkerabat jauh dengan chinchilla dan agouti. Lantas, kenapa Vatikan menganggap kapibara ikan?
Ilustrasi hewan kapibara (Hydrochoerus hydrochaeris). Foto: Ian Peter Morton/Shutterstock
Jadi, apa yang dilakukan Vatikan pada kapibara tak jauh berbeda dengan California yang melabeli lebah sebagai ikan. California melabeli lebah sebagai ikan agar hewan ini dapat dilindungi secara hukum. Kalau Vatikan, melabeli kapibara agar hewan ini bisa dimakan oleh orang Kristen selama masa Prapaskah.
ADVERTISEMENT
Sejarah begini, pada abad pertengahan, ada beberapa daging hewan yang tidak boleh dimakan selama Prapaskah–periode memperingati saat Yesus menghabiskan 40 hari di padang pasir menurut Alkitab. Setelah kolonisasi Eropa di Amerika, pendeta di Venezuela menulis surat ke Vatikan untuk menanyakan apakah hewan baru dengan kaki berselaput dapat diklasifikasikan sebagai ikan sehingga bisa dimakan selama masa Prapaskah.
Vatikan lantas mengabulkan permintaan tersebut pada tahun 1784 dan sejak saat itu hewan pengerat macam kapibara dianggap sebagai ikan.
"Meskipun kebanyakan orang saat ini berpikir bahwa larangannya adalah tentang makan daging, larangan diet bukanlah tentang mamalia & burung versus ikan, tetapi tentang daratan versus air," jelas sejarawan lingkungan Dolly Jørgensen sebagaimana dikutip IFL Science.
ADVERTISEMENT
"Dengan demikian, hewan lain yang menghabiskan waktunya di air memenuhi syarat sebagai akuatik dan dapat dimakan pada masa Prapaskah."