Siswa SMA di NTT Masuk Jam 5 Pagi, Jam Berapa Waktu Ideal Masuk Sekolah?

1 Maret 2023 14:34 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) mengikuti apel pagi penerapan aktivitas sekolah mulai pukul 05.00 WITA di halaman SMA Negeri I Kupang di Kota Kupang, NTT, Rabu (1/3/2023). Foto: ANTARA FOTO/Kornelis Kaha
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) mengikuti apel pagi penerapan aktivitas sekolah mulai pukul 05.00 WITA di halaman SMA Negeri I Kupang di Kota Kupang, NTT, Rabu (1/3/2023). Foto: ANTARA FOTO/Kornelis Kaha
ADVERTISEMENT
Kebijakan Pemprov Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mewajibkan para siswa-siswi SMA/SMK masuk sekolah pukul 5 pagi, menuai kontroversi. Sejumlah pihak mulai akademisi hingga anggota DPR menilai kebijakan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, tidak berdasarkan hasil riset atau kajian matang.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang mengkritisinya adalah Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI). Menurut info yang didapat oleh FSGI, ternyata kebijakan ini belum dibicarakan dan disosialisasikan kepada guru-guru. Sosialisasi hanya di kepala sekolah.
"Tentu saja kepala sekolah tidak akan berani membantah kebijakan Pemprov," kata Ketua Dewan Pakar FSGI Retno Listyarti dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Selasa (28/2).
FSGI meminta Pemprov NTT membatalkan kebijakan tersebut. Sebab, kebijakan itu dinilai bisa mengganggu kesehatan dan konsentrasi para siswa.
Lantas, jam berapa waktu ideal masuk sekolah bagi siswa SMA/SMK?

Waktu ideal jam masuk sekolah

Polemik jam masuk sekolah sebenarnya telah lama dikritisi oleh para pakar. Beberapa jurnal juga telah membahas soal waktu ideal jam masuk sekolah ini. dr. Judith Owens dari American Academy of Pediatrics (AAP), misalnya, pernah mengatakan bahwa masuk sekolah lebih awal justru bisa mengganggu kesehatan remaja.
ADVERTISEMENT
Alasannya karena jam tidur yang kurang, bisa berimplikasi pada kesehatan mental dan fisik. Masa remaja adalah di mana manusia memasuki masa pubertas. Perubahan hormon akibat pubertas bisa membuat remaja sulit tidur. Artinya, remaja cenderung memiliki jam tidur lebih larut ketimbang anak kecil.
Para pejalar Sekolah Menengah Atas (SMA) yang terlambat tiba di halaman SMA Negeri I Kupang di Kota Kupang, NTT, Rabu (1/3/2023). Foto: ANTARA FOTO/Kornelis Kaha
Dalam Sage Journal disebutkan bahwa remaja usia 10 - 17 tahun membutuhkan waktu tidur antara 8 hingga 10 jam di setiap malamnya. Namun hasil survei menunjukkan bahwa 90% remaja tidak mendapatkan jumlah tidur yang direkomendasikan.
Perubahan biologis selama masa remaja menjadi alasannya. Dua sistem otak memberi tahu manusia kapan mereka harus tidur dan kapan harus bangun. Pertama, otak akan membangun dorongan tidur lebih lama saat kita terjaga, tekanan akan mereda saat kita tidur.
ADVERTISEMENT
Selama pubertas, dorongan untuk tidur muncul lebih lambat sehingga membuat para remaja terjaga lebih lama, sebelum mereka merasa ngantuk. Kedua, jam biologis–24 jam– mendukung kita terjaga di siang hari dan tidur di malam hari.
Selama masa pubertas, jam biologis ini sering tertunda. Artinya, remaja justru cenderung lebih terdorong untuk terjaga hingga larut malam dan membuat mereka sulit tidur. Idealnya, 2 sistem otak ini membuat kita tetap tidur di malam hari dan terjaga di siang hari. Namun bagi remaja, waktu sekolah telah mengganggu koordinasi alami dari sistem otak ini.
Dorongan biologis untuk tidur larut malam dan dorongan kerja atau sekolah untuk bangun lebih awal menciptakan ketidaksesuaian yang membuat siswa tidak mendapatkan tidur 8 hingga 10 jam per hari. Lebih buruk lagi jika jam sekolah ditetapkan terlalu pagi, ini membuat otak tidak siap untuk berpikir apalagi memulai pelajaran.
Ilustrasi siswa berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki. Foto: Ibenk_88/Shutterstock
Ownes lantas mencontohkan, jika remaja tidur pukul 23.00 malam dan sekolah masuk jam 7 pagi, maka anak-anak harus bangun minimal pukul 5 atau 6 pagi untuk mempersiapkan diri. Ini membuat mereka memiliki kualitas tidur kurang dari 8 - 9 jam.
ADVERTISEMENT
Bukti riset juga menunjukkan bahwa kurang tidur pada remaja sebagian besar disebabkan oleh jam mulai sekolah yang lebih awal. Kekurangan tidur bisa berdampak pada kesehatan fisik dan mental.
Kekurangan tidur pada remaja dikaitkan dengan risiko tinggi mengalami depresi dan kecemasan, pikiran bunuh diri, penyalahgunaan zat-zat terlarang, dan perilaku nakal.
Selain itu, kurang tidur juga bisa menyebabkan orang sulit berkonsentrasi, mudah marah, dan kesulitan mengatasi stres. Bagi remaja, kurang tidur juga bisa meningkatkan risiko kecelakaan mobil/motor, cedera olahraga, dan obesitas. Akhirnya, kurang tidur bisa mengganggu kemampuan siswa memperoleh pelajaran dengan baik.

Berpengaruh ke orang tua juga

Celakanya, dalam riset yang diterbitkan di jurnal Science Direct juga menyebut bahwa jam sekolah terlalu pagi berdampak langsung pada kualitas tidur orang tua, yang pada akhirnya akan berdampak pada kesehatan jiwa para orang tua.
ADVERTISEMENT
Untuk menghindari dampak negatif ini, AAP merekomendasikan agar jam masuk sekolah bagi siswa SMP atau SMA dimulai pukul 08.30 pagi. Jika ini diterapkan, para siswa akan mendapatkan kualitas tidur lebih baik, dan tentunya meningkatkan konsentrasi mereka saat belajar yang akan berdampak pada nilai akademik.
“Selain itu, memundurkan waktu masuk sekolah juga akan mengurangi siswa absen atau bolos sekolah karena kesiangan,” ujar Ownes sebagaimana dikutip Reuters.