Tambang Batu yang Digunakan untuk Bangun Bait Suci Kedua Yerusalem Ditemukan

14 Agustus 2024 12:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tambang batu yang diduga digunakan untuk membangun Bait Suci Kedua Yerusalem. Foto: Israel Antiquities Authority
zoom-in-whitePerbesar
Tambang batu yang diduga digunakan untuk membangun Bait Suci Kedua Yerusalem. Foto: Israel Antiquities Authority
ADVERTISEMENT
Para arkeolog mengklaim telah menemukan tambang batu yang diduga digunakan untuk membangun Bait Suci Kedua Yerusalem.
ADVERTISEMENT
Diumumkan oleh Otoritas Purbakala Israel (IAA), wilayah tambang batu tersebut mencakup area seluas 3.500 meter persegi, berisi blok bangunan di mana beberapa di antaranya memiliki berat mencapai 2.500 kilogram (2,5 ton).
Tambang batu ini berlokasi di daerah Har Hotzvim di Yerusalem. Di sana, arkeolog juga menemukan sebuah kendi terbuat dari batu yang diduga digunakan untuk menyucikan orang, bersama dengan sejumlah artefak lainnya.
Sebuah bejana batu yang ditemukan di tambang digunakan untuk menyucikan seseorang. Foto: Israel Antiquities Authority
Situs itu berasal dari sekitar 2.000 tahun lalu, tepatnya pada masa ketika Raja Herodes memerintah kerajaan Yudea. Herodes membangun banyak bangunan selama masa pemerintahannya, yang paling terkenal adalah Bait Suci Kedua, situs paling suci dalam agama Yahudi.
Kuil pertama dihancurkan oleh bangsa Babilonia pada tahun 587 SM. Tambang batu kemudian digunakan hingga sekitar tahun 70 M, ketika Kekaisaran Romawi menaklukkan Yerusalem selama pemberontakan.
ADVERTISEMENT
“Penemuan ini memberikan wawasan berharga mengenai skala aktivitas konstruksi di Yerusalem selama periode puncaknya, tepat sebelum dihancurkan oleh bangsa Romawi,” kata Amos Frumkin, profesor emeritus di Institute of Earth Sciences at the Hebrew University of Jerusalem, kepada Live Science.
“Penemuan ini membantu memberikan gambaran yang lebih lengkap mengenai kemampuan industri kota dan sumber daya yang sangat besar yang digunakan untuk arsitektur monumentalnya.”