Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Temuan 314 Tengkorak Manusia Ungkap Kehidupan Brutal Abad Pertengahan Inggris
28 Januari 2021 18:50 WIB
ADVERTISEMENT
Ratusan tengkorak manusia yang ditemukan di situs pemakaman Abad Pertengahan di kota bersejarah Cambridge, Inggris, menunjukkan tanda-tanda kekerasan dan ketimpangan sosial.
ADVERTISEMENT
Menurut peneliti, kaum pekerja atau buruh pada masa itu lebih rentan mengalami patah tulang. Hal ini terlihat dari tulang belulang yang ditemukan di situs, di mana mereka memiliki tanda-tanda cedera dan kekerasan. Sementara orang dari golongan atas dimakamkan dalam kondisi yang lebih baik.
Tulang belulang itu juga mengungkapkan sejumlah cerita aneh di Abad Pertengahan, seperti seorang biarawan yang terhantam gerobak berat hingga tewas, serta peristiwa seram yang dihadapi banyak orang lainnya.
Dilaporkan dalam American Journal of Physical Anthropology, arkeolog dari University of Cambridge menggali tiga situs berbeda, yakni di kuburan gereja lokal untuk pekerja biasa, rumah sakit tempat orang-orang dirawat dan dikubur, dan di Augustinian, biara tempat pendeta dimakamkan.
ADVERTISEMENT
Analisis sinar-X terhadap 314 kerangka mengungkapkan 44 persen dari golongan pekerja mengalami patah tulang. Sementara 32 persen biarawan juga mengalami hal yang sama, di mana 27 persen pekerja dan biarawan dikuburkan di rumah sakit.
“Kami dapat melihat bahwa pekerja biasa memiliki risiko cedera yang lebih tinggi dibandingkan dengan para biarawan dan dermawan atau pasien rumah sakit yang lebih terlindungi,” ujar Dr Jenna Dittmar, penulis utama penelitian dari proyek After the Plague yang didanai oleh Wellcome Trust di Departemen Universitas Arkeologi, sebagaimana dikutip IFL Science.
“Mereka adalah orang-orang yang menghabiskan hari-hari mereka bekerja berjam-jam melakukan pekerjaan yang berat. Di kota, orang bekerja di pasar dan kerajinan seperti tukang batu dan pandai besi, atau sebagai buruh umum. Di luar kota, banyak yang menghabiskan fajar hingga senja melakukan pekerjaan menghancurkan tulang di ladang atau merawat ternak,” kata Dr Dittmar.
ADVERTISEMENT
Di kuburan yang berbeda, tengkorak yang mengalami patah tulang ditemukan pada 40 persen jasad pria dan 26 persen perempuan. Sedangkan, cedera tulang terkait kekerasan yang mungkin disebabkan oleh orang lain ditemukan pada sekitar 4 persen dari seluruh populasi. Ini artinya, abad pertengahan menjadi masa yang paling brutal bagi kehidupan semua orang.
Salah satu cerita kematian mengerikan muncul dari kuburan seorang biarawan yang tinggal di biara Augustinian. Kendati menjalani kehidupan yang relatif nyaman ketimbang masyarakat lain, kerangka mereka ditemukan dengan kedua tulang femur di kaki bagian atas hancur.
“Apa pun yang menyebabkan kedua tulang patah dengan cara ini pasti traumatis, dan mungkin menjadi penyebab kematian,” jelas Dittmar. “Tebakan terbaik kami adalah kecelakaan kereta. Mungkin seekor kuda ketakutan dan dia ditabrak oleh gerobak. "
Tampaknya, beberapa biarawan mengalami kehidupan yang penuh kekerasan. Dari 19 kerangka yang diyakini sebagai biarawan di Augustinian, enam di antaranya menunjukkan bukti adanya trauma pada tengkorak mereka.
ADVERTISEMENT
Seorang wanita tua yang dimakamkan di situs untuk para pekerja juga ditemukan mengalami patah tulang rusuk, tulang belakang, rahang, dan kaki. Namun, menurut peneliti, luka-luka itu sebagian besar sembuh sebelum mereka mati. Hal ini membuat peneliti curiga luka yang dimiliki wanita tersebut disebabkan kekerasan dalam rumah tangga yang mereka terima seumur hidupnya.
“Ini akan sangat jarang terjadi karena semua cedera ini terjadi akibat jatuh, misalnya. Saat ini, sebagian besar patah rahang yang terlihat pada perempuan disebabkan oleh kekerasan pasangan intim,” jelas Dittmar.
Secara keseluruhan, tengkorak manusia yang ditemukan di situs pemakaman telah memberikan gambaran penting tentang ketimpangan sosial yang terjadi pada Abad Pertengahan.
“Kita bisa melihat ketidaksetaraan ini terekam di tulang-tulang penduduk Cambridge abad pertengahan. Namun, trauma parah lazim terjadi di seluruh spektrum sosial,” kata Dittmar.
ADVERTISEMENT