Wahana Antariksa Akatsuki, si Penjelajah Venus Milik Jepang Hilang Kontak

5 Juni 2024 14:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wahana antariksa Jepang, Akatsuki, yang bertugas meneliti Venus.  Foto: ISAS/JAXA
zoom-in-whitePerbesar
Wahana antariksa Jepang, Akatsuki, yang bertugas meneliti Venus. Foto: ISAS/JAXA
ADVERTISEMENT
Badan antariksa Jepang mengumumkan bahwa mereka telah kehilangan kontak dengan wahana antariksa yang bertugas menjelajahi planet Venus, Akatsuki.
ADVERTISEMENT
Akatsuki adalah misi luar angkasa Jepang yang didedikasikan untuk mempelajari iklim Venus dan menjadi satu-satunya pesawat ruang angkasa aktif yang mengorbit planet terdekat kedua Matahari.
Pesawat luar angkasa senilai 300 juta dolar ini diluncurkan pada 2010 dan memiliki awal yang kurang baik saat misi baru dimulai. Saat itu dia gagal memasuki orbit di sekitar Venus karena ada masalah dengan mesin utamanya. Namun, lima tahun kemudian tim berhasil memperbaikinya dan Akatsuki akhirnya bisa masuk orbit Venus pada Desember 2015.
Sejak memasuki orbit, pesawat ruang angkasa yang juga dikenal sebagai Venus Climate Orbiter ini telah melakukan serangkaian penjelajahan dan pengamatan, hingga mengumpulkan data-data penting soal seluk beluk Venus. Namun kini, Akatsuki kehilangan kontak dengan Bumi.
ADVERTISEMENT
Dalam akun resmi JAXA (Japan Aerospace Exploration Agency) di media sosial X yang diposting pada Rabu (29/5), Institute of Space and Astronautical Science (ISAS) menyebut bahwa mereka telah kehilangan kontak dengan Akatsuki setelah melakukan serangkaian operasi pada akhir April 2024 lalu. Saat ini, mereka sedang mencoba membangun kembali komunikasi dengan pesawat ruang angkasa tersebut.
Wahana antariksa milik Jepang bernama Akatsuki. Foto: JAXA/Akihiro Ikeshita
Akatsuki harus mempertahankan posisi tepat agar dapat mengarahkan antenanya dan berkomunikasi lagi dengan Bumi.
“Kami akan memberitahu Anda tentang rencana masa depan setelah (Akatsuki) diperbaiki. Terima kasih atas dukungan hangat Anda,” tulis postingan kedua dari tim Akatsuki.
Akatsuki yang memiliki arti “fajar” dalam bahasa Jepang telah melampaui misi utamanya. Pesawat luar angkasa ini memulai fase operasi yang diperpanjang hingga tahun 2018. Sekalipun Akatsuki tak bisa diselamatkan, dia telah banyak memberi pemahaman kepada para peneliti tentang iklim Venus dan dinamika atmosfernya. Jika benar-benar Akatsuki berakhir, kemungkinan Venus tidak akan bisa diamati dalam waktu cukup lama.
ADVERTISEMENT
Venus sendiri mendapat perhatian khusus dari para ilmuwan karena serangkaian pertanyaan yang sulit dijawab, termasuk kenapa Venus mengalami efek rumah kaca yang kuat, dan menjadikan planet terpanas di tata surya–padahal ada Merkurius yang jaraknya lebih dekat dengan Matahari.
Misi baru NASA, ESA, dan badan antariksa India serta swasta kemungkinan akan menuju Venus akhir dekade ini.