Wine Tertua di Dunia Mengandung Bahan Mengerikan: Sisa Manusia yang Dikremasi

27 Juni 2024 12:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Guci berisi anggur putih yang mengandung abu manusia yang dikremasi.
Juan Manuel Roman/Journal of Archaeological Science: Reports Foto: Juan Manuel Roman/Journal of Archaeological Science: Reports
zoom-in-whitePerbesar
Guci berisi anggur putih yang mengandung abu manusia yang dikremasi. Juan Manuel Roman/Journal of Archaeological Science: Reports Foto: Juan Manuel Roman/Journal of Archaeological Science: Reports
ADVERTISEMENT
Para peneliti menemukan fakta mengerikan yang terkandung dalam sebuah anggur putih alias wine yang disimpan di dalam gentong kuno. Wine tersebut ternyata mengandung abu pria yang meninggal 2.000 tahun lalu di Spanyol selatan.
ADVERTISEMENT
Menurut peneliti, dimasukkannya abu manusia ke dalam wine diduga merupakan bagian dari ritual untuk membantu mendiang melakukan perjalanan menuju akhirat. Hebatnya, guci berisi sisa-sisa minuman keras tersebut menjaga anggur putih tidak rusak dan justru menjadikannya wine tertua di dunia.
Adapun guci pertama kali diambil pada 2019, ketika pekerja melakukan penggalian di kota Carmona. Saat itu mereka menemukan sebuah mausoleum (kuburan) Romawi bawah tanah, diperkirakan dibangun oleh keluarga kaya raya zaman dulu.
Di dalam ruangan tersebut, peneliti menemukan enam guci berisi abu manusia yang dikremasi, masing-masing milik orang yang berbeda.
“Salah satu guci berisi jenazah laki-laki diisi oleh cairan kemarahan sampai penuh,” jelas para peneliti dalam studi yang terbit di Journal of Archaeological Science: Reports.
Wadah yang digunakan untuk menyimpan wine di zaman Romawi kuno. Foto: Antiquity Journal
Peneliti kemudian memeriksa cairan tersebut dan menduga bahwa itu adalah anggur tua era Romawi. Untuk memastikannya, peneliti menganalisis komposisi kimia dan membandingkannya dengan anggur modern dari kebun anggur terdekat seperti Jerez, Montilla-Moriles, dan Sanlúcar.
ADVERTISEMENT
“Profil mineral dari cairan kemerah ini sebanding dengan anggur sherry saat ini dari Jerez, anggur fino dari Condado de Huelva, dan anggur fino dari Montilla-Moriles,” tulis mereka.
Sementara untuk mengidentifikasi zat kuno di dalamnya, peneliti memeriksa cairan untuk mencari biomarker utama yang dikenal sebagai polifenol. Mereka menemukan fakta bahwa dua flavonoid yang ada di dalam cairan tersebut adalah quercetin dan apigenin yang juga terkandung dalam anggur modern.
Secara keseluruhan, peneliti mengidentifikasi tujuh polifenol yang juga ditemukan dalam anggur dari Montilla-Moriles, Jerez, dan Sanlúcar. Sementara tidak adanya asam siringat menunjukkan bahwa anggur kuno itu sebenarnya berwarna putih, meski warnanya berubah agak kemerahan karena terfermentasi selama bertahun-tahun.
“Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cairan kemerahan dalam guci abu pada awalnya anggur yang membusuk seiring berjalannya waktu, dan berusia sekitar 2.000 tahun, dan karenanya merupakan anggur tertua yang pernah ditemukan,” papar peneliti.
ADVERTISEMENT
Meski sampai saat ini belum diketahui siapa orang yang disemayamkan di dalam mausoleum tersebut, namun ukiran pada dua dari enam guci yang ditemukan bernama Hispanae dan Senico.
“Kemungkinan guci ini diisi dengan anggur sebagai semacam ritual persembahan anggur kepada dewa dalam upacara penguburan atau sebagai bagian dari upacara penguburan atau sebagai bagian dari upacara pemakaman untuk membantu orang yang meninggal dalam peralihannya ke dunia yang lebih baik,” jelas peneliti.