Ahsan/Hendra Akui Kalah Cepat dari Marcus/Kevin

27 Januari 2019 18:22 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ahsan/Hendra tembus babak final Indonesia Masters 2019. (Foto: Dok. PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Ahsan/Hendra tembus babak final Indonesia Masters 2019. (Foto: Dok. PBSI)
ADVERTISEMENT
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo sukses memenangi duel melawan sesama pasangan asal Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, pada laga final Indonesia Masters 2019. Dengan begitu, Marcus/Kevin juga sukses mempertahankan gelar juara pada turnamen ini.
ADVERTISEMENT
Bertanding di Court 1 Istora Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Minggu (27/1/2019), pertandingan berlangsung cukup singkat: 26 menit. Melihat statistik, skor hanya imbang di angka 3 dan 9. Berikutnya, Marcus/Kevin bisa menjaga keunggulan tanpa disamakan kedudukan oleh Ahsan/Hendra.
Usai pertandingan, Marcus mengatakan sang senior sempat menyulitkan pada gim pertama. "Tadi cukup seru, awalnya tempo cepat, bola mereka awalnya matang jadi kami harus lebih siap, tidak boleh hilang fokus," ujar Marcus.
Pada gim kedua, Ahsan/Hendra sudah tak bisa keluar dari tekanan sang junior. Setelah skor imbang 10-10, Ahsan/Hendra kesulitan mendapatkan poin. Sementara itu, serangan Marcus/Kevin mudah membobol pertahanan mereka. Kalah cepat, begitu Hendra menyebutkan faktor kekalahan dirinya dan Ahsan.
ADVERTISEMENT
"Kami hari ini speed-nya kalah, fisik juga, apalagi gim kedua saat mereka menang angin jadi nekannya lebih kencang dan defence kami juga sudah tidak rapat. Dari 10-10, mereka banyak (melepas) bola-bola di bawah. Jadi susah, kami banyak keserang," papar Hendra.
Adapun pada semifinal, Ahsan/Hendra berhasil menyingkirkan pemain muda China, Han Chengkai/Zhou Haodong, 21-11 dan 21-17. Namun, Ahsan mengatakan Marcus/Kevin membuktikan kelasnya sebagai ganda terbaik dunia saat ini --sekaligus menunjukkan kapasitas mereka sebagai pemilik rekor 8 gelar BWF dalam semusim.
"Pasti beda saat (melawan) musuh dari China dan nomor satu dunia. Mereka (Marcus/Kevin) sudah matang juga, bola-bola seperti ini (pertandingan final) juga sudah biasa. Mungkin (karena) sudah sering bertemu dan latihan bareng, pola mereka juga lebih cepat dan mematikan," puji Ahsan.
ADVERTISEMENT
Ahsan/Hendra di semifinal Indonesia Masters 2019. (Foto: Dok. PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Ahsan/Hendra di semifinal Indonesia Masters 2019. (Foto: Dok. PBSI)
Berikutnya, Ahsan/Hendra, yang kini berstatus pemain profesional non-pelatnas, akan melakoni Djarum Superliga 2019 di Bandung, serta fokus mempersiapkan diri jelang All England 2019 Super 1000 dan Swiss Terbuka 2019 Super 300. "Tidak ada target, persiapan dulu saja yang terbaik," kata Ahsan.
"Saat ini sparing masih bisa ke PBSI, kalau di Jaya Raya saya bersama pelatih klub. Saat pertandingan peran pelatih memang penting sekali. Di dalam latihan juga penting, tapi kami juga harus tahu kebutuhan sendiri," ucap Hendra mengakhiri.