Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan melangkah ke babak 16 besar All England 2020. Kepastian tersebut disegel usai mengalahkan Akira Koga/Taichi Saito 12-21, 21-13, 25-23 pada Rabu (12/3).
ADVERTISEMENT
Laga yang berlangsung di Court 1 Birmingham Arena itu memang sempat menampilkan performa Ahsan/Hendra yang tak maksimal di gim pertama. Akan tetapi, kabar baik bagi suporter Indonesia tetap ada. The Daddies menutup dua gim setelahnya dengan kemenangan.
Sayangnya, hasil ini tidak diawali dengan kemenangan ganda putra Indonesia lainnya, Wahyu Nayaka/Ade Yusuf. Mereka terhenti di babak pertama karena kalah 13-21, 21-19, 8-21 dari Li Junhui/Liu Yuchen.
Pun demikian dengan Adnan Maulana/Mychelle Bandaso yang turun di nomor ganda campuran. Mereka kalah 13-21 dan 13-21 dar Thom Gicquel/Delphine Delrue.
Jangan keburu berkecil hati. Ganda campuran Indonesia lainnya, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle merengkuh tiket babak kedua usai mengandaskan wakil tuan rumah, Chris Adcock/Gabrielle Adcock, 21-19, 17-21, 21-12.
ADVERTISEMENT
Datang sebagai juara bertahan tidak membuat segalanya mudah bagi Ahsan/Hendra. Terbukti, setelah tertinggal 5-11, mereka tertinggal 9-16 di gim pertama. Eror demi eror Ahsan/Hendra ditambah permainan efektif lawan membikin keran poin pampat.
Dalam keadaan demikian, Hendra justru melakukan kesalahan pengembalian. Pukulannya gagal menyeberangkan shuttlecock dari bidang permainan sendiri sehingga skor berubah menjadi 9-17.
Torehan poin Koga/Saito akhirnya terhenti. Smash jitu Ahsan/Hendra mengubah skor jadi 11-18. Akan tetapi, masalah belum selesai. Hendra kehilangan kontrol saat melepas pukulan menyilang sehingga shuttlecock jatuh di belakang garis. Akibatnya, lawan merengkuh game point 20-12.
Situasi kian genting bagi duo berjuluk The Daddies tersebut karena Koga/Saito mampu mengonversi game point menjadi kemenangan 21-12 di gim pertama.
Tidak ada istilah lambat panas lagi Ahsan/Hendra. Untuk sementara, gim kedua menjadi pertaruhan mereka. Kalah lagi, ya, sudah. Langkah mereka di All England 2020 terhenti di babak pertama.
ADVERTISEMENT
Berbekal pengertian demikian, Ahsan/Hendra langsung membuka gim dengan rangkaian pukulan sengit. Dua kali Hendra membuktikan bahwa ia tetap layak disebut sebagai jenderal lapangan depan. Taktik no lob yang jadi kebesarannya membawa Ahsan/Hendra unggul 2-0.
Koga/Saito mempertipis ketertinggalan menjadi 1-2. Namun, Ahsan/Hendra menginjak pedal gas dalam-dalam. Dengan cepat mereka memperlebar keunggulan menjadi 9-1 dan berlanjut pada 11-2. Keunggulan di interval tersebut didapat karena pengembalian Saito tidak terukur sehingga shuttlecock jatuh di belakang garis lapangan.
Koga/Saito memang mampu mengisi pundi-pundi mereka dengan torehan poin. Akan tetapi, Ahsan/Hendra masih mendominasi.
Ahsan/Hendra tidak tampil dengan sangat menggebu-gebu. Mereka memilih untuk mendikte lawan dengan penempatan-penempatan cerdik. Bermodalkan permainan seperti ini, Ahsan/Hendra menggeser skor dari 14-6 sampai 19-11.
ADVERTISEMENT
Koga/Saito mampu merengkuh dua poin beruntun. Usai skor berubah jadi 11-19, kedua pasangan terlibat dalam reli sengit.
Pertahanan Koga/Saito sempat goyah karena dicecar dengan pukulan-pukulan menyilang The Daddies. Ganda putra terbaik kedua dunia ini justru melakukan kesalahan sehingga shuttlecock tersangkut di net dan kedudukan berganti jadi 12-19.
Namun, Ahsan/Hendra belum habis. Game point 20-13 diubah menjadi kemenangan 21-13. Hendra langsung merespons service lawan dengan pukulan menyilang yang sulit diantisipasi.
Situasi genting bagi Ahsan/Hendra muncul lagi di gim ketiga. Bagaimana tidak? Mereka tertinggal 3-7. Reli sengit yang muncul setelahnya, untunglah, mampu ditutup Ahsan/Hendra dengan torehan poin.
Hendra melesakkan smash kencang ke arah tubuh Koga. Pemain yang disasar terlambat merespons, shuttlecock gagal dikembalikan. Skor pun berubah menjadi 4-7.
ADVERTISEMENT
Masalah Ahsan/Hendra belum selesai. Mereka terlihat beberapa kali kehilangan kontrol sehingga pukulan-pukulannya jadi tak akurat.
Situasi itu ibarat durian runtuh bagi Koga/Saito yang kembali merengkuh poin. Misalnya saat Koga/Saito memimpin 9-6.
Reli panjang muncul di kedudukan tersebut. Ahsan/Hendra sebenarnya mendominasi lewat pukulan tajam depan net. Akan tetapi, Hendra melakukan eror saat berusaha mengubah pola permainan.
Ia berusaha menutup reli dengan pukulan menyilang panjang yang justru membuat lawan kebagian angka. Penyebabnya, pukulan tersebut justru membuat shuttlecock terlempar dari bidang permainan.
Keunggulan 11-7 menjadi modal brilian bagi Koga/Saito. Namun, Ahsan/Hendra tentu belum mau melempar handuk. Mereka menyamakan kedudukan menjadi 14-14 dan berlanjut ke 15-15.
Jumping smash Ahsan lantas bekerja dengan efektif. Ahsan berusaha mengacaukan pertahanan lawan dengan gempuran smash. Hingga dua kali, Koga/Saito masih bisa mengembalikan.
ADVERTISEMENT
Namun, lain cerita di smash ketiga. Ahsan mengarahkan shuttlecock ke arah Koga. Pemain yang disasar tidak siap sehingga gagal meraih poin.
Keunggulan tipis 16-15 ini sepertinya menjadi titik balik Ahsan/Hendra. Mereka memperlebar jarak jadi 19-15. Lagi-lagi Hendra membuktikan bahwa pukulan depan netnya sangat berbahaya. Poin ke-19 tersebut diraih lewat sergapan dari depan net.
Belum. Situasi belum kondusif bagi Ahsan/Hendra. Koga/Saito justru bangkit dan merapatkan jarak jadi 17-19. Untunglah pengamatan Ahsan jeli. Reli pukulan jauh di kedudukan ini selesai begitu pengembalian membuat shuttlecock jatuh tepat di belakang garis. Game point 20-17.
Satu poin kemenangan itu tidak langsung didapat. Koga/Saito bahkan menggeser skor jadi 19-20. Tweener Hendra berujung eror dan menghadiahkan lawan poin ke-19 tadi.
ADVERTISEMENT
Tentu saja duel belum selesai. Kedudukan jadi 20-20 karena pengembalian Ahsan membuat shuttlecock membentur net. Oke, jantung suporter Indonesia dipaksa untuk bekerja lebih keras.
Smash tajam Hendra memang membuat skor jadi 21-20, tetapi lawan membalas dengan merespons service lewat sergapan yang gagal diamankan. Kedudukan jadi imbang lagi, kali ini 21-21. Setelah Hendra melepas pukulan lob yang mengganjar dengan keunggulan 22-21, lawan kembali meraih poin.
Kali ini pengamatan Ahsan kurang jitu sehingga ia terlambat menyambut shuttlecock. Imbang lagi 22-22. Yang terjadi setelahnya? Skor berubah lagi jadi 23-23. Hell.
Tidak ada horor yang bertahan selamanya. Pertanyaannya satu: Akhirnya menyedihkan atau menyenangkan?
Untuk laga Ahsan/Hendra, jawabannya adalah yang kedua. Laga tuntas dengan kemenangan 25-23 untuk Ahsan/Hendra. Pengembalian service lawan yang membuat shuttlecock terlempar dari lapangan adalah jawaban mengapa laga ini akhirnya tuntas dengan kemenangan untuk The Daddies.
ADVERTISEMENT