Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Nasib MotoGP 2020 belum jelas, vonis sudah dijatuhkan kepada pebalap Aprilia, Andrea Iannone . Pebalap berkebangsaan Italia ini dijatuhi hukuman larangan berlomba selama 18 bulan artinya, diskualifikasi selama 1,5 tahun.
ADVERTISEMENT
Cerita bermula saat MotoGP Malaysia 2019. Ketika itu, Iannone dituduh menggunakan doping. Maka, sejak November 2019, ia mesti menjalani rangkaian sidang demi membantah tuduhan tersebut.
Apes, bantahan Iannone pada akhirnya tidak diterima. Pada Rabu (1/4/2020), Federasi Balap Motor Internasional (FIM) menyatakan, hasil tes laboratorium membuktikan bahwa Iannone menggunakan doping.
Iannone belum menyerah, ia menyebut bahwa doping yang dimaksud FIM tersebut sebagai obat-obatan steroid yang harus yang terdapat dalam makanannya setelah operasi plastik.
Namun, hasilnya tetap sama. Iannone mesti menepi dari lintasan balap selama 18 bulan. Larangan tersebut berlaku sejak 17 Desember 2019 sampai 16 Juni 2021. Yep, tak ada balapan MotoGP 2020 bagi Iannone.
"Untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang dinilai tidak bersalah, tetapi tetap mendapat hukuman 18 bulan karena makan makanan yang telah terkontaminasi [steroid]. Itu kondisi di luar kendali," tutur Iannone lewat akun Instagramnya.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak menyerah. Saya tidak mau situasi ini menimpa orang lain. Meski dirugikan oleh perlakuan tidak adil, saya memutuskan untuk tetap melangkah. Tidak perlu bersuara, dalam diam saja."
"Kerugian yang saya alami ini mengajarkan bahwa segala sesuatunya tidak terjadi begitu saja dan semuanya bisa berubah dalam sekejap. Namun, di tengah kondisi ini saya juga menyadari betapa besar kasih sayang yang saya terima dari orang-orang yang mendukung saya," lanjut Iannone.
Petinggi Aprilia, Massimo Rivola, jelas tidak dapat diam saja. Rivola menyebut bahwa hukuman tersebut sangat membingungkan. Mereka pun berencana untuk melakukan banding sebagai respons atas vonis tersebut.
"Hukuman tersebut sangat membingungkan. Para hakim telah beriktikad baik dengan menyebut bahwa mereka tidak mengetahui Iannone menelan steroid. Dari situ, larangan berlomba menjadi tidak masuk akal. Aprilia berharap proses banding bisa berjalan dengan cepat," jelas Rivola, dikutip dari Crash.
ADVERTISEMENT
Skenario terbaik tentu saja banding berhasil. Namun, kepalang naif kalau tidak mempersiapkan rencana cadangan. Mengutip Crash, bisa saja Aprilia menempatkan Bradley Smith sebagai pengganti Iannone jika banding tersebut ditolak.
Toh, selama tes pramusim, Smith menggantikan Iannone di tim Aprilia. Pebalap asal Inggris itu berperan sebagai test rider dan wildcard rider Aprilia sejak 2019.
Di musim 2019, ia turun lintasan empat kali bersama Aprilia di MotoGP, tepatnya di GP Qatar, GP Spanyol, GP Catalunya, dan GP Aragon.
Sayangnya, hasilnya tak memuaskan. Di GP Qatar dan Catalunya, Smith retired. Di GP Spanyol ia finis ke-17, sedangkan di GP Aragon finis ke-19.
Bukan berarti kisah Smith sepanjang 2019 semenjana melulu. Pada musim itu ia bergabung dengan One Energy Racing untuk membalap di MotoE. Dalam enam balapan 2019, Smith empat kali naik podium.
ADVERTISEMENT
Rinciannya, podium dua di Jerman, podium tiga di Austria, dan masing-masing podium di dua balapan di Valencia. Di Valencia memang dua kali digelar balapan MotoE pada 2019.
Pada akhirnya, belum jelas skuat resmi Aprilia di MotoGP 2020. Hingga kini, baru Aleix Espargaro yang dinyatakan sebagai pebalap Aprilia di kompetisi balap motor kelas tertinggi itu.
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!