Australia Terbuka: Dimitrov vs Kyrgios, Mental Adalah Koentji!

22 Januari 2018 8:24 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kyrgios & Dimitrov di akhir babak keempat AT 2018. (Foto: REUTERS/Thomas Peter)
zoom-in-whitePerbesar
Kyrgios & Dimitrov di akhir babak keempat AT 2018. (Foto: REUTERS/Thomas Peter)
ADVERTISEMENT
Unggulan Australia, Nick Kyrgios, harus angkat kaki dari gelaran Australia Terbuka 2018. Bertanding di Rod Laver Arena, Minggu (21/1), Kyrgios kalah dalam pertandingan empat set melawan peringkat tiga dunia, Grigor Dimitrov. Pertandingan yang membutuhkan waktu tiga jam 26 menit itu berakhir dengan skor 7-6 7-6 4-6 7-6 untuk keunggulan Dimitrov.
ADVERTISEMENT
“Bertanding melawan Nick (Kyrgios) selalu rumit. Dua bulan lalu saya kalah waktu bertanding melawannya. Servisnya benar-benar tidak biasa, begitu pula dengan permainannya.”
“Ia berjuang begitu keras. Pertandingan melawan Nick tadi menjadi salah satu pertandingan yang membuatmu harus mengambil setiap kesempatan yang ada. Saya begitu senang bisa menyelesaikan pertandingan ini,” jelas Grigor Dimitrov, mengutip BBC.
Grigor Dimitrov, bagaimanapun, memang seharusnya senang. Ia tak cuma menyelesaikan pertandingan, tapi juga memenanginya. Ia berhasil keluar sebagai pemenang, walau secara statistik tak unggul-unggul amat dari Nick Kyrgios.
Dari catatan ace yang dihasilkan selama pertandingan, Nick Kyrgios unggul. Petenis Australia yang sebelumnya mengalahkan petenis veteran yang jadi idolanya, Joe-Wilfried Tsonga, ini membukukan 36 ace. Sementara Grigor Dimitrov hanya berhasil menorehkan 16 ace. Begitu pula dengan torehan winner. Nick Kyrgios unggul dengan 76 winner, sementara Grigor Dimitrov membukukan 64 winner. Belum lagi kecepatan servisnya. Laporan statistik situs resmi Australia Terbuka memaparkan bahwa kecepatan tertinggi dari servis Kyrgios di pertandingan ini adalah 201kmh, sementara Dimitrov hanya 194kmh.
ADVERTISEMENT
Jumlah poin yang dikumpulkan keduanya pun tidak jauh sama sekali. 157 poin dikumpulkan oleh Grigor Dimitrov, sementara Nyck Kygios mencatatkan 156 poin.
Bila catatan statistik membuktikan bahwa Nick Kyrgios bukan petenis muda yang bisa dianggap remeh, maka permasalahan mental adalah persoalan lain.
Keunggulan di dua set pertama tidak menghentikan perlawanan Nick Kyrgios. Petenis berusia 22 tahun ini nyatanya berhasil memenangi set ketiga dengan skor 4-6. Yang menjadi pembeda dari pertandingan-pertandingan sebelumnya, di babak keempat ini Nick Kyrgios cenderung tampil emosional.
Kyrgios di babak keempat AT 2018. (Foto: REUTERS/Thomas Peter)
zoom-in-whitePerbesar
Kyrgios di babak keempat AT 2018. (Foto: REUTERS/Thomas Peter)
Berkali-kali ia mengeluhkan permasalahan pada raketnya. Di tengah-tengah pertandingan, ia terlihat meneriaki pelatihnya, berdebat dengan wasit dan hakim garis, serta melontarkan sumpah-serapah. Sebenarnya reaksi Kyrgios ini bisa diwajarkan. Bagi para petenis, raket adalah senjata. Kesalahan setting berarti masalah fatal yang bukannya tak mungkin membikin frustasi. Namun, pertandingan adalah pertandingan. Catatan statistik dan teknik yang mengesankan bakal tak menolong banyak bila masalah mental sudah terganggu.
ADVERTISEMENT
Selain emosi yang kelewat meledak-ledak, ada satu kesalahan fatal yang dilakukan oleh Nick Kyrgios. Ia cenderung melakukan gerakan-gerakan yang tidak efektif. Salah satunya adalah tweener. Dalam tenis, tweener dapat diartikan teknik memukul bola lewat celah kedua kaki. Di satu sisi, bakal menjadi pemandangan yang akrobatis. Selain itu, kecenderungannya, gerakan ini juga sulit ditebak oleh lawan. Namun permasalahannya, gerakan tidak efektif macam ini tetap dilakukan Kyrgios walaupun dia sudah ketinggalan poin dari Dimitrov.
Misalnya seperti yang terlihat saat kedudukan 3-3 di set kedua. Rasanya Kyrgios tahu benar apa yang terjadi saat itu. Ia kalah di set pertama melawan petenis peringkat tiga dunia. Kedudukan 3-3 di set kedua berarti ia masih punya peluang. Pukulan Dimitrov mengantarkan bola jauh ke belakang posisi Kyrgios yang ada di dekat net. Melihat bola yang panjang, Kyrgios berlari ke belakang. Masih terkejar. Begitu posisinya sudah tepat untuk mengirimkan bola, Kyrgios malah membalas pukulan Dimitrov dengan tweener.
ADVERTISEMENT
Apakah pukulannya ini sampai melewati net? Tentu sampai. Namun masalahnya, kecepatan dan kekuatan pukulan tweener jelas tidak sekencang biasanya. Pukulan ini diterima Dimitrov dengan mudah dan kekuatan penuh. Akibatnya jelas, Kyrgios yang jauh di belakang tidak dapat menjangkau bola yang dikirimkan oleh petenis asal Bulgaria ini.
Barangkali, hal ini termasuk salah satu yang dikhawatirkan Mats Wilander, legenda petenis Australia, sehari sebelum pertandingan babak ketiga Nick Kyrgios. Yang dikhawatirkan Wilander, pertandingan yang dilakukan di lapangan utama, Rod Laver Arena, membebaninya untuk cenderung terlihat hebat dan memesona. Wajar, mengingat pertandingan-pertandingan di lapangan utama selalu menarik perhatian banyak orang. Termasuk figur publik dan mantan petenis-petenis papan atas.
Kekhawatiran Wilander pada kenyataannya tidak berlebihan. Di pertandingan ini, Dimitrov membukukan 27 unforced error, jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan Kyrgios yang melakukan 56 unforced error. Sebagai catatan, unforced error bisa diartikan sebagai kesalahan yang disebabkan oleh pemain itu sendiri, tidak ada sangkut-pautnya dengan lawan.
Dimitrov merayakan kemenangan. (Foto: REUTERS/Issei Kato)
zoom-in-whitePerbesar
Dimitrov merayakan kemenangan. (Foto: REUTERS/Issei Kato)
Set ketiga dimenangi Nick Kyrgios dengan cara yang "nakal". Saat kedudukan 2-2, Kyrgios kembali mempertontonkan triknya. Alih-alih langsung menerima pukulan Dimitrov, ia memilih untuk sedikit menunggu. Lantas, gerakan pukulannya seperti mengarah ke tengah dan tak jauh dari net. Posisi Dimitrov sudah lebih dulu berada di pinggir net. Alih-alih memukul ke arah yang sudah ditebak Dimitrov, pukulan double fisted backhand-nya justru mengarah ke sektor kanan lapangan, di belakang posisi Dimitrov berdiri.
ADVERTISEMENT
Beberapa kali ia melakukan gerakan yang menipu Dimitrov. Bila diperhatikan, jika Dimitrov mengirim lob tinggi, ia terlihat sedikit menunggu di dekat garis tepi. Seolah-olah tak bisa menjangkau. Dimitrov yang tertipu tak beranjak dari posisi awalnya. Lantas, Kyrgios bakal memukul dengan kekuatan yang tidak terlalu kentara. Hasilnya, bola itu jatuh tak jauh dari net wilayah Dimitrov. Tipuan-tipuan macam ini kerap muncul di set ketiga yang ia menangi.
Setelah memenangi set ketiga, Nick Kyrgios jelas punya peluang di set keempat. Kalau ia menang, pertandingan bakal berlanjut sampai set kelima. Di dua poin pertama, sebenarnya Kyrgios tak tampil buruk. Namun setelahnya, permainan Kyrgios kembali menurun. Bukannya terpacu, ia malah frustasi. Berhasil melewati tie break, Dimitrov pun keluar sebagai pemenang.
ADVERTISEMENT
Yang menarik di akhir pertandingan adalah cara Kyrgios memberikan ucapan selamat kepada Dimitrov. Sesaat setelah bersalaman, Kyrgios mengatakan kepada Dimitrov bahwa ia harus lebih percaya kepada diri sendiri.
"Saya hanya berkata supaya ia percaya kepada diri sendiri. Kadang saya pikir ia kurang percaya diri. Namun, saya pikir ia bisa mengatasi pertandingan dan membuktikan kepada orang-orang bahwa ia bisa memenangi satu dari seluruh kompetisi Grand Slam tahun ini. Jadi saya memberitahunya untuk percaya diri. Saya juga bilang padanya bahwa saya berharap ia bisa sampai ke sana (gelar juara Grand Slam)," jelas Nick Kyrgios, mengutip The Guardian.
Kemenangan di babak keempat ini memastikan tiket Grigor Dimitrov ke putaran perempat final yang bakal mempertemukannya dengan petenis Inggris, Kyle Edmund. Pertandingan ini bakal digelar Selasa (23/1) pukul 07.00 WIB, di Melbourne Park.
ADVERTISEMENT