Drama Kevin Sanjaya Tak Pengaruhi Penilaian terhadap Indonesia Open

9 Juli 2018 20:27 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Marcus/Kevin di Indonesia Open 2018. (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
zoom-in-whitePerbesar
Marcus/Kevin di Indonesia Open 2018. (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
ADVERTISEMENT
Indonesia Open 2018 resmi ditutup pada Minggu (9/7/2018). Mengakhiri turnamen BWF Super 1000 atau setara All England itu, Indonesia merengkuh dua gelar lewat kemenangan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
ADVERTISEMENT
Bagi Indonesia, capaian tahun ini mengulangi kesuksesan edisi 2008. Sepuluh tahun lalu, Indonesia juga meraup dua gelar berkat Sony Dwi Kuncoro dan Vita Marissa/Liliyana Natsir.
Ikut menjadi sorotan, Indonesia Open juga dihiasi drama antara Marcus/Kevin dan Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding di perempat final nomor ganda campuran, Jumat (6/7). Di Istora ketika itu, Marcus/Kevin merasa wasit terlalu berpihak kepada lawan dengan mengabulkan challenge kontroversial Conrad. Kevin Sanjaya bahkan sempat mengacungkan jempol ke bawah sebagai tanda kecewa.
Terlepas dari drama tersebut, Event Director BWF, Darren Parks, tetap memuji penyelenggaraan Indonesia Open 2018. Bagi Darren, Indonesia Open merupakan salah satu turnamen terbaik sepanjang tahun ini.
"Turnamen ini menjadi Top 2 setiap tahunnya. Itu kerja keras dan komitmen PBSI menjadi bagian dari Super 1000. Tujuannya adalah semakin banyak orang menonton dan bermain bulu tangkis," kata Darren saat jumpa pers.
ADVERTISEMENT
"Indonesia Open mendukung tujuan itu. Terima kasih juga kepada suporter yang begitu bersemangat dan bersorak keras," tuturnya menambahkan.
Khusus menyoal kejadian 'Minions' --julukan Marcus/Kevin-- dan duo Mads, Darren menganggap wajar emosi kedua pasangan itu tinggi di momen krusial gim ketiga alias penentuan. Hal itu pun dijamin tidak bakal berpengaruh terhadap penilaian penyelenggaraan acara.
"Saya melihat banyak Indonesia Open beberapa tahun terakhir. Sejujurnya ini salah satu yang terbaik. Saya rasa semua akan mengingat Indonesia Open edisi kali ini sebagai memori yang bagus," pungkasnya.
Marcus dan Kevin di Indonesia Open 2018. (Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA)
zoom-in-whitePerbesar
Marcus dan Kevin di Indonesia Open 2018. (Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA)
Tak ayal, PBSI maupun panitia penyelenggara meyakini Indonesia Open tetap menjadi turnamen terbaik BWF. Sebelumnya, predikat tersebut sudah disematkan untuk Indonesia Open pada 2015, 2016, dan 2017.
ADVERTISEMENT
Indonesia Open sebagai penggagas konsep sportainment di turnamen bulu tangkis pun terus berbenah setiap tahunnya. Selain batik yang dipakai wasit di semifinal dan final, musim ini menghadirkan Kids Zone bagi anak-anak.
Adapun, selama enam hari penyelenggaraan, Indonesia Open berhasil menyedot total 32.416 penonton dari perhitungan tiket yang dijual. Rekor tercapai di hari ketiga, ketika tiket terjual sebanyak 6.465.