Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Pebulu tangkis Indonesia, Putri Sekartaji, mengungkapkan modus match fixing yang dilakukan Hendra Tandjaya dalam pertandingan bulu tangkis . Dalam pengakuannya, Putri mengatakan bahwa Hendra sengaja tampil jelek di lapangan.
ADVERTISEMENT
Putri dan Hendra sempat tampil bersama sebagai ganda campuran pada Selandia Baru Terbuka 2017. Pebulu tangkis kelahiran April 1995 ini mengaku tidak tahu bila sebenarnya Hendra telah berniat melakukan perbuatan yang mencederai sportivitas dengan merekayasa hasil pertandingan.
"Saya tetap bermain sepenuh hari di lapangan. Tapi, Hendra sering melakukan kesalahan demi kesalahan yang elementer. Memukul shuttlecock keluar atau nyangkut net," ujar Putri dalam keterangan resminya, Selasa (12/1).
Tak hanya itu, ketika Putri tampil di nomor ganda putri bersama Mia Mawarti, Hendra yang berperan sebagai ofisial malah bertindak lebih konyol lagi.
Putri menyatakan saat itu Hendra meminta wasit menghentikan pertandingan. Alasannya, Mia cedera dan tak bisa meneruskan pertandingan. Padahal, Mia menyebut dirinya fit dan tidak cedera.
Buntutnya, Putri dianggap Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) bekerja sama dengan Hendra melakukan match fixing. Ia pun dijatuhi hukuman skors dari kegiatan bulu tangkis selama dua belas (12) tahun dan denda dua belas ribu USD atau setara Rp 168 juta.
ADVERTISEMENT
Putri sendiri pernah menerima uang sebesar Rp 14 juta dari Hendra saat di Selandia Baru. Dia mengaku tidak curiga dengan uang itu. Sebabnya, ia mengira Hendra yang juga bertindak sebagai ofisial memberinya uang saku.
“Ternyata, dalam chat di handphone Hendra yang kemudian disita BWF, uang yang saya terima tersebut dianggap BWF sebagai uang hasil taruhan," beber Putri.
"Padahal, terus terang saya tidak tahu menahu dengan Hendra yang melakukan judi atau pengaturan hasil pertandingan. Inilah yang membuat BWF menghukum berat saya,” sambungnya.
Tak cuma itu, BWF menganggap Putri tak mau bekerja sama mengungkap kasus match fixing ini. Di sisi lain, Putri memang membenarkan bahwa ia sempat diundang dan tak bisa datang. Tetapi, BWF langsung memberinya hukuman berat.
ADVERTISEMENT
“Saya ini korban dari ketidaktahuan tentang Etik BWF dan juga hukum. Semuanya itu dalangnya adalah Hendra. Kami yang tidak tahu apa-apa, malah kena getahnya,” tutur Putri.
Putri sendiri sudah menghadap PBSI pada Senin (11/1) untuk membahas kasus ini. Dia datang bersama Agripinna Prima Rahmanto Putra dan Mia Mawarti yang juga dituduh BWF melakukan match fixing.
Selain mereka, masih ada empat nama lain yang terlibat match fixing. Mereka adalah Ivandi Danang, Androw Yunanto, Afni Fadilah, dan Aditya Dwiantoro.
Hendra, Ivandi, dan Androw mendapat hukuman berat dilarang kembali ke dunia bulu tangkis untuk seumur hidup.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona .