Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Harapan Orang Tua untuk Butet: Cepat Cari Pasangan Hidup
27 Januari 2019 22:17 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:06 WIB
ADVERTISEMENT
Di lapangan, ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir adalah pasangan ideal. Bersama-sama sejak 2010, duet mereka telah melahirkan hattrick All England pada 2012, 2013, dan 2014, juara dunia 2013 dan 2017, serta puncaknya adalah emas Olimpiade 2016.
ADVERTISEMENT
Dengan komunikasi yang selalu berjalan baik, tak berlebihan menyebut mereka sebagai rekan sejati baik di dalam maupun di luar lapangan bulu tangkis. Sayangnya, Butet memutuskan pensiun pada hari terakhir Indonesia Masters 2019, Minggu (27/1/2019).
Setelahnya, dipastikan tak ada lagi teriakkan 'Owi/Butet' --begitu Tontowi/Liliyana disapa-- di Istora maupun dalam setiap turnamen dunia lainnya. Sementara di luar lapangan, Butet belum mendapatkan tambatan hati yang pas, setidaknya hingga turnamen terakhirnya di Indonesia Masters 2019. Demikian menurut Benno Natsir, sang ayah.
Ditemui kumparanSPORT, Benno mengatakan selama ini putri tercintanya itu fokus berlatih bulu tangkis hingga tidak memikirkan soal pasangan di luar lapangan. "Saya tanya sudah ada tunangan? Tidak ada katanya. Selama dia (fokus) prestasi, dia tidak mau diganggu. Jadi setelah ini (pensiun), semoga segera (dapat pasangan, red) hahaha. Sudah umurnya juga (33 tahun, red), mudah-mudahan cepat," harap Benno.
ADVERTISEMENT
Olly Maramis, ibu Butet, juga kompak mendoakan agar putrinya itu segera mendapat jodoh. Namun, sifat Butet yang dikenal sebagai pemimpin agak menyulitkan sang putri soal mencari pasangan. Apakah harus sesama orang Manado, apakah harus sesama atlet? Tidak, kata Olly.
"Tante sudah doakan, semoga dia dapat jodoh yang bisa melengkapi sifatnya. Dari kecil 'kan dia mandiri, itu yang dia cari, jodoh yang cocok dengan sifatnya itu. Tidak harus (dari Manado), siapa pun yang penting cocok karakternya," ujar Olly kepada kumparanSPORT.
"Kalau saya, sih, maunya jangan yang lebih keras (sifatnya). Liliyana lebih dominan. Contoh sama Owi, dia yang memimpin. Sementara pemain putri lain tidak ada yang dominan seperti dia. Jadi saya berharap dia dapat jodoh yang bisa mengimbangi sifatnya."
ADVERTISEMENT
"Tidak harus atlet, malah dia bilang atlet sama-sama tidak mau kalah. 'Saya sudah biasa mandiri', dia sudah pernah ngomong. Liliyana tidak mau diatur, atur diri sendiri. Jadi suami harus tahu sifat itu. Saat ini belum ada pasangannya. Dengan pensiun, tante senang dia bisa berpikir untuk keluarga. Untuk wanita 'kan sudah umurnya (menikah)," harap Olly.
Adapun, setelah 24 tahun menggeluti dunia tepak bulu, termasuk menjadikan Pelatnas Cipayung PBSI sebagai rumah selama 16 tahun, Butet kini bakal fokus berbisnis properti dan pijat refleksi. Bakat jadi pebisnis itu diakui Olly turun dari dirinya. "Sudah jiwa dari kecil, dari saya. Saya memang mandiri dari dulu, kerja di toko. Berikutnya dia mau buka money changer dan restoran lagi," ujar sang Mama.
ADVERTISEMENT
"Di Manado (Liliyana) tidak ada bisnis, semua investasi dia di Jakarta. Kemungkinan Om dan Tante juga akan pindah ke Jakarta. Bisnis di Manado disewakan atau dijual," imbuh Olly.
Sementara sifat tak mau kalah Liliyana disebut sang Ayah menurun darinya. Menghabiskan masa kecil di Teling, Manado, Sulawesi Utara, Butet kecil tak pernah mau kalah dalam setiap hal yang dilakukannya, termasuk saat bermain ping pong bersama sang kakak.
"Sejak kecil anaknya tidak mau kalah. Kalau main sama Ciciknya, main ping pong saja sebelum menang tidak mau berhenti. Harus sampai menang. Ciciknya main lagi ya capek, sementara dia masih semangat," kata Benno.
"Iya, dari kecil. Jiwanya tidak mau kalah, dari bapaknya itu. Apa pun yang dia lakukan, harus yang terbaik. Dia mau selesai dengan bagus, itu ikut sifat bapaknya," ucap Olly mengakhiri.
ADVERTISEMENT