Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Kalahkan Nishikori, Djokovic Tantang Del Potro di Final AS Terbuka
8 September 2018 10:27 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Laga semifinal AS Terbuka 2018 yang digelar di Arthur Ashe Stadium pada Sabtu (8/9/2018) dituntaskan Novak Djokovic dengan kemenangan 6-3, 6-4, 6-2 atas petenis Jepang, Kei Nishikori.
ADVERTISEMENT
Secara garis besar, baik Djokovic dan Nishikori menampilkan permainan tenis yang mirip: permainan baseline agresif dengan keseimbangan pertahanan dan serangan. Yang menjadi masalah bagi Nishikori, Djokovic bermain lebih baik, lebih tenang, dan lebih matang darinya.
Hal ini tergambar dengan jelas dari catatan statistik pertandingan. Saat Djokovic bermain cukup aman dengan hanya mencatatkan 22 unforced error, Nishikori malah membuat 51 unforced error di sepanjang pertandingan.
Efektivitas permainan Djokovic mengantarkannya pada keunggulan 3-0 di set pertama. Walau petenis asal Jepang yang menjadi lawannya itu berhasil memenangi satu gim dan memperkecil ketertinggalan menjadi 1-4, dengan pasti Djokovic memperlebar jarak menjadi 5-1. Bagaimanapun, set pertama menjadi momentum awal bagi Djokovic untuk menancapkan tiang pancang dominasi permainannya dengan rapi.
ADVERTISEMENT
Secara hitung-hitungan agresivitas, Djokovic ada di bawah Nishikori, setidaknya di set perdana. Buktinya, di sepanjang set pertama ia hanya mampu melepaskan 4 winner, berbanding dengan 6 winner yang dilancarkan oleh Nishikori. Namun, permainan bersih menjadi kunci dari keberhasilan Djokovic mengunci keunggulan.
Saat kedua semifinalis memperebutkan kemenangan di gim kesembilan, insiden menimpa Nishikori. Hanya karena kepayahan, bukan berarti Nishikori menyerah. Bola kiriman Djokovic itu berhasil dikembalikannya dan mengubah kedudukan menjadi 30-30. Namun, Djokovic masih terlalu perkasa. Lesakan ace yang kecepatannya mencapai 110 mph memastikan kemenangan 6-3 di set pertama menjadi pemilik petenis asal Serbia itu.
Dibandingkan dengan set pertama, jalannya set kedua berlangsung lebih ketat. Susul-menyusul kemenangan gim terjadi, mulai dari 1-1 hingga 4-3 untuk keunggulan tipis Djokovic. Di sini, Nishikori lebih berani untuk melakukan variasi serangan di sepanjang set kedua.
ADVERTISEMENT
Misalnya saat Djokovic memimpin 4-2. Di situasi itu, Nishikori melepaskan satu pukulan voli yang tak tertebak dan membuat lawannya tertinggal 0-15. Sayangnya, inskonsistensi masih menjadi nama tengah bagi permainan Nishikori di set kedua.
Usai raihan poin itu, Djokovic justru kembali melejit, empat poin kembali diraihnya. Seperti itulah proses yang mengantarkannya pada kemenangan di gim ketujuh yang mengubah kedudukan menjadi 4-3 untuk keunggulan Djokovic. Sialnya, dalam situasi kritis sekalipun, permainan Nishikori tak membaik. Saat set point 40-15, satu lesakan backhandnya justru membentur net. Alhasil, kemenangan 6-4 di set kedua berhasil dimenangi oleh Djokovic, tiket babak final kian mendekat.
Alih-alih mengalami penurunan stamina, permainan Djokovic kian menjadi di set ketiga. Nishikori masih sangat kesulitan untuk meladeni serangan-serangan tanpa henti Djokovic dari baseline. Pada kedudukan 2-5, Nishikori sempat memberikan perlawanan dan memimpin 30-0. Namun, kesalahan sendiri kembali menjadi senjata makan tuan bagi Nishikori. Tanpa ampun, Djokovic tak hanya menyamakan kedudukan dan merebut keunggulan, tapi mengonversikan set point menjadi kemenangan 6-2 di set ketiga. Hasil ini memastikan Djokovic menapak ke partai final AS Terbuka untuk kedelapan kalinya.
ADVERTISEMENT
Di final tunggal putra AS Terbuka 2018 yang bakal dihelat pada Senin (10/9/2018) di Arthur Ashe Stadium, Djokovic akan berhadapan dengan Juan Martin Del Potro yang juga tercatat sebagai juara AS Terbuka 2009. Keduanya telah bertemu sebanyak 18 kali. Menilik rekor pertemuan, Djokovic unggul karena sudah memenangi 14 laga.
Terakhir kali, keduanya bertemu di babak perempat final ATP World Tour Masters 1000 Roma 2017. Kala itu, kemenangan 6-1, 6-4 berhasil direngkuh oleh Djokovic. Walau unggul secara rekor pertemuan, Del Potro bukan lawan yang layak buat diremehkan. Terlebih, petenis Argentina itu sedang menyandang status sebagai petenis peringkat ketiga dunia.
"Semuanya terasa begitu baik. Saya pikir, saya memasuki laga ini dengan intensitas, fokus, dan strategi permainan yang luar biasa. Yang menjadi lawan saya di final nanti adalah Del Potro. Saya memiliki respek yang luar biasa kepadanya secara personal ataupun profesional. Del Potro adalah pria yang begitu hebat. Di ranah tenis, ia selalu menjadi sosok yang begitu dihormati," jelas Djokovic dalam konferensi pers seusai pertandingan, mengutip laman resmi AS Terbuka.
ADVERTISEMENT