Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kelamnya Masa Lalu Francis Ngannou, Menahan Malu Sejak Belia
24 Januari 2022 16:33 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Petarung berjuluk 'The Predator' tersebut berhasil mengalahkan juara kelas berat interim Ciryl Gane di UFC 270, Minggu (23/1) lalu. Keduanya berduel dalam lima ronde.
Ngannou berhasil membuat lawannya itu mati kutu. Usai laga, ketiga juri memutuskan petarung asal Kamerun tersebut menang angka dengan skor 49-46, 48-47, dan 48-47.
Apa yang terjadi kini tentu berbeda dengan apa yang ia alami di masa kecilnya. Ngannou adalah lelucon hidup di kampung halamannya dan korban perundungan, maka dari itu ia ingin menjadi kuat.
"Saya adalah subjek dari rasa malu, jadi saya tidak ingin dipermalukan lagi," cerita Ngannou dikutip dari Essentially Sports.
"Jadi, oleh karena itu, saya memutuskan bahwa saya perlu melakukan sesuatu yang akan membuat saya menonjol dari semua anak-anak itu. Dan agar mereka dapat melihat bahwa saya bukannya tidak berharga, Anda tahu," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Kala itu, Ngannou baru berusia 13 tahun. Ia ingin berlatih tinju untuk menjadi lebih kuat dan kemudian menemukan masalah lain, yakni tak ada sasana tinju di kampung halamannya.
Ngannou lahir dan besar di desa Batie, Kamerun. Ia dibesarkan dalam kemiskinan dan tidak menerima pendidikan formal yang lengkap, untuk mendapat makan saja ia perlu berjuang, apalagi untuk mendapatkan latihan tinju.
"Saat itulah saya bertemu dengan tinju dan saya berumur 13 tahun. Tapi masalahnya, tidak ada gym, gym tinju dalam radius seratus mil [160 km]. Jadi bagaimana saya melakukan tinju? Tidak ada tempat," tutur Ngannou.
"Kemudian setelah bertahun-tahun berlalu saya meninggalkan sekolah, kemudian tinggal di desa beberapa tahun. Saya berusia 22 tahun saat itu.
ADVERTISEMENT
"Mimpi itu masih ada di dalam diri saya. Saya kemudian memutuskan untuk pindah ke kota, mengejar mimpi saya,” tambah Ngannou.
Pun begitu, kisah kelam tersebut telah berlalu. Ngannou saat ini telah berada di puncak kariernya sebagai juara dunia kelas berat UFC tak terbantahkan.