Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Wajah Edgar Xavier Marvelo tampak sendu saat acara pengalungan medali cabor wushu di ajang SEA Games 2019 . Sekilas, hal itu wajar. Setiap atlet yang mendapatkan emas lazimnya meneteskan air mata.
ADVERTISEMENT
Namun, siapa sangka bahwa ekspresi sendu Edgar itu ternyata melambangkan kesedihan. Ya, sesaat sebelum Edgar tampil pada Selasa (3/12/2019) kemarin, kabar duka datang dari Indonesia: ayah Edgar, Lo Tjhiang Meng, meninggal dunia.
Sontak, ketika Edgar akhirnya mau menemui wartawan, suasana sendu makin menyeruak. Dengan tegar, Edgar mengungkapkan bahwa dua emas ini adalah untuk mendiang ayahnya tercinta.
"Saya senang dan bangga bisa memberikan emas ini untuk Indonesia dan Papa. Saya berusaha menjalankan tugas dan janji kepada Papa," ungkap Edgar.
Selepas lomba, Edgar memutuskan untuk pulang. Sempat terhalang cuaca buruk, akhirnya Edgar bisa pulang pada Rabu (3/12) malam waktu Filipina. Ia sampai di Jakarta pukul 00.20 WIB, dan langsung menuju ke rumahnya yang berlokasi di Pluit.
ADVERTISEMENT
Sesampainya di rumah, Edgar langsung menghampiri jenazah sang ayah. Ia berkesempatan menemani sang ayah untuk yang terakhir kalinya, sebelum sang ayah dikremasi. Kepada para wartawan, Edgar berkisah mengenai hubungan wushu, dirinya, dan sang ayah.
"Wushu itu memang pilihan saya sendiri. Tapi, sampai sekarang, Papa saya tak pernah berhenti support. Dari dulu, Papa dan Mama selalu mengantarkan saya. Tiap tanding Papa-Mama juga nonton," ujar Edgar saat ditemui wartawan di Pluit, Kamis (4/12).
Dukungan sang ayah terhadap Edgar ini juga tak lepas dari kecintaan ayahnya terhadap wushu. Edgar bahkan menyebut bahwa sang ayah memegang peran penting dalam dunia wushu Indonesia.
Tidak hanya mendukung Edgar, sang ayah juga kerap mendukung atlet-atlet wushu Indonesia yang lain. Hal itu membuat ayah Edgar cukup dikenal oleh para pegiat wushu Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Bisa dibilang Papa saya punya role besar di wushu Indonesia. sampai wasit dan juri juga dekat dengan Papa saya," ungkap Edgar.
Edgar juga ingat ketika ia berumur waktu 8 tahun, ayahnya kerap mengantarkannya berlatih di Sasana Harmony Wushu Indonesia. Bersama sang ibu, ayahnya kerap menjadi orang yang biasa mengantar jemput Edgar.
"Papa tidak ingin memaksa anaknya dalam menjalani sesuatu. Kita jalani apa yang kita senang, Papa dan Mama selalu support. Itu didikan orang tua saya, di mana anak-anaknya bisa hidup bahagia dan bangga dengan kehidupan masing-masing," ungkap Edgar.
"Kalau untuk saya, dia lebih (mengasuh) lewat tindakan, mendidik anaknya untuk jadi rajin dan bertanggung jawab. Beliau bisa marah kalau saya malas latihan. Nah, semua omelan Papa membawa saya sampai ke sini," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Berkat asuhan dari sang ayah, Edgar jadi sosok yang mencintai wushu. Hingga akhirnya, berbagai prestasi mampu ditorehkan oleh Edgar di dunia wushu. Beberapa di antaranya adalah perak di Asian Games 2018 serta dua emas di SEA Games 2019.
Kini, setelah sang ayah meninggal, motivasi Edgar semakin berlipat untuk mendalami wushu. Ia pun berjanji untuk terus menorehkan prestasi, agar membuat ayahnya bangga di alam sana. Apalagi, sang ayah juga berpesan agar Edgar terus fokus di wushu.
"Entah gimana kayak sudah dikasi ama Tuhan (untuk prestasi), dari tahun lalu sudah dikasi medali Asian Games, tahun ini diberikan juga medali emas Kejuaraan Dunia," ujar Edgar.
"Walaupun Papa belum sempat lihat medali emas SEA Games (2019), tapi pasti beliau tahu. Jadi, menurutku sudah tercapai buat papa," katanya.
ADVERTISEMENT