Keputusan Pensiun Debby Susanto dan Harapannya untuk Praveen/Melati

23 Januari 2019 10:34 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pebulu tangkis ganda campuran Indonesia, Debby Susanto. (Foto: Dok. BWF)
zoom-in-whitePerbesar
Pebulu tangkis ganda campuran Indonesia, Debby Susanto. (Foto: Dok. BWF)
ADVERTISEMENT
Indonesia Masters 2019 tidak cuma menjadi panggung perpisahan Liliyana Natsir, tetapi juga Debby Susanto. Perbedaannya, Liliyana masih berpeluang merebut gelar di turnamen pamungkasnya, sementara Debby harus pulang di babak awal.
ADVERTISEMENT
Selasa (23/1/2019), Debby bersama pasangannya, Ronald Alexander, menelan kekalahan dari Mark Lamsfuss/Isabel Herttrich (Jerman) dengan skor 15-21 dan 13-21. Kekalahan di babak pertama ini sekaligus menghentikan kiprah Debby di dunia bulu tangkis. Ya, itulah kiprah terakhir Debby sebelum memutuskan gantung raket.
"Ini pertandingan terakhir. Ini penutup. Rencananya, kami akan memberikan surat pengunduran diri ke Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) di akhir Januari," kata Debby.
Isu bahwa Debby bakal pensiun sebetulnya sudah tersiar sejak dirinya menikah dengan Haptiwan Daya pada Oktober 2017 lalu. Namun, keputusan itu selalu ditunda. PBSI hanya memisahkan Debby dengan Praveen Jordan di nomor ganda campuran. Kemudian, Debby sempat berduet dengan Tontowi Ahmad dan terakhir Ronald.
Praveen/Debby di perempat final All England 2018. (Foto: Bergas Agung/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Praveen/Debby di perempat final All England 2018. (Foto: Bergas Agung/kumparan)
ADVERTISEMENT
Keputusan tersebut akhirnya diambil di awal 2019 ini. Dia menyebut keluarga sebagai faktor di balik ketetapannya untuk gantung raket. Selain suaminya, pebulu tangkis 29 tahun ini mengaku sudah rindu dengan ibunya.
"Sekarang mau fokus ke keluarga. Untuk badminton sudah dulu, apalagi saya sudah menikah, jarang pulang ke rumah. Ibaratnya tidak kayak rumah tangga beneran," ucap Debby.
"Fokus juga ke orangtua karena dari kecil sudah merantau, jauh dari orangtua. Jadi sekarang mau quality time dulu sama keluarga," katanya.
Keputusan Debby sekaligus menggerus talenta top di sektor ganda campuran PBSI. Ya, prestasi Debby memang sudah diakui. Ketika berpasangan dengan Praveen, dia sempat menjuarai All England 2017 dan Korea Terbuka 2017.
Debut Tontowi Ahmad/Debby Susanto di babak pertama Malaysia Masters 2019, Selasa (15/1). (Foto: DOK. PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Debut Tontowi Ahmad/Debby Susanto di babak pertama Malaysia Masters 2019, Selasa (15/1). (Foto: DOK. PBSI)
ADVERTISEMENT
Maka, tak heran jika di Indonesia Masters, banyak pihak berharap agar PBSI memasangkan Debby dengan Praveen demi membangkitkan nostalgia. "Namun, Jodan harus fokus perolehan poin Olimpiade. Dia harus ikut turnamen sebanyak-banyaknya bersama Melati (Daeva Oktavianti)," ucap Debby.
Tanpa kehadiran dirinya, Debby sendiri masih bersikap optimistis terhadap prestasi sektor ganda campuran PBSI ke depannya. Meskipun, Liliyana, yang merupakan peraih medali emas Olimpiade 2016 bersama Tontowi Ahmad, segera menyusul gantung raket.
Terpenting, menurut Debby, adalah regenerasi. Pasalnya, belum ada pebulu tangkis putri di nomor ganda campuran yang menunjukkan kemampuan menonjol seperti Debby dan Liliyana sejauh ini.
Bagaimana caranya menciptakan nama-nama baru di ganda campuran. Regenerasi secepatnya karena nama-nama lama sudah tidak muda lagi. Kalau Praveen/Melati sudah cukup baik dan komunikasinya sudah bagus. Waktu masih panjang. Saya doakan mudah-mudahan bisa melebihi apa yang saya raih bersama Praveen," ucap Debby.
ADVERTISEMENT