Kisah Juara Dunia Basket Kursi Roda Australia: Lumpuh Akibat Kecelakaan

25 Agustus 2021 19:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Atlet bola basket kursi roda, Jannik Blair (AUS) dalam pertandingan final Paralympic Games London 2012 di North Greenwich Arena di London. Foto: AFLO SPORT / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Atlet bola basket kursi roda, Jannik Blair (AUS) dalam pertandingan final Paralympic Games London 2012 di North Greenwich Arena di London. Foto: AFLO SPORT / AFP
ADVERTISEMENT
Jannik Blair merupakan salah satu penggawa andalan Timnas Basket Kursi Roda Australia di Paralimpiade. Atlet yang telah merasakan titel juara dunia ini memiliki kisah yang mengawali dirinya harus hidup di kursi roda seumur hidupnya.
ADVERTISEMENT
Hidup Blair tidak sama lagi sejak menginjak usia 12 tahun. Sosok kelahiran 3 Februari 1992 itu menjadi lumpuh akibat mengalami kecelakaan ute, sejenis kendaraan di Australia, di lingkungan rumah masa kecilnya dekat Horsham, Victoria.
“Saya tak dapat mengingat apa yang terjadi, yang saya ingat hanyalah terang dan gelap, terang dan gelap saat ute berguling. Saya bangun seminggu kemudian setelah koma. Kami pikir ute itu berguling di punggung saya saat saya [terlempar] keluar jendela," kisahnya pada The Guardian.
Pengalaman yang membuatnya tergerak menjadi atlet adalah saat menyaksikan sejumlah atlet basket kursi roda berlatih di tempat dekat dirinya menjalani rehabilitasi di Melbourne. Setelahnya, ia melihat atlet-atlet itu di Paralimpiade Athena 2004.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, Blair terinspirasi menekuni basket kursi roda. Ia belajar di Amerika Serikat dengan beasiswa olahraga universitas, kemudian pindah ke Eropa.
Atlet basket dari Autralia, Jannik Blair. Foto: Reuters
Jannik Blair telah bermain di Spanyol dalam beberapa tahun terakhir dan menjuarai liga pada 2021 bersama Bidaideak Bilbao. Liga Spanyol terkenal dengan kompetisi berkualitas tinggi.
“Jika Anda bermain bola basket kursi roda, Anda menghasilkan uang terbaik di Spanyol. Uang menarik bakat dan itu meningkatkan standar,” katanya.
“Jika Anda ingin bersaing di tim nasional Anda, tidak ada persiapan yang lebih baik dalam pikiran saya daripada memainkan musim delapan atau sembilan bulan di sana. Anda bermain minggu demi minggu melawan bakat internasional,” tambahnya.
Prestasi terbaik Blair di Paralimpiade adalah medali perak di edisi London 2012. Di ajang lain, ia mengantar Timnas Basket Kursi Roda Australia menjuarai Kejuaraan Dunia 2014 di Incheon, Korea Selatan, mengalahkan Amerika Serikat di final dengan skor 63–57.
ADVERTISEMENT
Australia lalu menyabet perunggu pada Kejuaraan Dunia 2018 di Hamburg, Jerman. Amerika Serikat membalas dendam pada Blair dan kolega di semifinal, lalu mereka mengalahkan Iran di laga perebutan perunggu.
Jannik Blair telah berdamai dengan kondisinya. Kini, ia terus fokus menekuni diri sebagai atlet basket kursi roda hingga pensiun nanti.
“Pada akhirnya, tujuan bermain basket kursi roda adalah menjadi satu dengan kursi. Berada di kursi roda telah dibentuk ke tubuh Anda meningkat secara dramatis. Kursi roda Anda adalah komponen permainan yang sangat besar. Jika Anda bisa mendapatkan keuntungan di sana, itu berarti di lapangan,” terangnya.
Blair masih berada termasuk dalam Timnas Basket Kursi Roda Australia di Paralimpiade Tokyo 2020. Ia bertekad meraih prestasi maksimal, mengganti nirmedali di Rio 2016.
ADVERTISEMENT
“Kami memiliki kinerja yang sangat buruk di Rio Kami telah menjadi andalan di semua turnamen besar selama 20 tahun terakhir. Jadi kami memiliki sedikit perubahan guard setelah itu dan kami telah membuat beberapa perubahan pada susunan pemain inti kami dan staf pelatih kami,” tandasnya.
***