Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Liliyana Natsir 'Sentil' Ganda Campuran RI Mudah Nyerah & Terlena Teknologi
19 Oktober 2022 6:00 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Liliyana mengatakan itu di hadapan wartawan di GOR Djarum Jati, Kudus, Selasa (18/10), pada momen konferensi pers Audisi Umum PB Djarum. Ia membandingkan daya juang pebulu tangkis, khususnya ganda campuran, di eranya masih main dan era sekarang.
"Masing-masing ada yang punya daya juangnya tinggi, ada juga yang enggak. Cuma rata-rata mungkin era sekarang seperti ini [teknologi] apa-apa mudah. Maksudnya mau telepon tinggal angkat, internet ada, video call muka bisa kelihatan. Kalau dulu, saya kan penuh dengan perjuangan, jalan ke wartel, lebih mahal, harus pakai telepon kartu," tuturnya sambil mengenang masa lalu.
"Kalau sekarang kan lebih kayak, 'Ah sudahlah gua enggak bisa, nih, kalau gua gagal ya sudahlah'. Nah, itu yang enggak kita harapkan. Kita penginnya, ya, lu maksimalkan dulu. Lu sudah datang jauh-jauh, orang tua sudah berkorban waktu dan uang, ya, lu tunjukkan dong," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Liliyana Natsir mengatakan itu sekalian memberi pesan kepada para peserta Audisi PB Djarum. Namun, sosok yang pernah meraih emas Olimpiade 2016 bersama Tontowi Ahmad itu juga tak menampik bahwa pebulu tangkis pelatnas sekarang kurang daya juang.
"Saya bilang, ya, saya enggak terlalu mengikuti, ya. Secara global, butuh waktu, sih. Semua atlet pasti pengin berusaha maksimal, semua atlet sudah latihan luar biasa capek, cuma, ya, jadi seorang juara itu enggak kayak balikin telapak tangan," ucapnya.
"Dia teknik sudah bagus, fisik sudah bagus, kadang enggak ada luck-nya, enggak beruntung, kadang beruntungnya gede, tetapi latihannya kurang, kalah juga. Jadi banyak faktor, kita enggak bisa menilai kayak, 'Oh mentalnya, ininya, itunya'. Banyak faktor untuk bisa jadi seorang juara," lanjut perempuan yang akrab disapa Butet ini.
Prestasi ganda campuran RI memang menurun sejak ditinggal Liliyana/Tontowi. Ganda campuran terbaik RI sekarang adalah Praveen Jordan /Melati Daeva yang menghuni peringkat 5 dunia.
ADVERTISEMENT
Namun nahas, keduanya justru tahun ini tak masuk pelatnas. Inkonsistensi dan kegagalan menjadi juara di tahun sebelumnya boleh jadi adalah penyebabnya.
Rinov Rivaldy/Pitha Mentari yang berada di peringkat 15 dunia adalah andalan pelatnas sekarang. Akan tetapi, keduanya juga kesulitan bersaing dengan wakil China dan Thailand, serta Jepang.
Liliyana Natsir tak menampik jika ketiadaan senior yang menjadi panutan amat berpengaruh bagi para atlet, terutama di ganda campuran. Terkait hal ini, ia pernah berdiskusi dengan pelatih ganda campuran pelatnas sekaligus eks mitranya, Nova Widianto.
"Kita enggak bisa pungkiri karena kehilangan sosok senior yang jadi panutan mungkin ada juga pengaruhnya. Coach Nova juga pernah ngomong, ya, itu pasti ada. Cuma itu enggak bisa jadi satu rintangan juga, teman-teman ganda campuran juga mau enggak mau, sekarang kan mau enggak mau berusaha maksimal. Latihan saya rasa sudah sama-sama keras," bebernya.
ADVERTISEMENT
Liliyana juga menekankan pentingnya evaluasi diri, yakni belajar dari setiap kesalahan. Dan yang tak kalah penting, pikiran-pikiran yang mengganggu secara nonteknis juga mesti disingkirkan.
"Kalau dari teknis, saya rasa mereka sudah bisa smash, bisa netting, semua bisa. Tinggal yang membedakan kadang-kadang, ya, poin kritis, untuk mengambil keputusan seperti apa. Belajar, evaluasi, itu yang paling penting, sih," tegasnya.
Liliyana Natsir juga meminta para atlet bulu tangkis ganda campuran RI benar-benar sadar dengan peta kekuatan sekarang. Dari situ, mereka harus mengatur siasat dan memiliki daya juang untuk mengimbangi para unggulan.
"Dari atlet juga harus, jangan berharap dari pelatih saja. Saya rasa atlet juga harus aktif, enggak hanya terima, 'Ya sudah pelatih kasih segini', atlet juga harus melakukan lebih. Kekurangan saya apa, saya nonton. Sekarang kan era canggih, tinggal nonton di Youtube videonya seperti apa, nonton video, 'Oh saya kurang di sini, saya tambahkan'," ungkap Liliyana.
ADVERTISEMENT
"Karena posisinya ngejar kan, bukan mempertahankan. Mengejar tuh harus lebih dari pelatihan yang sekarang, sehingga bisa ber-progress dan mengejar," tambahnya.
Namun, harapan itu masih ada. Menurut Liliyana, dari hasil perbincangannya dengan Nova Widianto, diharapkan ganda campuran RI bisa terus berkembang dan naik ke papan atas serta bisa bersaing dengan para unggulan.
"Coach Nova juga bilang butuh waktu, butuh proses, dan saya rasa tim ganda campuran juga sudah berusaha keras bagaimana untuk mengimbangi peta kekuatan di dunia. Harapannya ada Rinov/Pitha , ada yang di bawah-bawah lagi, kalian kan posisinya ngejar, enggak usah ada beban, maksudnya kasih yang terbaik saja. Yang ada beban tuh malah yang ranking atas, yang kalian kejar," ujarnya.
"Latihannya sudah keras, tunjukkan saja semaksimal mungkin, suatu saat pasti bisa lewat, kok. ber-progress, jangan stuck begitu-begitu saja," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Liliyana Natsir pernah menghuni ranking nomor satu dunia ganda campuran. Ia melakukannya bersama dua mitra yang berbeda, Nova Widianto dan Tontowi Ahmad.