Mario Wuysang Yakin RI Bisa Main di Piala Dunia tapi Naturalisasi Saja Tak Cukup

2 Juli 2023 10:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Marques Bolden saat Timnas Basket Indonesia melawan Yordania dalam laga kedua Grup A FIBA Asia Cup 2022 di Istora GBK, Jakarta, Kamis (14/7). Foto: Dok. FIBA Asia Cup 2022
zoom-in-whitePerbesar
Marques Bolden saat Timnas Basket Indonesia melawan Yordania dalam laga kedua Grup A FIBA Asia Cup 2022 di Istora GBK, Jakarta, Kamis (14/7). Foto: Dok. FIBA Asia Cup 2022
ADVERTISEMENT
Mantan pebasket profesional Indonesia, Mario Wuysang, meyakini Timnas Basket Indonesia suatu saat bisa menjadi salah satu peserta Piala Dunia Basket. Menurutnya, untuk sampai ke sana, pengembangan pemain muda harus dibenahi dulu.
ADVERTISEMENT
Bagi sosok yang akrab disapa Uncle Roe itu, bukan hal yang mustahil bagi Timnas Basket Indonesia bisa berkompetisi di Piala Dunia, asalkan federasi mampu mempersiapkan talenta muda yang ada dengan baik. Merekrut pemain naturalisasi berkualitas itu bagus, tetapi tentu saja tidak cukup.
"Kita bisa masuk putaran final Piala Dunia, tetapi harus dimulai dengan mengembangkan talenta muda. Yang saya tekankan, jangan masukkan pemain ke level pro kalau mereka belum siap," katanya kepada kumparan beberapa waktu lalu.
"Kalau mereka sudah digembleng sejak muda, saya yakin mereka akan siap untuk tampil di level Piala Dunia. Bukan cuma mengandalkan pemain naturalisasi," tambahnya.
Mario Wuysang saat masih membela CLS Knight Foto: Twitter/ @M_Wuysang2
Agar bisa berkompetisi di kejuaraan dunia, kata Mario Wuysang, ada beberapa hal yang bisa diperbaiki. Baik dari segi kompetisi maupun peningkatan kualitas bermain dari para pemain itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Dari sisi pemain, dia berharap agar para pemain muda bisa mematangkan keterampilan dasar bermain basket, sebelum siap ke level profesional. Skill yang dimaksud Mario itu adalah shooting, foot work, ball handling, hingga mentalitas bermain.
Ketika skill tiap individu sudah cukup baik, baru hal tersebut diimplementasikan dalam kerja sama tim. Dengan begitu, maka akan terbentuklah sebuah tim yang kuat.
"Hal yang paling penting adalah kemampuan shooting, ball handling, kita mulai bangun dari sana. Hal itu yang saya rasa paling penting sebagai pondasi untuk para pemain muda. Kemudian latihan terus, menjadi lebih baik dan kepercayaan diri jadi lebih baik," kata Reo.
"Ketika kepercayaan diri mereka bagus, itu akan membuat mental mereka jadi tangguh. Karena basket adalah soal ketangguhan mental dan percaya diri," imbuhnya.
Timnas Basket RI melawan China dalam laga playoff FIBA Asia Cup 2022 di Istora GBK, Jakarta, Senin (18/7). Foto: FIBA Asia Cup
Terkait kompetisi, Uncle Roe menilai di Indonesia masih minim kompetisi untuk para pemain muda. Situasinya sangat berbeda dengan Amerika Serikat yang setiap musim panas terdapat turnamen untuk usia muda.
ADVERTISEMENT
"Kalau kompetisinya di sini enggak cukup untuk usia muda, kirim mereka ke Amerika untuk 3 bulan, 2 bulan, untuk summer program sama competition, balik lagi ke sini, next summer, kirim lagi, jika kita memiliki kemampuan untuk itu, itu bisa menjadi keuntungan, pengembangan bisa dipercepat," katanya.
Lebih jauh, Mario juga berpesan agar tidak hanya melihat pemain dari postur tingginya semata. Menurutnya, dengan postur yang tidak terlalu tinggi, atlet Indonesia bisa memperkuat untuk posisi guard.
"Saya rasa kita jangan fokus cari pemain tinggi, perkuat saja guard position. Penguasaan bola, shooting, itu kita mesti benar-benar bangun agar skill levelnya tinggi. Kalau mereka jadi lebih tinggi setelah itu, ya itu bonus. Tapi yang penting, guard," kata Reo.
ADVERTISEMENT
"Lihat saja Jepang dan Filipina, mereka kan gak begitu tinggi, tetapi mereka memiliki beberapa pengatur serangan yang bagus," pungkasnya.