Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Lahir di Indonesia, trofi Piala Sudirman (kejuaraan beregu campuran paling prestise di dunia) pun ditimang pertama kali oleh skuat 'Merah-Putih' di edisi perdana Piala Sudirman pada 24-29 Mei 1989.
ADVERTISEMENT
Tapi sampai saat ini, sejarah tak pernah lagi mencatat nama Indonesia sebagai juara Piala Sudirman setelah kemenangan di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 30 tahun silam.
Medio 1989-2017 itu, Piala Sudirman sudah menggelar 15 edisi. Pencapaian terbaik Tim Indonesia adalah enam kali runner-up pada 1991, 1993, 1995, 2001, 2005, dan 2007.
Total tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara yang paling sering mencicipi rasanya nyaris juara.
Soal angkat trofi China jauh mengungguli Indonesia yang hanya sekali juara. Skuat Negeri Tirai Bambu itu juara 10 kali (sekaligus rekor terbanyak) pada 1995, 1997, 1999, 2001, 2005, 2007, 2009, 2011, 2013, dan 2015.
Hingga edisi teranyar di Goald Coast, Australia, pada 2017, Korea Selatan menyusul torehan juara dengan empat gelarnya pada 1991, 1993, 2003, dan 2017.
ADVERTISEMENT
Apa kabar Tim Indonesia jelang Piala Sudirman 2019 pada 19-26 Mei di Guangxi Sports Center, Nanning, China?
Pebulu tangkis kawakan dan andalan mulai dari Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, hingga Greysia Polii/Apriyani Rahayu masih mendominasi skuat Tanah Air.
Nama yang sama (minus Hendra) ikut memperkuat tim di Piala Sudirman 2017 lalu. Akan tetapi, saat itu Indonesia harus terhenti di babak grup usai gagal melewati Denmark dan India.
Apa yang terjadi? Untuk mengingatnya, berikut kumparanSPORT merangkum statistik Indonesia di Piala Sudirman 2017 :
1. Susunan Tim Indonesia
Putra: Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, Kevin Sanjaya Sukamuljo, Marcus Fernaldi Gideon, Ricky Karanda Suwardi, Angga Pratama, Mohammad Ahsan, Rian Agung Saputro, Tontowi Ahmad, dan Praveen Jordan
ADVERTISEMENT
Putri: Fitriani, Dinar Dyah Ayustine, Gregoria Mariska Tunjung, Greysia Polii, Della Destiara Haris, Rosyita Eka Putri Sari, Anggia Shitta Awanda, Apriani Rahayu, Debby Susanto, dan Gloria Emanuelle Widjaja
2. Indonesia Melawan India
Indonesia baru melakoni laga perdana fase grup di hari ketiga turnamen, Selasa (23/5/2017). Melawan India, Tim 'Merah-Putih' kalah telak 1-4.
Di partai pertama, duet Tontowi/Gloria belum mampu menyumbang poin meski telah berjuang tiga gim lawan Ashwini Ponnapa/Satwiksairaj Rankireddy.
Jonatan Christie yang kalah 15-21, 16-21 dari Kidambi Srikanth di partai kedua pun membuat skor tertinggal 0-2.
Indonesia baru mendapat satu poin di partai ketiga, mudah ditebak penyumbangnya adalah ganda terbaik dunia, Marcus/Kevin.
Meski 'pecah telur' jadi 1-2, berikutnya skor Indonesia tak lagi bertambah dengan kekalahan Fitriani dan Della/Rosyita hingga tie ditutup dengan skor 1-4 bagi India.
ADVERTISEMENT
3. Indonesia Melawan Denmark
Gagal mendulang poin sejak laga pertama, langkah Indonesia sudah berat begitu menghadapi Denmark di laga kedua babak grup.
Pasalnya, Denmark sebelumnya sudah mengalahkan India dengan skor 4-1. Meski begitu, Indonesia mampu mengalahkan Denmark 3-2.
Di partai pertama, ganda campuran Praveen/Debby menang 21-12 dan 21-13 atas Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen.
Anthony menggandakan poin usai kalahkan Viktor Axelsen tiga gim. Kejutan terjadi di partai ketiga saat Marcus/Kevin kalah dari Mathias Boe/Carsten Mogensen, 21-16, 22-24, dan 21-23.
Fitriani bisa mengubah kedudukan jadi 3-1, tapi sayangnya Greysia/Apriyani di partai kelima gagal menundukkan Kamilla Rytter Juhl/Christinna Pedersen.
4. Kalah Agregat
Meski menang di laga kedua, Indonesia belum mampu mengamankan tiket ke perempat final Piala Sudirman 2017 .
ADVERTISEMENT
Indonesia kalah dari Denmark dan India dalam agregat kemenangan dan poin di klasemen Grup 1D. Dari 10 pertandingan di fase grup, Indonesia hanya menang empat kali.
Sementara Denmark menang enam kali dan India menyusul dengan lima kemenangan. Tak hanya itu, Indonesia juga kalah total gim yang dimainkan dan dimenangi.
Hingga akhirnya, skuat Tanah Air yang berada di posisi bontot dipastikan terhenti di babak penyisihan grup. Dengan itu, target PBSI untuk lolos ke delapan besar tidak tercapai, apalagi membawa pulang trofi Piala Sudirman.
5. Strategi yang Tak Berhasil
Dilansir situsweb resmi PBSI pada 17 Maret 2017, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres), Susy Susanti, mengatakan Indonesia berpeluang lolos grup.
ADVERTISEMENT
Sekitar dua bulan sebelum turnamen berlangsung, Susy menyebut bahwa strategi PBSI adalah mencuri masing-masing empat poin dari India dan Denmark.
“Lawan India, kami akan coba curi poin di ganda campuran, ganda putra dan ganda putri serta tunggal putra. Sedangkan saat melawan Denmark, nomor-nomor andalan adalah ganda putra, ganda campuran, ganda putri serta tunggal putri,” kata Susy saat itu.
Nyatanya, keadaan justru berbalik saat melawan India. Sementara saat lawan Denmark, ganda putra justru gagal sumbang poin, sementara tunggal putra mampu menjadi kuda hitam lewat Anthony.
***
Kini, Piala Sudirman menggelar edisi ke-16 pada 19-26 Mei 2019 di Guangxi Sports Center, Kota Nanning, China. Kali ini, Indonesia berada di Grup 1B bersama Denmark dan Inggris.
ADVERTISEMENT
Menurut Susy, yang masih menjabat sebagai Kabid Binpres PBSI sekaligus Manajer Tim Indonesia di Piala Sudirman 2019, skuatnya saat ini punya kesempatan membawa pulang trofi.
Artinya, Indonesia harus siap mengalahkan tuan rumah China, Jepang dengan kekuatan yang merata, hingga Korea Selatan yang juarai edisi teranyar di 2017. Siapkah?
Tugas berat itu kini diemban oleh 20 atlet pilihan, mulai dari Marcus/Kevin, Jonatan Christie, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Gloria Emanuelle Widjaja/Hafiz Faizal, Greysia Polii, hingga Gregoria Mariska Tunjung.