Menguak Masa Kecil Imane Khelif, Hidup Layaknya Bocah Perempuan Biasa

2 Agustus 2024 16:20 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Imane Khelif dari Aljazair saat melawan Angela Carini dari Italia di babak 16 besar cabor tinju putri kelas 66 kg Olimpiade Paris 2024 di North Paris Arena, Villepinte, Prancis, pada 1 Agustus 2024. Foto: REUTERS/Isabel Infantes
zoom-in-whitePerbesar
Imane Khelif dari Aljazair saat melawan Angela Carini dari Italia di babak 16 besar cabor tinju putri kelas 66 kg Olimpiade Paris 2024 di North Paris Arena, Villepinte, Prancis, pada 1 Agustus 2024. Foto: REUTERS/Isabel Infantes
ADVERTISEMENT
Imane Khelif menjadi sosok yang ramai dibicarakan dan kontroversial di Olimpiade Paris 2024. Petinju wanita asal Aljazair itu dituding transgender dam memiliki fisik biologis pria. Namun sebenarnya, bagaimana masa kecil Khelif?
ADVERTISEMENT
Imane Khelif mengalahkan Angela Carini dari Italia di babak 16 besar kelas 66 kg di North Paris Arena, Villepinte, Prancis, pada Kamis (1/8). Ia menang dalam waktu 46 detik saja karena Carini memutuskan mundur setelah menerima beberapa pukulan, termasuk yang paling telak pada bagian hidung.
Duel itu dianggap kontroversial dan dinilai tak adil oleh sejumlah pihak karena Khelif dicurigai seorang transgender. Apalagi, ia pernah gagal tes kelayakan gender dari International Boxing Association (IBA) saat hendak mengikuti Kejuaraan Dunia 2023 di India.
Sejauh ini, tidak ada catatan medis atau dokumen lain yang bisa membuktikan bahwa Khelif pernah melakukan pergantian kelamin dengan cara operasi alias transgender. Beberapa sumber bahkan menguak masa kecil atlet 25 tahun itu dan ternyata ia menjalaninya layaknya bocah perempuan pada umumnya.
ADVERTISEMENT

Masa Kecil Imane Khelif

Imane Khelif dari Aljazair saat melawan Angela Carini dari Italia di babak 16 besar cabor tinju putri kelas 66 kg Olimpiade Paris 2024 di North Paris Arena, Villepinte, Prancis, pada 1 Agustus 2024. Foto: REUTERS/Isabel Infantes
Menurut pemaparan Daily Mail, Khelif terlahir sebagai seorang wanita di Kota Tiaret, Aljazair, pada 2 Mei 1999. Terlihat dari foto dan dokumentasi yang dipublikasikan, Khelif kecil terlihat seperti bocah perempuan pada umumnya.
Bahkan, foto-fotonya saat masih kecil hingga remaja menunjukkan Khelif kerap bergaya feminin, tak ada hal mencurigakan seperti yang beredar saat ini. Lantas ia diyakini merupakan seorang wanita sejak lahir oleh orang-orang di negaranya.
Lagipula, agak sulit membayangkan Imane Khelif bisa hidup sebagai seorang transgender di Aljazair. Apalagi, faktanya Khelif telah mewakili Aljazair di banyak event tinju internasional.
Sebab, negara itu menentang segala bentuk LGBT dan menyiapkan hukuman untuk para pelakunya. Hal itu dianggap ilegal. Ada hukum yang mengatur pelaku LGBT bisa dihukum penjara atau denda.
ADVERTISEMENT

Hidup Miskin, Sempat Ditentang Bertinju

Imane Khelif dari Aljazair merayakan setelah menang melawan Mariem Homrani Ep Zayan dari Tunisia setelah pertandingan tinju babak penyisihan 16 besar kelas ringan putri (57-60kg) pada Olimpiade Tokyo 2020 di Kokugikan Arena di Tokyo pada 30 Juli 2021 Foto: Luis ROBAYO / POOL / AFP
Khelif kecil hidup di bawah garis tekanan ekonomi. Bahkan, ia harus berjualan roti menyusuri kota ke desa demi menambah penghasilan keluarganya.
"Kebetulan saya menjual roti di jalan, saya juga mengumpulkan piring dan benda-benda lain untuk mendapatkan uang untuk menyambung hidup, karena saya berasal dari keluarga yang sangat miskin," cerita Khelif pada suatu masa, dikutip Daily Mail.
Awal mula Imane Khelif masuk ke dalam dunia tinju ketika pelatih di sekolahnya melihat kualitas fisik yang dimilikinya. Lalu, hal ini membuat Khelif terinspirasi untuk menekuni tinju dan berharap olahraga ini bisa mengubah hidupnya.
Khelif menemui tantangan pada awal kariernya menjadi seorang atlet tinju. Selain dari kesulitan ekonomi, Khelif harus berurusan dengan keluarganya yang tak merestui pilihannya ini, sebab tinju dianggap merupakan olahraga khusus pria. Ayahnya lebih menyarankan Khelif untuk menjadi pesepak bola.
ADVERTISEMENT
"Ayah saya selalu lebih suka sepak bola daripada tinju. Tetapi saya memang pandai dalam berolahraga di sekolah saya, dan akhirnya guru saya mendorong saya untuk menjadi petinju karena saya memiliki kualitas fisik yang baik dan itu benar," ujar Khelif.
Imane Khelif dari Aljazair (kiri) bertarung melawan petinju Italia Angela Carini pada pertandingan penyisihan babak 16 besar tinju 66kg putri pada Olimpiade Paris 2024 di North Paris Arena, di Villepinte pada 1 Agustus 2024. Foto: MOHD RASFAN / AFP
Namun lambat laun, keluarganya berdamai dengan hal itu. Mereka pun beralih untuk mendukung penuh Khelif dalam dunia tinju buntut tekadnya yang kuat untuk mengharumkan nama bangsa.
Khelif pernah mewakili Aljazair di Olimpiade Tokyo 2020 dan bertarung di kelas ringan. Menang sekali atas wakil Tunisia, ia lalu keok dari Kellie Harrington asal Irlandia di perempat final dan akhirnya gagal mendapat medalii.
Kerap turun ke kelas welter ringan, Imane Khelif baru panen prestasi sejak 2022. Ia meraih perak Kejuaraan Dunia di Turki, menjadi juara Afrika di Mozambique, dan menjadi juara Mediterranean Games di Aljazair. Teranyar pada 2023, ia menjadi juara kelas welter Arab Games di Aljazair.
ADVERTISEMENT
Kini, Khelif tengah berupaya keras untuk mewujudkan impiannya meraih medali di Olimpiade Paris 2024. Ia tidak mempedulikan tudingan bahwa dirinya transgender.
ADVERTISEMENT