Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mereka, para Atlet yang Berjuang Melawan AIDS
1 Desember 2017 14:48 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Acquired immune deficiency syndrome atau biasa disebut AIDS dapat diartikan sebagai kondisi penurunan daya tahan tubuh yang disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV). Virus ini berpotensi mengancam kehidupan dan masih belum ditemukan obatnya.
ADVERTISEMENT
HIV/AIDS tak memandang bulu. Siapa pun bisa terkena penyakit mematikan tersebut, tak terkecuali atlet. Dalam rangka memperingati hari HIV/AIDS sedunia yang jatuh pada hari ini, kumparan merangkum 7 atlet yang diketahui mengidap HIV/AIDS.
John Curry
John Curry terkenal sebagai peseluncur asal Inggris. Ia menerima medali emas di perhelatan Olimpiade Musim Dingin tahun 1976 dan menjadi juara dunia di tahun yang sama. Yang aneh, di tahun ini pulalah sebuah surat kabar Jerman memberitakan bahwa John Curry adalah seorang gay. Konon, pemberitaan ini disampaikan tanpa persetujuan Curry.
Namun, pada tahun 1987 Curry mengumumkan bahwa ia tertular HIV dan berbicara secara terbuka kepada pers menyoal orientasi seksualnya. Tujuh tahun kemudian, ia meninggal akibat serangan jantung yang dipicu oleh penyakit AIDS.
ADVERTISEMENT
Esteban De Jesus
Esteban De Jesus tercatat sebagai salah satu petinju terbaik asal Puerto Riko. Ia menjalani debut profesionalnya pada tahun 1969 dan secara mengejutkan mengalahkan juara bertahan lightweight Roberto Duran, di tahun 1972 pada sebuah pertandingan tanpa gelar.
Pada tahun 1980, saat berada di bawah pengaruh kokain, ia menembak seorang remaja hingga tewas. Akibat dari perbuatannya itu, ia dihukum penjara seumur hidup.
Beberapa saat setelah kematian kakaknya, Enrique De Jesus, pada tahun 1985, ia pun mendapati bahwa ia terjangkit HIV/AIDS. Dugaan terkuat karena ia kerap bertukar jarum suntik saat mengonsumsi kokain bersama kakaknya.
Dengan alasan kemanusiaan, pemerintah Puerto Riko meringankan hukuman De Jesus. Ia dinyatakan bebas bersyarat pada April 1989. Kurang lebih satu bulan merasakan udara bebas, De Jesus meninggal pada usia 37 tahun di rumah perawatan khusus AIDS di Rio Piedras, Puerto Riko
ADVERTISEMENT
Tim Richmond
Tim Richmond adalah seorang pebalap mobil asal Amerika Serikat. Ia melakoni debutnya pada gelaran Coca Cola 500 tahun 1980. Ia memenangi penghargaan Rookie of the Year Indianapolis 500 tahun 1980 dan juga mengantungi 13 kemenangan balapan di ajang NASCAR.
Richmond tumbuh di keluarga berkecukupan. Gaya hidup yang mewah membuatnya dikenal sebagai “Hollywood”di kalangan pebalap.
Pada tahun 1989, Richmond meninggal dalam usia 34 tahun. Seminggu setelah kematiannya, keluarga Richmond menggelar konferensi pers. Dengan didukung pernyataan dari dokter pribadinya, mereka mengumumkan bahwa Richmond meninggal akibat penyakit AIDS, yang didapat dari hubungannya dengan seorang wanita yang tidak dikenalnya.
Roy Simmons
Dalam perjalanan kariernya, Roy Simmons bermain untuk New York Giants dan Washington Redskins. Ia menjadi pemain NFL pertama yang secara terbuka membicarakan tentang kemungkinannya menderita AIDS. Lima tahun setelahnya ia memberikan pernyataan resmi bahwa ia memang mengidap AIDS. Roy Simmons mengalami beberapa komplikasi akibat AIDS.
ADVERTISEMENT
Namun, sebelum memutuskan untuk berterus terang membicarakan keadaannya, Roy Simmons justru menyembunyikan orientasi seksualnya untuk waktu yang lama. Ia baru berani untuk membukanya kepada publik dan orang-orang terdekatnya dalam sebuah acara televisi bertajuk Donahue. Acara ini menampilkan sejumlah mantan pasangan dan mereka diminta untuk membicarakan apa-apa saja yang belum pernah mereka bicarakan sebelumnya.
Pada tahun 1997, Roy Simmons pertama kali mengetahui bahwa ia terjangkit penyakit AIDS. Lalu, enam tahun setelah menyembunyikan kondisi kesehatannya ini, tepat di peringatan Hari AIDS Sedunia tahun 2003 ia memutuskan untuk memberitahukan kepada publik tentang apa yang ada pada tubuhnya selama ini.
Yang disampaikan Simmons kepada publik tak cuma penyakitnya. Lewat pengakuannya ia juga bertekad untuk membantu atlet-atlet lain yang masih belum berani untuk bersikap terbuka perihal penyakitnya.
ADVERTISEMENT
Belasan tahun berjuang melawan penyakitnya, Roy Simmons meninggal dalam usia 57 tahun pada 2014 lalu.
Tommy Morrison
Tommy Morrison menjalani debutnya sebagai petinju profesional pada tahun 1988. Morrison mengundurkan diri dari dunia tinju pada tahun 1996 dengan koleksi 46 kemenangan dari 52 pertandingan yang diikutinya.
Keputusannya ini diambil setelah Komisi Atlet Nevada mendapatinya terinfeksi HIV. Tahun 2006, Morrison sempat menyatakan bahwa ia akan kembali ke dunia tinju. Katanya, berdasarkan hasil tes ulang, ia dinyatakan negatif HIV. Namun demikian, sebagian besar pihak tidak mempercayai kebenaran pernyataannya. Pada tahun 2013, ia meninggal dalam usia 44 tahun.
Arthur Ashe
Nama Arthur Ashe tercatat sebagai petenis Afrika-Amerika pertama yang memenangi Grand Slam Wimbledon dan AS Terbuka. Raihan-raihannya itu berhasil membawanya ke puncak dunia tenis. Dugaan terkuat, ia tertular HIV saat melakukan transfusi darah untuk operasi bypass jantung di awal tahun 1980-an. Arthur meninggal tahun 1993 karena pneuomia yang dipicu oleh AIDS yang diidapnya.
ADVERTISEMENT
Nama Arthur Ashe juga digunakan sebagai nama penghargaan untuk atlet-atlet yang dinilai melampaui olahraga. The Arthur Ashe Courage Award; adalah bagian dari ESPY Award yang digagas oleh stasiun televisi, ABC Network. Nama Arthur Ashe digunakan karena sebagai atlet, ia pun dikenal aktif menentang rasialisme dan stigma —terutama bagi mereka yang mengidap AIDS.
Magic Johnson
Pada 7 November 1991, Magic Johnson yang dikenal sebagai penggawa LA Lakers, mengambil keputusan berani. Ia mengumumkan secara terbuka kepada publik bahwa ia terinfeksi HIV.
Keputusan ini mengubah pandangan orang-orang yang menganggap HIV hanya bisa menular pada kaum homoseksual berkulit putih, sehingga kaum heteroseksual, tidak perlu khawatir akan terjangkit.
Namun seganas apa pun reputasinya, HIV tak menghentikan kehidupannya. Ia kembali bermain pada pertandingan NBA All-Star pada 1992 dan memenangi penghargaan MVP All-Star setelah membawa Tim Barat menang atas Tim Timur dengan skor 153-113.
ADVERTISEMENT
Pensiun sebagai pemain basket, Magic Johnson mendedikasikan hidupnya untuk memberikan edukasi tentang HIV. Ia banyak berbicara kepada orang-orang muda. Dalam sejumlah sesi, ia kerap menekankan bahwa perilaku seks yang aman merupakan salah satu cara untuk terhindar dari virus itu.