Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PBSI , Agung Firman Sampurna , buka suara terkait dipaksa mundurnya RI dari All England . Menurut Agung, keputusan BWF tersebut penuh dengan kejanggalan.
ADVERTISEMENT
''Pertama kali kita dinyatakan tidak dapat bertanding lagi karena ada dalam satu pesawat, di mana dalam satu pesawat tersebut, ada penderita corona ,'' kata Agung dalam keterangan resminya di Kantor BPK, Jakarta Pusat, Kamis (18/3).
''Namun demikian, hingga hari ini, kami tidak diberi tahu siapa penumpang pesawat yang terkena COVID-19 tersebut yang mereka klaim berinteraksi dengan 24 orang (Indonesia). Dari sini saja, itu sudah tidak masuk akal sebenarnya. Bagaimana juga dia berinteraksi dengan penumpang sebanyak itu?'' lanjutnya.
Agung mengatakan saat ini PBSI tengah berkomunikasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pemuda dan Olahraga. PBSI, lanjut Agung, menginginkan informasi yang transparan karena ada beberapa kejadian yang di luar nalar, salah satunya saat penerbangan.
ADVERTISEMENT
''Kalau di Indonesia, sebelum kita naik pesawat ada prosedurnya kan? Setiap penumpang di tes PCR dan Swab dulu. Baru kalau mereka negatif bisa naik pesawat. Kan itu syaratnya, kan?'' tegas Ketua PBK RI ini.
''Ini siapa yang terkena COVID-19 saat naik pesawat saja tidak jelas. Informasi ke kita di sini siapa yang positif COVID-19 juga tidak dijelaskan. Bagaimana kan?''.
''Sebetulnya ada satu prosedur. Apa? Ya, diuji saja, dilakukan PCR, Swab, apakah kena atau tidak dan dari sana akan ketahuan. Kalau dari kita, kita pastikan bebas corona karena sebelum berangkat, kita divaksin, dites lagi PCR dan Swab dan semua negatif,'' tandasnya.
Saat ini, sebanyak 20 pemain dan ofisial Indonesia yang berpartisipasi di All England kudu menjalani isolasi mandiri 10 hari. Hal ini merupakan kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah Inggris.
ADVERTISEMENT
***