PBSI Jelaskan Alasan Tim RI Tak Carter Pesawat ke Inggris

18 Maret 2021 12:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemaparan visi dan misi Agung Firman Sampurna di Munas PBSI. Foto: Media PBSI
zoom-in-whitePerbesar
Pemaparan visi dan misi Agung Firman Sampurna di Munas PBSI. Foto: Media PBSI
ADVERTISEMENT
Ada pernyataan yang menyerang PBSI terkait dipukul mundurnya atlet bulu tangkis RI dari All England 2021. Sebab, pemerintah Inggris mencoret keikutsertaan atlet Indonesia karena satu penerbangan dengan penyintas COVID-19.
ADVERTISEMENT
Sejumlah kalangan berdebat. Kenapa atlet-atlet RI tak menggunakan pesawat carter guna menghindari kontak dengan penyintas COVID-19? Padahal, saat Thailand Open beberapa waktu lalu, PBSI menyewa pesawat untuk berangkat ke Thailand.
Merespons hal ini, Ketua Umum PBSI, Agung Firman Sampurna, memberikan penjelasan. Pria yang juga merupakan Ketua BPK RI ini bilang persoalan bukan dari penyewaan pesawat.
''Enggak ada hubungannya. Kita ke Thailand tempo hari menyewa karena enggak ada pesawat. Kalau ada tidak ada pesawat yang tidak disewa, ya, kita pakai yang tak disewa. Jadi enggak ada itu urusannya dan enggak ada,'' kata Agung via keterangan resminya di Kantor BPK, Jakarta Pusat, Kamis (18/3).
''Kita enggak berfoya-foya pakai pesawat carter pribadi. Kita ke Inggris berlaga membawa nama bangsa dengan biaya yang ada sama kita. Jadi enggak ada itu ya.''
ADVERTISEMENT
''Kemarin ke Thailand kita enggak bisa pakai pesawat lain karena memang harus pakai pesawat carter, enggak ada pilihan ketika itu dan kami patuh kok. Enggak ada urusan pesawat ya,'' kata Agung menjelaskan.
Marcus/Kevin berhasil melangkah ke semifinal All England 2020. Foto: dok. PBSI
Agung melanjutkan, yang jadi persoalan adalah prosedur penerbangan. Sebab, bagaimana bisa pihak penerbangan memberikan izin terbang kepada penyintas COVID-19.
Agung mencontohkan, di Indonesia, setiap penumpang penerbangan wajib melampirkan hasil tes PCR dan Swab yang sudah negatif. Bila ketahuan positif, penumpang tak akan diberikan izin untuk terbang.
''Inti masalahnya adalah di mana, kapan, dan dengan siapa kita berinteraksi dengan penyintas COVID. Kan kita harus dapat informasi ini dulu,'' kata Agung.
''Kita datang dengan kondisi sudah divaksin, kita datang dengan kondisi sehat, dan kita enggak punya kewajiban di persoalan ini dan yang mesti menjelaskan adalah NHS (National Health Service, Badan layanan Kesehatan Inggris),'' tuturnya.
ADVERTISEMENT
---