Pesan Brandon Jawato dari Lubuk Hati: Terhormat Bela Timnas Basket RI

Brandon Jawato di Pertandingan Indonesia vs Arab Saudi dalam laga FIBA Asia Cup 2022 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (12/7/2022). Foto: Dok. FIBA Asia Cup 2022

Timnas Basket RI sudah dipastikan gagal melaju ke Piala Dunia FIBA 2023. Namun, Brandon Jawato tetap merasa terhormat menjadi bagian dari skuad 'Merah-Putih'.

Kegagalan Timnas Basket Indonesia lolos ke 8 Besar FIBA Asia Cup 2022, yang berarti hangusnya tiket ke Piala Dunia FIBA, memang cukup disesali. Namun, Jawato menekankan bahwa perjuangan untuk terus meningkatkan diri tak akan pernah berhenti.

"Dari lubuk hati saya yang terdalam; saya ingin mengucapkan terima kasih kepada organisasi dan pendukung bola basket di seluruh Indonesia," tulis Jawato di unggahan Instagram, Rabu (20/7).

Brandon Jawato di Laga Timnas Basket RI melawan China dalam laga playoff FIBA Asia Cup 2022 di Istora GBK, Jakarta, Senin (18/7). Foto: FIBA Asia Cup

Timnas Basket RI dikalahkan China dengan skor 58-108 dalam laga playoff FIBA Asia Cup 2022 di Istora GBK, Jakarta, Senin (18/7). Ya, selangkah lagi Indonesia bisa ke Piala Dunia FIBA 2023, tetapi masih gagal.

Meski begitu, para penggawa Timnas Basket RI pantang berkecil hati. Seperti halnya Marques Bolden, yang meyakini bahwa tim Indonesia bisa berkembang lebih jauh lagi.

"Hal yang harus dilakukan ke depannya adalah tetap yakin karena kami telah menunjukkannya bahwa kami mampu bersaing dengan tim Asia lainnya," ungkap Bolden dalam konferensi pers usai laga lawan China di Istora GBK, Selasa (19/7).

"Ada banyak talenta di Indonesia dan saya rasa kami perlu belajar lebih banyak lagi. Kami hanya perlu lebih banyak waktu bermain di level tinggi dan melawan tim yang kuat. Saya pikir kami tidak memiliki batasan," tambahnya.

Timnas Basket RI melawan China dalam laga playoff FIBA Asia Cup 2022 di Istora GBK, Jakarta, Senin (18/7). Foto: FIBA Asia Cup

Pelatih Timnas Basket RI, Milos Pejic, pun menekankan pentingnya meningkatkan kualitas IBL demi kemajuan tim nasional. Ia juga menegaskan pentingnya pencarian bakat agar muncul Derrick Michael lainnya.

"Pertama-tama, kami harus mengorganisir Liga IBL di tingkat tinggi. Kami memiliki salah satu kemungkinan untuk mengatur tim pemandu bakat dan akan coba menemukan Derrick Michael lain, pria berusia 19 tahun," ujarnya dalam kesempatan yang sama.

"Dan kami tidak ingin mengubah sistem setiap 2 atau 3 tahun, ketika kami mengganti pelatih, kami akan mengubah sistem, itu salah. Kami ingin tetap seperti ini, cara ini bagus, tetapi membutuhkan waktu, sama seperti setiap sistem," tandasnya.