Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pramudya Mundur dari PBSI, Mau Studi di Australia hingga Soal Kesehatan Mental
18 Desember 2023 19:27 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Pemain ganda putra Indonesia, Pramudya Kusumawardana, memutuskan untuk berhenti berkarier sebagai pebulu tangkis di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, terhitung sejak Senin (18/12). Ia mengaku ingin fokus melanjutkan karier studi di Australia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Pramudya mengaku kesehatan mental sempat terganggu, sehingga berpengaruh ke dalam kehidupan pribadinya. Pebulu tangkis kelahiran 13 Desember 2000 itu menjelaskan terkait semua ini dalam perbincangan dengan ofisial PBSI di kanal YouTube resmi.
“Ada beberapa poin yang saya akan sampaikan mengenai alasan keputusan untuk mengundurkan diri dari PBSI dan bulu tangkis Indonesia," ujar Pramudya.
“Poin pertama adalah kesehatan mental saya sedang tidak bagus. Hal ini tidak bagus untuk keseharian saya karena hal ini memiliki efek terhadap kehidupan saya sehingga saya membutuhkan istirahat,” tambahnya.
Adapun studi yang diambil Pramudya di 'Negeri Kangguru' adalah jurusan Sports Science dan Sports Psychology di Sydney. Hal tersebut dilakukan Pramudya agar ke depannya diharapkan bisa membantu olahraga, khususnya bulu tangkis Indonesia lebih berkembang.
ADVERTISEMENT
“Poin kedua ialah pendidikan. Saya masih mementingkan pendidikan. Sebagian orang sudah tahu saya akan menekuni pendidikan Sports Science dan Sport Psychology. Saya ambil studi di luar karena merasa sistem di Indonesia belum mendukung untuk atlet profesional,” jelas Pramudya.
Poin lanjutan dari mundurnya Pramudya yakni masih kurang mantap untuk bersaing di Olimpiade. Perhitungan poin menuju Olimpiade Paris 2024 terus berjalan dan sejauh ini untuk Pramudya bersama Yeremia Rambitan masih terlalu jauh peluangnya untuk tampil di ajang bergengsi tersebut.
“Poin ketiga yakni perebutan Olimpiade, banyak hal yang harus disiapkan dan tidak selesai begitu saja. Saya rasa untuk ke sana, saya tidak punya kapabilitas atlet di Olimpiade berdasarkan progres dan statistik mengingat Indonesia punya historis yang besar di ajang tersebut," tuturnya.
ADVERTISEMENT
“Poin terakhir, saya juga sebagai manusia biasa, saya punya pikiran dan impian serta target sendiri. Saya punya target sendiri kapan untuk mengambil keputusan,” lanjut Pramudya.
Pramudya sejatinya telah memiliki niat untuk undur diri sejak awal 2023. Dengan perhitungan yang matang, Pramudya kemudian berbicara dengan pelatih mengenai masalah kesehatan mental yang terganggu sehingga akhirnya memutuskan untuk gantung raket.
“Keputusan yang saya ambil sangat panjang. Sempat di tengah jalan terpikir untuk langsung melanjutkan studi. Saya kemudian berbicara dengan pelatih membicarakan hal ini dan juga telah berusaha di beberapa turnamen di Japan Masters dan China Masters 2023 untuk berusaha keras agar mendapat hasil maksimal. Setelah turnamen itu kemudian keputusan saya akhirnya bulat untuk mundur,” bebernya.
ADVERTISEMENT
“Saya terima kasih kepada PBSI yang sudah merahasiakan hal ini dan Djarum yang juga memberikan kepercayaan dan dukungan buat karier bulutangkis saya. Saya ucapkan terima kasih dan doa terbaik untuk bulutangkis Indonesia,” tandasnya.
Pramudya tercatat menjadi bagian dari PBSI sejak 2018 dengan pernah bermain di sektor ganda campuran. Saat berpasangan dengan Ribka Sugiarto, ia menjadi juara India Junior International 2018 seusai mengatasi perlawanan rekan satu negaranya, Leo Rolly Carnando/Metya Inayah Cindiani, dengan skor 21-16, 21-12.
Saat bermain di sektor ganda putra, Pramudya pernah berpasangan dengan Rehan Naufal Kusharjanto, Ghifari Anandaffa Prihardika, dan Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan.
Tercatat pemain asal Sukabumi itu moncer saat berpasangan dengan Yeremia ketika meraih beberapa gelar seperti Spain Masters 2021, Belgian International 2021, hingga Badminton Asia Championships 2022.
ADVERTISEMENT
Pasangan Pramudya/Yeremia yang memulai debut di The 28th Iran Fajr International Challenge 2019 itu bahkan mengoleksi dua medali SEA Games dengan perincian satu emas dan satu perak.
ADVERTISEMENT
Pada edisi 2021 di Vietnam, pasangan berjuluk 'The Prayer' itu harus puas dengan raihan perak seusai pada partai final kalah dari Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin dengan skor 17-21, 19-21.
Adapun pada tahun berikutnya di edisi SEA Games 2023, Pramudya/Yeremia meraih medali emas seusai menumbangkan ganda putra Thailand, Peeratchai Sukphun/Pakkapon Teeraratsakul dengan skor 21-17, 21-19.
Dengan raihan prestasi tersebut tidak heran kedua pasangan merindukan momen kebersamaan tersebut yang diharapkan ke depannya bisa memberikan motivasi untuk menjalankan kehidupan masing-masing.
“Suka duka telah dilewati bersama mulai dari debut di 2019 silam. Kami sama-sama saling menikmati proses hingga saat ini. Kami juga berkomitmen untuk sama-sama menjadi pasangan yang baik dengan memberikan dukungan satu sama lain,” ungkap Yeremia.
ADVERTISEMENT
“Untuk Yeremia sukses terus untuk karier ke depannya. Maaf jika keputusan ini merugikan buat Yeremia dan dinilai kurang baik. Saya ucapkan terima kasih untuk semua memori saat juara bareng maupun dalam kondisi sulit. Maaf jika selama berpasangan ada salah,” timpal Pramudya.