Tony Parker Bukan Lagi Point Guard Utama San Antonio Spurs

22 Januari 2018 17:07 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tony Parker veteran milik Spurs. (Foto: Brad Penner-USA TODAY Sports via Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Tony Parker veteran milik Spurs. (Foto: Brad Penner-USA TODAY Sports via Reuters)
ADVERTISEMENT
San Antonio Spurs melewati 20 musim terakhir ini dengan prestasi yang membanggakan dan membikin semua penggemar basket khususnya liga NBA mengakui kehebatan mereka.
ADVERTISEMENT
Selama kurun waktu dua dekade itu, Spurs menjadi satu-satunya tim yang tak pernah absen melaju ke babak playoff dan sukses memenangi lima cincin juara. Kesuksesan itu memang tak terlepas dari peran Gregg Popovich sebagai juru taktik yang membangun era kejayaan Spurs di liga basket paling meriah sejagat ini.
Namun, Pop --demikian Popovich biasa disapa-- tidak sendirian, di balik pintar dan jelinya pelatih berusia 68 tahun itu meracik tim, hadirnya para pemain kelas wahid macam David Robinson, Tim Duncan, Tony Parker, dan Manu Ginobili menjadi faktor pendukung berjayanya Spurs selama ini. Era tersebut terus berlanjut meski Robinson telah pensiun pada 2003 dan Duncan pada 2015 silam.
Kini, para pionir dari kebangkitan Spurs tinggal menyisakan nama Parker dan Ginobili saja. Mereka pun sudah tak berusia muda lagi dan Spurs sedang menghadapi fase regenerasi tim dalam beberapa musim terakhir ini.
ADVERTISEMENT
Diawali dengan munculnya Kawhi Leonard dan disokong Danny Green, Patty Mills, dan LaMarcus Aldridge. Kini, Spurs sedang menghadapi babak baru, meski masih dengan Popovich sebagai pelatih kepala. Pop pun sadar betul, Spurs memang membutuhkan regenerasi, oleh karena itu di musim ini, selain karena badai cedera, Pop kerap merotasi starting five-nya.
Teranyar, di laga melawan Indiana Pacers pada, Senin (22/1/2018) pagi WIB yang berakhir untuk kemenangan Pacers 94-86, Parker tidak bermain sebagai starter dan memulai laga dari bangku cadangan. Bermain selama 20 menit, Parker sukses mencetak 12 poin.
Selain faktor usia yang sudah mencapai 35 tahun, Parker yang baru saja menjalani operasi untuk cedera otot quadrisep pada Mei 2017 lalu menjalani rehabilitasi selama tujuh bulan yang membuatnya kesulitan menemukan performa terbaiknya lagi. Sejak menjalani laga perdana di musim ini pada 27 November 2017 melawan Dallas Mavericks, Parker sudah bermain sebanyak 21 kali dengan mencatatkan 8,0 poin per gim, 4,0 assist per gim dan rata-rata bermain selama 21,7 menit.
ADVERTISEMENT
Parker yang menjalani debut perdananya sebagai starter Spurs saat masih menjadi rookie di musim 2001/02, pada akhirnya harus mulai menerima bahwa tempatnya bukan lagi sebagai point guard utama di musim ini dan musim-musim mendatang usai Pop memastikan hal itu kepadanya.
"Pop mengatakan pada saya bahwa ini waktunya dan saya berkata 'tidak masalah'. Seperti halnya Ginobili, Pau Gasol, Anda tahu bahwa hari itu akan tiba. Saya akan mendukung keputusan Pop dan saya akan membantu DJ (Dejounte Murray) sebisa mungkin dan mencoba yang terbaik di tim kedua bersama Ginobili dan Patty Mills," kata Parker seperti disitat dari ESPN.
Dengan menepinya Parker dari starter Spurs, Dejounte Murray yang didapatkan via NBA draft 2016 urutan ke-29 adalah pemain muda yang diproyeksikan sebagai suksesor. Di musim keduanya ini, Murray mencatatkan 6,3 poin, 4,7 rebound, dan 2,4 assist per gim dengan rataan menit bermain 17,9.
ADVERTISEMENT
Meski Murray masih berusia 21 tahun, seniornya di klub, Danny Green --yang sudah memasuki musim kesembilan bersama Spurs-- yakin jika Murray bisa memberikan penampilan terbaiknya dan Spurs bisa mengeluarkan kemampuan untuk membantu mereka keluar dari rangkaian hasil buruk di 11 pertandingan terakhir, karena Spurs hanya menang lima kali dan menderita enam kekalahan. Apalagi posisi mereka di klasemen wilayah barat mulai terancam dengan apiknya penampilan Minnesota Timberwolves.
"Kami bisa menggunakan kemampuannya untuk bertahan dengan tangannya yang panjang, atletismenya dan rebound-nya. Juga untuk penyerangan dengan memberi kita keleluasaan untuk bergerak lebih banyak. Namun, itu hanya perkiraan saya, untuk jelasnya kalian harus bertanya pada bos (Pop)," imbuh Green.
Well, dengan begini, mungkinkah Pop akan mulai membangun kembali era kejayaan Spurs dengan skuat anyar? Menarik dinantikan.
ADVERTISEMENT