Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Triangle Offense Phil Jackson yang Melambungkan Michael Jordan dan Chicago Bulls
22 April 2020 16:02 WIB
Kejayaan Chicago Bulls dan Michael Jordan di NBA tak dibangun secara ujug-ujug. Ada sistem permainan yang dipersiapkan matang-matang oleh pelatih mereka saat itu, Phil Jackson.
Kerja keras Jackson di balik layar pun tertuang dalam serial dokumenter 'The Last Dance '. Di sana, ada banyak kepingan-kepingan penting bagaimana Jordan dan Bulls menjelma perkasa di NBA selama hampir satu dekade.
Salah satu aspek penting itu adalah sistem permainan Jackson yang karib disebut dengan triangle offense. Ibarat imun yang memperkuat kekebalan tubuh, skema olahan Jackson adalah vitamin penunjang kehebatan Bulls.
***
Phil Jackson Bukan Penemu Pola Triangle Offense
Ini bagian penting, oleh karena itu kami sampaikan paling awal.
Meski Bulls besar dan dikenang berkat jasa Jackson, semua hadir bukan karena pola permainan yang secara original dibuat olehnya. Bisa dibilang, Jackson ialah generasi ketiga yang melestarikan pola triangle offense.
Jackson datang ke Bulls pada 1987 sebagai asisten pelatih Doug Collins. Perjalanan Bulls di awal kedatangannya tak terlalu istimewa, tetapi Jordan sudah muncul sebagai pemain fenomenal nan menawan.
Dua tahun berselang, Jackson mengambil alih kursi pelatih kepala, tapi metode triangle offense tak muncul seketika. Keputusan menggunakan skema ini hadir setelah Tex Winter ditunjuk menjadi asisten pelatih.
Usut punya usut, Winter yang justru mencekoki Jackson dengan skema triangle offense. Winter adalah anak latih Justin McCarthy 'Sam' Barry--sebagai penggagas sistem penyerangan bola basket tersebut pada 1940.
Inovasi yang dilakukan Jackson dengan triangle offense sebagai dasar permainan Bulls membuahkan hasil memuaskan. Bulls meraih tiga gelar juara NBA secara beruntun di 1990/91-1992/93.
Triangle Offense Tak Bisa Berjalan Tanpa Jordan dan Kolega Hebatnya
Namun, sistem tak akan berjalan maksimal ketika bahan bakar untuk menjalankannya tak mumpuni. Ini terbukti ketika Jordan pensiun di NBA 1993/94 hingga pertengahan musim 1994/95, Bulls tak banyak berkutik.
Benar saja, triangle offense milik Jackson berjalan maksimal lagi saat Jordan kembali. Bulls mencatatkan sejarah sebagai tim dengan rekor terbaik di musim reguler NBA dengan 72 kemenangan dan 10 kekalahan pada 1995/96.
Bulls menjadi kampiun di musim spektakuler itu, juga melanjutkan dominasi pada dua musim berikutnya (1996/97 dan 1997/98). Dengan begini bisa diambil kesimpulan, triangle offense Phil Jackson bekerja baik karena pemain-pemain hebat di Bulls.
Bukan cuma Jordan, Jackson juga terbantu semakin apiknya permainan Scottie Pippen. Belum lagi hadirnya sosok-sosok macam Dennis Rodman hingga Steve Kerr yang bikin skuat Bulls di era kejayaannya begitu dalam.
Tidak Spesial, tapi Efektif Bikin Pemain Disiplin
Kalau boleh jujur, kami menilai pola ini tak begitu istimewa, bahkan cenderung membosankan.
Seperti namanya, triangle offense adalah skema serangan yang polanya berbentuk segi tiga. Itu artinya dengan tiga pemain pun, pola ini bisa berjalan, sementara dua pemain lain hanya menjadi 'pelengkap'.
"Triangle offense sangat sederhana. Anda hanya perlu energi yang cukup untuk terus bergerak, karena itu merupakan pola yang terus berulang selama empat kuarter. Seperti musik rap. Begitulah cara saya selalu menggambarkan tempo kepada pemain, " jelas Jackson.
Biasanya, pola ini menempatkan pemain berposisi guard, forward, dan center. Guard menempatkan diri di bagian pojok lapangan (corner), kemudian forward mengisi pos wing (sayap), dan center berada di low post (dekat ring).
Opsi pertama dari pola ini adalah mengumpan kepada center yang posisinya paling dekat dengan ring dan punya kans mencetak poin lebih besar. Jika center menerima bola, dia punya opsi melakukan finishing dan berduel satu lawan satu atau mengoper bola.
Opsi berikutnya tergantung pergerakan pemain lain. Ambil contoh saat shooting guard mendapat screen agar berada di posisi kosong. Segala perubahan posisi baik itu lewat screen atau back door, biasanya disebut dengan 'pinch post'.
Dari sini, kita bisa membayangkan pola serangan yang bentuknya begitu saja, dengan opsi yang cuma itu-itu saja. Namun demikian, triangle offense baru bisa bekerja maksimal saat memiliki pemain-pemain mumpuni.
Ingat, Bulls dan Jackson punya Jordan yang bisa mencetak puluhan angka di satu laga. Ada pula Pippen dan Rodman sebagai all-around player, kemudian Kerr sebagai point guard jenius mengatur serangan.
Pola ini pun bikin semua pemain punya peran sama penting. Lain hal dengan pola isolation game, misalnya, yang belakangan ini kerap dipertontonkan oleh LeBron James atau James Harden.
Oleh karena itu, pola ini punya sisi istimewa karena bisa membuat semua pemain--bintang atau bukan--memberi impak. Jackson pun punya cara jitu agar pemainnya tak melulu menonjolkan sisi ego dan disiplin menjalankan pola penyerangan.
Satu fragmen di serial 'The Last Dance' menunjukkan Jackson mengancam para pemainnya dengan denda jika langsung melakukan lemparan tiga poin dan tak lebih dulu menjalankan pola triangle offense. Padahal, saat itu Bulls tengah unggul hingga 40 poin.
"Jika para pemain mengambil tembakan 3 angka secara beruntun, mereka mendapat denda. Pola serangan tak dilakukan dengan benar, kami menegur mereka. Pada dasarnya bukan dendanya, tapi kami ingin para pemain menghormati pola permainan," kata Jackson.
"Itulah teori di balik cara kami bermain. Jadi, ini bukan hanya aksi mencetak angka dan kami mencoba menyelesaikan permainan tanpa mencoba mempermalukan lawan," ujarnya.
***
Triangle offense yang tersaji di serial 'The Last Dance', pada akhirnya berarti lebih dari sekadar skema permainan. Lewat sistem ini, Jackson menciptakan Michael Jordan sebagai pemain terbaik sepanjang masa NBA .
Namun, pola ini pun menyadarkan Jordan bahwa prestasi yang ia perolehan selama berkarier di NBA, tak terlepas dari bantuan orang-orang di sekitarnya. Baik itu Phil Jackson atau pun Scottie Pippen si cahaya pendukungnya.
---
Catatan editorial:
Di masa physical distancing seperti ini, kami akan berusaha mengulas film dan buku tentang sepak bola dan olahraga.
Sebagian bukan film atau buku baru, tetapi mungkin ini saat yang tepat untuk kembali menonton film dan membaca buku lama. Atau jangan-jangan ini menjadi waktu yang tepat untuk--akhirnya--menonton film dan membaca buku yang sudah lama tertumpuk.
Simak panduan lengkap dalam menghadapi pandemi corona dalam Pusat Informasi Corona. Sebuah inisiatif yang dirancang kumparan untuk membantu masyarakat Indonesia.
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.