Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Tenis bukanlah puisi. Kalaupun ada sesuatu yang puitis tertuang di atas lapangannya, boleh jadi itu adalah cawe-cawe nasib yang sedang iseng bermain. Seperti itulah yang terjadi pada laga Serena Williams vs Wang Qiang di babak ketiga Australian Open 2020.
Ini bukanlah pertemuan pertama Serena dengan Wang. Tahun lalu, Serena pernah menunjukkan dominasinya atas Wang pada babak perempat final AS Terbuka. Dalam 44 menit, Serena memulangkan Wang yang baru kali itu menjejak babak 8 besar sebuah turnamen mayor.
Maju ke hari Jumat (24/1/2020), Wang membuat situasi itu berbalik. Pada 44 menit pertamanya melawan Serena pada babak ketiga Australian Open 2020, ia memenangi set pertama dengan kedudukan 6-4.
Yang selanjutnya terjadi adalah kejutan.
Set pertama tersebut adalah "salam kenal" Wang terhadap Serena. Ia membubuhi "salam kenal" itu dengan sederet ketenangan dalam mengembalikan pukulan. Hasilnya, petenis nomor 1 China itu mematahkan empat break point Serena pada set pembuka.
Serena boleh berkata bahwa dia tampil buruk sehingga sejumlah unforced error pun ia buat sendiri. Faktanya memang demikian. Namun, mengecilkan ketenangan Wang di hadapan juggernaut dunia tenis seperti Serena adalah kemalasan.
Kenyataannya, Serena sendiri puas bukan main ketika berhasil merebut set kedua. Ia merayakannya seolah-olah baru memenangi pertandingan. Ia sadar, selain permainannya yang buruk hari ini, lawan di hadapannya memang tidak bisa takluk begitu saja. Perayaan itu pun menjadi wajar.
Namun, ritme Wang tak koyak hanya dengan kekalahan pada set kedua. Selanjutnya, ia berhasil menjaga permainannya sembari menanti Serena melakukan kesalahan-kesalahan. Set ketiga pun menjadi milik Wang.
Wang menjabat tangan Serena, meninggalkan lapangan, lalu menghadiri sesi konferensi pers. Di situ, tersebut sebuah nama: Peter McNamara.
McNamara adalah sosok spesial buat Wang. Ia adalah almarhum pelatih Wang. Juli tahun lalu, pria asal Australia itu kalah melawan kanker prostat dan berpulang.
Kini, di tanah kelahiran McNamara, Wang membuat kejutan terbesar pada Australian Open 2020. Ia memulangkan Serena yang sedang getol mencari gelar grand slam-nya yang ke-24.
"Saya sungguh berharap dia (McNamara) bisa berada di sini dan melihat saya bermain. Ya, saya merindukannya," kata Wang.