Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mengenal Keffiyeh, Kain Penutup Kepala yang Dipakai Raja Salman
1 Maret 2017 11:11 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud atau yang lebih dikenal dengan sebutan Raja Salman, akan tiba di Jakarta pada hari ini, Rabu (1/3). Raja berusia 81 tahun ini akan diajak Presiden Jokowi untuk mengunjungi Istana Bogor.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari segala kemewahan yang ditunjukkan oleh Raja Salman, ada satu ciri khasnya yang cukup menarik perhatian. Raja ketujuh dari Arab Saudi ini seakan tak pernah lepas dari keffiyeh yang dikenakannya pada bagian kepala.
Keffiyeh yang dikenakannya kadang berwarna putih polos, kadang berwarna putih merah dengan motif menyerupai kotak-kotak kecil. Kain penutup kepala tradisionsal Arab ini biasanya dikenakan dengan penahan kain berbentuk bundar bernama agal untuk menjaga keffiyeh tetap pada posisinya.
Lantas, tahukah kamu asal-usul dan apa fungsi dari penggunaan keffiyeh di kepala para pria Arab?
Keffiyeh sejatinya merupakan kain penutup kepala alias scarf berbentuk persegi yang banyak dikenakan oleh para pria Arab sejak zaman dahulu. Ghutrah, shemagh, hattah, mashadah, chafiye, dan camedani merupakan nama lain dari aksesoris khas Arab yang satu ini.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, keffiyeh terbuat dari bahan katun yang berfungsi untuk melindungi kepala dari panas sinar matahari, penahan keringat, debu, dan pasir yang ada di padang gurun. Cara penggunaan keffiyehpun bercacam-macam. Ada yang melilitkannya menyerupai turban atau sorban, ada yang mengalungkannya saja pada bagian leher, namun masih banyak juga yang mengenakannya dengan cara tradisional seperti yang kamu lihat pada Raja Salman.
Beda daerah, beda pula motif keffiyeh yang dikenakan. Pada sejumlah negara seperti Iraq, Qatar, Kuwait, Arab Saudi, dan Bahrain, keffiyeh berwarna putih polos akan sangat mudah dijumpai. Sedangkan di Yordania, yang lebih disukai adalah keffiyeh bercorak merah putih dengan aksen rumbai pada bagian pinggirnya, atau yang disebut sebagai shmagh mhadab. Masyarakat Yordania menganggap bahwa semakin besar rumbai atau tassel yang ada pada keffiyeh mereka, semakin tinggi pula status sosial pemakainya.
ADVERTISEMENT
Keffiyeh sendiri pada era 1930-an dianggap sebagai simbol nasionalisme dan solidaritas terhadap Palestina. Yasser Arafat dengan keffiyeh hitam putihnya menjadi orang yang mempopulerkan dan berhasil menjadikan kain tradisional Arab ini sebagai ciri khasnya.
Namun seiring perkembangan zaman, keffiyeh telah mengalami perubahan fungsi. Keffiyeh telah menjadi sebuah tren dan aksesoris pelengkap fashion. Kini, tak hanya kaum lelaki saja yang mengenakan keffiyeh, para wanita juga terlihat mengenakan keffiyeh yang dimodifikasi sebagai syal atau hijab.
Rumah mode ternama seperti Balenciaga pernah memamerkan keffiyeh pada pagelaran busananya. Sejumlah selebriti Hollywood juga tak ketinggalan, seperti pesepakbola David Beckham, Colin Farrel, hingga Sting. Semua mengenakan keffiyeh dengan gaya yang lebih kasual dengan mengalungkannya pada bagian leher.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu juga pernah mengenakan keffiyeh dengan cara tradisional seperti Raja Salman, atau justru mengenakannya dengan cara yang lebih modern dengan mengalungkannya pada leher?