Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Moms, Ini Solusi Atasi Anak yang Mendadak Tak Nyaman di Depan Publik
4 Juli 2017 20:01 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Fenomena seorang anak jadi selebgram (selebriti Instagram) terkenal kini tengah ramai hangat dibicarakan publik. Contohnya saja seperti Tatan, bocah berusia 5 tahun ini viral di Instagram dikarenakan tingkah lakunya yang membuat netizen gemas.
ADVERTISEMENT
Selebgram cilik lainnya asal Duri, Provinsi Riau, Kirana Mayesa Hafsah atau yang biasa dipanggil Kirana juga dikenal oleh publik karena perilakunya yang menggemaskan dan cara bicaranya yang santun.
Berkat video yang sering diunggah oleh sang Ibu, Retno Hening, kini Kirana pun menjadi selebgram yang tengah dielu-elukan oleh masyarakat Indonesia. Bahkan Kirana dan ibundanya sempat menggelar fan meeting di Universitas Pancasila, Jakarta, beberapa waktu silam. Banyak para fans Kirana yang datang dan rela menunggu hanya untuk berfoto atau merekam Kirana.
Namun, ketenaran yang didapatkan oleh Kirana dan sang Ibu membuat sikap bocah yang mendapat julukan "Baby Cat" ini kian berubah. Kirana yang dulunya adalah sosok yang periang dan santun terhadap orang sekitar kini berubah menjadi sosok yang enggan dihampiri oleh orang yang tidak dikenalnya.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa yang membuat perubahan yang cukup signifikan ini terjadi?
Psikolog Ayoe Sutomo M.Psi menjelaskan bahwa hal tersebut erat kaitannya dengan kesiapan seorang anak.
"Hal ini terkait dengan kesiapan seorang anak. Apakah anak tersebut siap untuk langsung bertemu dengan banyak orang atau tidak," ucap psikolog yang akrab disapa Ayoe saat dihubungi kumparan (kumparan.com), Selasa (4/7).
Kenyamanan juga dianggap Ayoe menjadi faktor penyebabnya. Seorang anak yang tadinya periang dan ceria saat berada dekat dengan orang tuanya akan merasa nyaman dan juga aman karena merasa berada di dekat dengan orang yang selalu berada di sampingnya setiap hari.
Sedangkan, jika anak tersebut mendadak terkenal dan mulai bertemu dengan orang yang ingin berfoto atau mengajaknya mengobrol maka rasa ketidaknyamanan itu pun muncul. Kecuali jika lingkungan sekitarnya mampu membuat kenyamanan yang sama dengan yang ia dapatkan saat sedang berada di dekat orang tuanya.
ADVERTISEMENT
"Pada kasus ini, anak tersebut menunjukkan jika ia tidak merasa nyaman dengan lingkungan sekitarnya sehingga pergesaran sikap yang fluktuatif pun dirasakannya," ujar Ayoe.
"Anak yang berumur tiga sampai empat tahun erat kaitannya dengan kenyamana fisik sehingga saat ada orang asing yang ingin berfoto dengannya maka timbul sebuah ketidaknyaman anak untuk berada dekat dengan orang tersebut. Ketidaknyamanan inilah yang juga membuat anak menjadi tidak siap untuk bertemu dengan orang baru yang belum dikenalnya," lanjutnya lagi.
Namun, jika seorang anak sudah mempunyai karakter yang mudah nyaman dekat dengan orang atau jiwa terkenalnya memang sudah tertanam dalam dirinya maka hal hal ini pun tak akan terjadi.
Jika sudah terlanjut seperti ini, lantas bagaimana penanganan yang tepat?
ADVERTISEMENT
"Perhatikan kesiapan anak untuk bertemu dengan orang banyak, jika memang seorang anak enggan untuk dikenalkan ke publik maka orang tua mesti mengerti akan ketidaksiapan yang dirasakan oleh sang anak," jelas Ayoe.
"Selain itu, perhatikan juga minat anak, apakah anak senang pada sikap orang tuanya yang sering mengunggah video dirinya ke media sosial. Tanyakan ke anak mengenai hal yang ia suka dan tidak suka sehingga orang tua bisa bijak dalam menentukan keputusan yang terbaik untuk anaknya," imbuhnya lagi sebelum menutup perbincangan.