Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Untuk membantu masyarakat memeriksa kebocoran data BPJS Kesehatan, Pendiri komunitas Ethical Hacker Indonesia, Teguh Aprianto, membuat situs khusus untuk mengecek apakah data penduduk yang dipunyainya termasuk dalam insiden tersebut.
Teguh mengingatkan bahwa data yang ia gunakan di situs pengecekan tersebut, bersumber dari data sampel yang diberikan akun Kotz di Raid Forums. Oleh karenanya, hanya terdapat 1 juta data yang dimasukkan, sehingga masih banyak lagi data yang tidak tercakup di situs ini.
Akun Kotz sendiri mengeklaim memiliki 279 juta data kependudukan, artinya dari sampel 1 juta yang diberikan secara bebas, masih ada 278 juta data yang ia simpan dan jual. Jika data kamu tidak ada di 1 juta sampel, kemungkinan besar akan masuk di 278 juta data lainnya.
ADVERTISEMENT
"Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2021 271 juta penduduk. Sementara data yang bocor 279 juta termasuk orang yang sudah meninggal. Jadi walaupun data kamu gak ada di sampel yang diberikan oleh pelaku, kemungkinannya sangat besar data kamu ikut bocor bersamaan dengan 279 juta orang lainnya," tulis Teguh dikutip dari tweet-nya.
Cara cek data BPJS Kesehatan kamu bocor atau tidak
Untuk memeriksa data penduduk kamu, apakah termasuk dalam 1 juta sampel data yang dibocorkan bisa ikuti langkah-langkah di bawah ini.
ADVERTISEMENT
Pakar keamanan siber Communication and Information System Security Research Center (CISSReC), Pratama Persadha, menjelaskan bahaya yang mengancam dari pemilik data kependudukan yang bocor di internet. Apalagi data yang bocor kali ini termasuk lengkap, meliputi NIK, nama, tempat tanggal lahir, nomor telepon, alamat email dan rumah, NPWP, bahkan informasi gaji.
"Prinsipnya adalah memang data pribadi ini menjadi incaran banyak orang. Sangat berbahaya bila benar data ini bocor. Karena datanya valid dan bisa digunakan sebagai bahan baku kejahatan digital terutama kejahatan perbankan. Dari data ini bisa digunakan pelaku kejahatan untuk membuat KTP palsu dan kemudian menjebol rekening korban," jelasnya kepada kumparan, Kamis (20/5).
BPJS Kesehatan sendiri akhirnya melaporkan kasus kebocoran data 279 juta penduduk Indonesia di internet ke Bareskrim Polri. Kasus ini menjadi heboh karena banyaknya data yang dibocorkan merupakan data pribadi yang berisiko menimbulkan tindakan kriminal.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti, dalam konferensi pers yang digelar online pada Selasa (25/5), masih belum mengakui secara jelas bahwa ratusan juta data yang bocor berasal dari lembaga yang dipimpinnya. Oleh karenanya, Ali menjelaskan pihaknya bersama dengan lembaga lainnya masih memeriksa kebenaran soal data-data yang bocor.