Bahaya Bully di Aplikasi Pesan Sarahah yang Lagi Disukai Remaja

21 Agustus 2017 8:52 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi chatting. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi chatting. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Aplikasi pesan bernama Sarahah mulai ramai diperbincangkan para remaja millenial di Indonesia. Nama Sarahah mencuat di hampir setiap postingan di media sosial. Sayang, di balik ketenarannya tersimpan ancaman perundungan alias bully. Sarahah pada dasarnya adalah layanan berbagi pesan yang memungkinkan penggunanya dapat memberikan komentar kepada seseorang tanpa harus menyertakan identitas alias anonim. Penerima pesan hanya dapat membaca dan menyimpannya sebagai favorit, dan tidak bisa membalas pesannya. Kemampuan inilah yang kemudian dikhawatirkan bakal dimanfaatkan oleh pihak tak bertanggungjawab. Ketika seseorang diperkenankan menjadi anonim dan tahu tidak akan ada dampak atas tindakannya, mereka dapat mengatakan apa pun yang diinginkan, termasuk hal-hal yang menyakiti perasaan orang lain. Menurut laporan Android Authority, sejumlah orang tua dan anak-anak mereka telah melaporkan aplikasi tersebut menjadi platform baru yang mendukung perundungan siber. Komentar yang tidak menyenangkan dinilai semakin banyak jumlah dan tingkat keparahannya. Sebagian pengguna bahkan mengklaim telah menerima ancaman pembunuhan. "Anak saya mendaftar untuk sebuah akun dan dalam waktu 24 jam seseorang memposting komentar rasis yang mengerikan di halamannya termasuk mengatakan ia harus dihukum mati," kata salah satu pengulas aplikasi seperti dikutip Business Insider. "Situs ini adalah tempat berkembang biak untuk kebencian." Ini bukan pertama kalinya sebuah aplikasi pesan anonim mendapat kecaman karena perundungan. Aplikasi setipe lainnya seperti Yik Yak, Secret, Whisper, dan Ask.FM telah mencoba dan gagal membangun jejaring media sosial yang bergantung pada anonimitas. Kasus yang paling buruk dialami Yik Yak dan Ask.FM. Ask.FM, aplikasi yang memungkinkan pengguna bertanya secara anonim, pernah disalahkan atas insiden bunuh diri yang dilakukan remaja di Inggris dan Italia pada tahun 2012 lalu. Aplikasi kemudian setuju untuk bekerja sama dengan jaksa agung di New York dan Maryland untuk mereda kasus perundungan. Mereka juga berjanji meninjau lebih sering keluhan yang diterima dan menghapus pengguna yang bermasalah. Sementara Yik Yak, aplikasi anonim yang kini telah tutup, pernah dikenal sebagai situs perundungan yang kejam di kalangan remaja siswa sekolah dan mahasiswa. Ada laporan yang menyebutkan mahasiswi di Universitas Mary Washington di Virginia diancam dengan pemerkosaan dan pembunuhan. Yik Yak pernah mencoba memperbaiki platform-nya dengan filter pesan, namun reputasinya sudah tercoreng hingga akhirnya tutup pada 5 Mei 2017.
ADVERTISEMENT
Zain al-Abidin Tawfiq, selaku pencipta Sarahah, mengklaim semua platform sosial menghadapi masalah yang serupa, dan mengatakan ia telah mengambil langkah untuk meminimalkannya, seperti menyaring kata-kata ofensif tertentu dan memungkinkan pengguna untuk blokir pengguna lain. "Saya benar-benar berusaha sebaik mungkin untuk menciptakan lingkungan yang positif," ujar Tawfiq kepada Mashable. Sekarang, kita tinggal menunggu komitmen dan janji Tawfiq mengatasi problem yang ada dan membuat Sarahah menjadi aplikasi pesan yang bebas dari perundungan siber yang dipermasalahkan banyak orang selama ini. Sarahah diciptakan oleh Tawfiq asal Arab Saudi dan mulai dirilis ke publik dalam bentuk situs website sederhana pada November 2016. Setelah populer di Afrika dan Timur Tengah, Tawfiq kemudian merilis versi mobile-nya di iOS dan Android pada 13 Juni 2017 lalu, yang menjadi penanda untuk pertama kalinya ia tersedia dalam bahasa Inggris.
ADVERTISEMENT