Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Setelah sukses dengan prosesor M1, Apple tengah bersiap merilis chip andalan mereka berikutnya. Menurut seorang narasumber kepada Nikkei Asia, raksasa teknologi asal Cupertino, AS itu sedang memproduksi prosesor baru secara massal pada bulan ini.
ADVERTISEMENT
Sang narasumber juga mengatakan, prosesor terbaru itu, yang kemungkinan diberi nama M2, bakal dirilis pada awal Juli 2021 untuk digunakan di MacBook. Langkah Apple ini dinilai membuat mereka semakin dekat untuk meninggalkan Intel sebagai pemasok CPU di perangkatnya.
Chipset baru dari Apple ini diproduksi oleh pemasok utama mereka sekaligus manufaktur chip terbesar di dunia, Taiwan Semiconductor Manufacturing (TSMC). Untuk memproduksi chip Apple M2, TSMC disebut menggunakan teknologi produksi semikonduktor terbaru, yang dikenal sebagai 5-nanometer plus. Produksi Apple M2 membutuhkan waktu sekitar 3 bulan.
Sama seperti pendahulunya, Apple M2 merupakan system-on-a-chip, yang berarti chip tersebut mengintegrasikan CPU, kartu grafis, dan akselerator kecerdasan buatan. Narasumber Nikkei Asia mengatakan, prosesor Apple M2 juga bakal dipakai untuk perangkat lain di luar MacBook.
Prosesor Apple M1 sendiri saat ini telah dipakai di versi terbaru MacBook Pro, MacBook Air, Mac Mini, iMac, dan iPad Pro.
ADVERTISEMENT
Saat memperkenalkan prosesor tersebut November 2020 lalu, Apple mengatakan bahwa M1 menawarkan peningkatan performa CPU hingga 85 persen serta kinerja grafis dua kali lebih cepat daripada iMac yang menggunakan chipset Intel.
Pukulan telak buat Intel, Apple mau mandiri dengan ekosistemnya
Sebelumnya, Apple mengatakan bahwa mereka membutuhkan waktu dua tahun untuk sepenuhnya beralih dari chipset Intel ke prosesor bikinan mereka.
Peralihan ini merupakan pukulan bagi Intel, yang sejak pertengahan dekade 2000-an merupakan pemasok prosesor untuk komputer Apple.
Menurut Joey Yen, seorang analis di firma riset pasar IDC, tekad Apple untuk mengembangkan chip adalah sebuah langkah yang dapat membantu pembuat iPhone itu lebih jauh membedakan produk mereka dari para pesaingnya.
"Sekarang tren yang tidak dapat diubah bahwa Apple pada akhirnya hanya akan menggunakan chipnya sendiri dalam produk komputernya. Mac memiliki ekosistem sendiri serta basis pengguna karena mereka berjalan di sistem operasi Apple sendiri, bukan Microsoft Windows," kata Yen kepada Nikkei Asia.
ADVERTISEMENT
"Sejauh ini, Apple telah membuat debut yang sukses, dan pengalaman terintegrasi juga memuaskan berdasarkan umpan balik pelanggan secara umum."
Apple merupakan vendor komputer keempat terbesar di dunia dalam hal pengiriman (shipment), menurut laporan IDC. Pengiriman komputer Mac melonjak 29 persen menjadi 23,1 juta unit pada tahun 2020, ketimbang tahun sebelumnya.
Adapun pada periode Januari-Maret 2021, Apple telah mengirimkan 6,69 juta Mac, naik 111 persen dari tahun sebelumnya ketika pandemi mengganggu industri elektronik di seluruh dunia.
Meski Apple punya pertumbuhan permintaan yang sehat, mereka mesti menghadapi masalah krisis chip yang saat ini menimpa industri elektronik secara umum. Problem ini yang memaksa Apple mengurangi pasokan iPhone dan menunda beberapa model MacBook dan iPad terbaru.
ADVERTISEMENT