Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Perusahaan keamanan siber, CrowdStrike, menjadi biang kerok sistem operasi Microsoft mengalami gangguan (down) di berbagai negara, Jumat (19/7). Kekacauan ini menyebabkan banyak operasional bisnis yang menggunakan layanan Microsoft di sejumlah negara lumpuh, termasuk maskapai penerbangan, bank, hingga rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Gangguan ini diduga bermuara dari proses pembaruan perangkat lunak atau update software Falcon Sensor (cloud solution) milik CrowdStrike.
Pembaruan pada software antivirus Falcon tidak berjalan semestinya. Dikutip Reuters, dalam notifikasi CrowdStrike kepada kliennya, software Falcon menyebabkan sistem operasi Microsoft Windows crash atau berhenti berfungsi dan menampilkan layar biru atau ‘Blue Screen of Death’.
“Tampaknya hal ini berdampak pada mesin Windows yang terinstal perangkat lunak ini (Falcon), menyebabkan mesin tersebut macet (blue screen error) dan terjebak dalam boot loop,” ujar profesor Salil Kanhere, dari University of New South Wales Sydney, kepada CNN.
Sementara CEO CrowdStrike, George Kurtz, memastikan bahwa gangguan ini bukan disebabkan oleh serangan siber. Dia bilang, saat ini masalah sudah diidentifikasi, diisolasi, dan diperbaiki. Gangguan juga hanya dialami oleh para pengguna perangkat Windows, sementara Mac dan Linux tidak terpengaruh.
ADVERTISEMENT
“Kami memahami beratnya situasi ini dan sangat menyesal atas ketidaknyamanan dan gangguan yang terjadi. Kami bekerja sama dengan semua klien yang terdampak untuk memastikan bahwa sistem sudah kembali berfungsi, dan mereka dapat memberikan layanan dengan normal,” tulis CrowdStrike dalam sebuah pernyataan yang dimuat di situs web resminya, Sabtu (20/7).
CrowdStrike sendiri adalah perusahaan keamanan siber yang didirikan pada 2011. Mereka menjual perangkat lunak Falcon ke perusahaan-perusahaan besar dan pemerintahan di seluruh dunia. Falcon merupakan platform yang dirancang untuk menghentikan serangan siber menggunakan teknologi cloud.
Layanan CrowdStrike ini telah banyak digunakan oleh sejumlah perusahaan besar di seluruh dunia untuk mengelola keamanan PC dan server Windows . Microsoft adalah salah satu klien dari CrowdStrike.
ADVERTISEMENT
Microsoft down, banyak layanan tumbang
Saat Microsoft dan Windows down, banyak pengguna mengeluhkan perangkat mereka yang berbasis sistem operasi Microsoft Windows mengalami blue screen. Imbasnya bahkan semakin meluas ke sektor bisnis yang menggunakan layanan Microsoft, seperti maskapai penerbangan , jaringan televisi, hingga rumah sakit.
Gangguan ini terjadi di banyak negara termasuk Inggris, Australia, Eropa, AS, bahkan Indonesia. Di AS misalnya, beberapa maskapai penerbangan termasuk American Airlines, Delta Airlines, United Airlines, dan Allegiant Air mengalami gangguan. Mereka menghentikan penerbangan sejam setelah Microsoft tumbang.
Sementara di Australia, gangguan berdampak pada penerbangan, perusahaan telekomunikasi, bank, sampai media. Sedang Inggris berdampak pada operator kereta api.
Di Indonesia, imbas Microsoft down dirasakan oleh maskapai penerbangan Citilink, Scoot, dan Indigo. Akibatnya, terjadi atrean panjang di konter check-in manual Citilink di Terminal 3 Bandara Soetta, Tangerang.
Pgs. SVP of Corporate Secretary AP II Cin Asmoro mengatakan, pihaknya bersama maskapai terkait telah menjalankan sejumlah penyesuaian dalam memproses keberangkatan penumpang pesawat.
ADVERTISEMENT
"Selama terjadi gangguan sistem IT beberapa maskapai ini, proses check-in penumpang pesawat dan bagasi dilakukan dengan manual oleh personel maskapai, khusus bagi maskapai yang mengalami gangguan sistem IT," katanya, Jumat (19/7).
Tak hanya di Bandara Soetta, gangguan juga terjadi di Bandara Ngurah Rai, Bali. Sejumlah maskapai seperti Air Asia, Qantas, Jetstar, Scoot Tiger, dan Citilink harus melakukan proses check-in penumpang secara manual akibat Microsoft down.
CrowdStrike sendiri memastikan bahwa layanan mereka sudah kembali normal dan gangguan yang terjadi sudah selesai diatasi serta tidak memengaruhi sistem Falcon mereka.
“Kami meyakinkan klien kami bahwa CrowdStrike beroperasi secara normal dan masalah ini tidak memengaruhi sistem platform Falcon kami,” papar CrowdStrike dalam situs web mereka.
ADVERTISEMENT
Sementara Krutz mengatakan, CrowdStrike tengah melakukan langkah-langkah yang akan diambil untuk mencegah hal yang sama terulang kembali di masa depan.