Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Google Beralih ke Nuklir buat Tenagai Data Center AI, Ini Alasannya
27 Oktober 2024 10:43 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Raksasa IT dunia, Google , berencana beralih ke sumber listrik dari tenaga nuklir untuk menjalankan data center berbasis artificial intelligence (AI) mereka. Perusahaan telah menandatangani kesepakatan untuk mendapatkan listrik dari reaktor nuklir kecil dari Kairos Power.
ADVERTISEMENT
Langkah ini diharap dapat memberi Google asupan energi bersih untuk infrastruktur artificial intelligence mereka di masa depan.
"Kami percaya bahwa energi nuklir memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan bersih dan membantu mewujudkan kemajuan AI," kata Michael Terrel, Direktur Senior Energi dan iklim Google.
"Jaringan listrik membutuhkan sumber energi yang bersih dan andal yang dapat mendukung pengembangan teknologi ini."
Terrel mengatakan bahwa kemampuan AI akan membutuhkan konsumsi daya listrik yang semakin besar di masa depan. Ini jadi alasan Google perlahan beralih ke sumber energi bersih dalam menjalankan sistem AI mereka.
"Jika kita dapat mengembangkan proyek-proyek ini dan kemudian mengembangkannya secara global, hal ini akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi masyarakat dan jaringan listrik di seluruh dunia."
ADVERTISEMENT
Kairos Power diproyeksi akan mulai menyuplai listrik dari PLTN skala kecil mereka dalam waktu dekat. Perusahaan tampaknya juga akan menambah beberapa reaktor kecil (small modular reactor/SMR) lain untuk Google.
SMR pertama dari Kairos Power akan dioperasikan pada 2030, disusul dengan pemasangan reaktor tambahan pada 2035. Reaktor ini bakal menghasilkan total daya sebesar 500 MW yang bebas karbon selama 24/7.
Ramai Perusahaan Teknologi Pakai Nuklir demi AI
Google menjadi salah satu pemain dalam bisnis AI di samping korporasi besar, seperti Microsoft dan Amazon. Raksasa teknologi itu berlomba untuk mencari sumber listrik dengan daya besar, dalam waktu secepat mungkin.
Listrik dari PLTN jadi salah satu opsi di samping sumber alternatif lain dari PLTS dan pembangkit tenaga angin.
ADVERTISEMENT
Pada Maret lalu, misalnya, AWS milik Amazon setuju untuk menginvestasikan 650 juta dolar AS agar data center mereka bisa ditenagai listrik dari tenaga nuklir .