Mirip The Tinder Swindler, Pria Ini Tipu Wanita Kencannya Rp 2,7 Miliar

14 Februari 2022 7:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
IAplikasi kencan online Tinder. Foto: Tinder
zoom-in-whitePerbesar
IAplikasi kencan online Tinder. Foto: Tinder
ADVERTISEMENT
Seorang pria di Inggris ditangkap setelah ketahuan menipu wanita yang ia temui di Tinder. Pria bernama Richard Dexter itu menggunakan uang perempuan yang didekatinya untuk kepentingannya sendiri, mirip kisah Simon Leviev di film dokumenter Netflix 'The Tinder Swindler'.
ADVERTISEMENT
Dexter diketahui membual kepada korbannya, Amrita Sebastian, bahwa dia memiliki kekayaan hampir 7 juta pounds (sekitar Rp 136 miliar). Mereka pertama kali berkenalan di aplikasi Tinder pada 2015.
Dexter mengaku punya jet pribadi, terlibat dalam proyek studio Hollywood, hingga membeli balon udara hanya karena iseng. Semua dilakukan ayah dua anak itu agar Sebastian mau berinvestasi dalam perusahaannya yang katanya bergerak di bidang teknologi bio farmasi.
Tinder Menjadi Salah Satu Aplikasi Kencan Online yang Sangat Populer. Foto: Aditia Noviansyah/ kumparan
Aksi penipuannya pertama kali dilakukan dengan meminta 40 ribu pounds (sekitar Rp 778 juta) pada Sebastian, dengan mengaku telah membeli katalog paten produk biofarmasi. Setelah itu kebohongan baru terus muncul.
Dexter kembali menipu dengan alasan modal pembayaran sebuah peralatan hingga sakit parah di rumah sakit. Total dana yang dikeluarkan Sebastian mencapai 141.500 pounds (sekitar Rp 2,7 miliar).
ADVERTISEMENT
Mengutip BBC, Dexter mengakui tujuh tuduhan penipuan. Ia dinyatakan bersalah karena memutarbalikkan keadilan dan kepemilikan artikel untuk digunakan dalam penipuan, setelah persidangan pada November 2021.
Ia berjanji pada Sebastian bahwa dia akan membayarnya 100 ribu pounds (Rp 1,9 miliar) sebagai bunga dan selama 15 bulan, dan melakukan serangkaian pembayaran sebesar 68 ribu pounds (Rp 1,3 miliar).
Ketika ditanyai, Dexter mengatakan uang yang dia dapat digunakan untuk “kehidupan sehari-hari” dan melunasi utangnya.