Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Pendiri LinkedIn ke Karyawan: Pulanglah, Dinner Sama Keluarga, Buka Laptop Lagi
8 April 2025 8:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Salah satu pendiri LinkedIn, Reid Hoffman, pernah menceritakan bagaimana dia memperlakukan karyawannya saat masa-masa awal perusahaan baru dirintis. Dia mengimbau karyawannya untuk tetap bekerja dari rumah setelah makan bersama keluarga.
ADVERTISEMENT
Cerita Hoffman ini kembali muncul ke permukaan karena menuai pro dan kontra di kalangan netizen tentang keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan (work life balance) karyawan perusahaan rintisan (startup) yang memang sulit dicapai.
“Ketika kami memulai LinkedIn, kami mulai dengan orang-orang yang memiliki keluarga. Jadi kami berkata, tentu, pulanglah dan makan malam bersama keluarga Anda. Kemudian, setelah makan malam bersama keluarga Anda, buka laptop Anda dan kembali bekerja dan terus bekerja,” kata Hoffman dalam podcast Diary of CEO tahun lalu, mengutip Times of India.
Apa yang dilakukan Hoffman pada karyawannya merupakan gambaran bagaimana perusahaan teknologi rintisan memiliki budaya dan etos kerja yang tinggi, menuntut karyawan membantu membangun LinkedIn sebelum Microsoft mengakuisisinya pada 2016 seharga 26,2 miliar dolar AS.
ADVERTISEMENT
Hoffman berpendapat, etos kerja yang gigih dan keras harus dimiliki oleh karyawan di startup teknologi untuk bisa sukses. Etos kerja ini tak bisa dinegosiasi, alias hukumnya wajib.
“Jika saya mendengar seorang pendiri berbicara tentang, ‘inilah cara saya memiliki kehidupan yang seimbang’, mereka berarti tidak berkomitmen untuk menang,” kata Hoffman saat menjadi pembicara bertajuk “How to Start a Startup” di Stanford University pada 2014.
Menurut Hoffman, work life balance bukanlah cara kerja di perusahaan rintisan. Dia bahkan membalas komentar para kritikus yang pro pada work life balance dengan mengatakan bahwa mereka sesungguhnya tidak memahami realitas startup.
“Orang-orang yang berpikir [work life balance] itu toxic, tidak memahami permainan perusahaan rintisan, dan mereka salah,” kata Hoffman. “Permainan itu intens. Dan ngomong-ngomong, jika Anda melakukan itu, pada akhirnya Anda akan kehilangan pekerjaan.”
ADVERTISEMENT
Hoffman memberikan bonus finansial bagi mereka yang ikut kerja keras membangun perusahaannya dari awal. Menurutnya, ada sekitar 100 karyawan awal LinkedIn yang kini “tidak perlu bekerja lagi” menyusul kesuksesan perusahaan tersebut.