Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Penyebab Aplikasi Path Tutup untuk Selamanya
18 September 2018 9:29 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Saat tiba di tanggal 18 Oktober, maka saatnya bagi para pengguna untuk benar-benar mengucapkan selamat tinggal kepada aplikasi yang pernah mengisi keseharian mereka itu. Mulai tanggal 18 Oktober, Path sudah tidak akan bisa diakses lagi untuk selamanya.
Padahal, di masa jayanya Path begitu ramai dipakai oleh anak muda Indonesia. Banyak yang menggunakan aplikasi ini untuk membagikan berbagai hal, misalnya update lokasi, mengunggah foto, mendengarkan lagu, menonton film, status, dan sebagainya.
Saat itu, Path terasa begitu personal karena jumlah temannya yang dibatasi dan tidak bisa diakses publik. Meski pada akhirnya aturan ini diubah ketika batas jumlah teman ditambah dan ada akun-akun publik dari artis.
ADVERTISEMENT
Path didirikan pada tahun 2010 oleh Dave Morin di San Francisco, California, AS. Aplikasi ini mendapatkan sambutan cukup baik di sejumlah negara, walau hanya populer di negara berkembang saja.
Awal mula Path populer di Indonesia
Mulanya, di Indonesia sendiri Path mulai terkenal dan banyak digunakan adalah pada tahun 2013. Dengan aplikasi ini, hubungan pertemanan terasa sangat terhubung karena bisa saling menandai teman ketika kita membuat sebuah update.
Pada tahun 2015, Path membuka kantor di Jakarta karena banyaknya pengguna di Indonesia. Tak lama setelah itu, Path diakuisisi oleh perusahaan Daum Kakao asal Korea Selatan. Ini membuat Path sepenuhnya dikelola oleh Daum Kakao.
Namun, nyatanya kebersamaan Path di Indonesia tidak berlangsung lama. Sekitar tahun 2016, Path mulai ditinggalkan para penggunanya yang memilih beralih ke aplikasi Instagram . Dan ketika Instagram mengeluarkan fitur Stories untuk mengunggah berbagai kegiatan sehari-hari, Path jadi semakin tertinggal.
ADVERTISEMENT
Meski beberapa pembaruan fitur dilakukan Path, termasuk membuat fitur Stories ala Instagram dan Snapchat bernama Coverstory, tapi tetap saja mereka tidak mampu menarik para penggunanya yang telah pergi.
Makin sepi pengguuna
Semakin sepi pengguna inilah yang diduga menjadi penyebab kuat tutupnya aplikasi Path. Apalagi, Path juga sulit mencari pemasukan dari aplikasinya karena hanya bisa mengandalkan iklan di beberapa tempat saja.
Meski membuka layanan berlangganan berbagai sticker premium dan sebagainya, tetap saja banyak pengguna yang tidak tertarik untuk berlangganan.
Akhirnya, Path pun mengibarkan bendera putih dan memilih untuk menghentikan layanannya pada Oktober mendatang.
"Dengan penuh penyesalan kami mengumumkan bahwa kami akan berhenti menyediakan layanan yang kami cintai, Path," tulis pihak Path, dalam publikasi di situs web resmi bertajuk 'The Last Goodbye'.
ADVERTISEMENT
Mendengar kabar ini, warganet ramai-ramai mengenang masa-masa ketika masih memakai aplikasi Path. Banyak yang mengucapkan terima kasih dan menunjukkan kesedihannya akibat Path ditutup.
Tapi jika melihat mereka saat ini sudah tidak menggunakan Path lagi, tampaknya mereka sudah ikhlas untuk kehilangan aplikasi tersebut.